Hasil penelitian yang didapatkan pada kategori banyaknya kemoterapi pada pasien kanker di RSU Kabupaten Tangerang adalah pada masa awal
kemoterapi, yakni siklus 1 1 - 5 kali dengan nilai presentase 45,3. Pada penelitian ini didapatkan bahwa pasien kanker dalam masa kemoterapi awal
akan mengalami gangguan mental emosional lebih tinggi dikarenakan belum ada pengalaman dan adanya rasa takut akibat efek-efek kemoterapi
yang akan ditimbulkan.
4. Gangguan Mental Emosional
Dalam penelitian yang melibatkan 660.452 responden ini, diketahui bahwa prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun
ke atas di Indonesia adalah 11,58. Angka ini sama dengan laporan Riskesdas 2013 yang menyatakan prevalensi gangguan mental emosional
11,6 karena menggunakan data yang sama. Artinya, satu dari sepuluh penduduk Indonesia mengalami gangguan mental emosional. Prevalensi
gangguan mental emosional di Indonesia tidak tidak jauh berbeda dengan Negara-negara lain di dunia. Di Amerika Serikat menunjukan prevalensi
gangguan mental lebih tinggi. Hasil penelitian Kessler et,. al. memperlihatkan bahwa prevalensi gangguan mental pada penduduk
Amerika usia 18 – 54 tahun 2001 – 2003 sekitar 30,5 dan angka tersebut
tidak mengalami perubahan dalam satu decade terakhir yakni 29,4 pada periode tahun 1990
– 1992.
Angka gangguan mental emosional sangat tinggi pada penderita kanker dalam masa kemoterapi, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pasien
kanker dalam masa kemotereapi yang mengalami gangguan mental
sebanyak 64,2. Dapat dikatakan bahwa dari sepuluh penderita penyakit kanker yang sedang menjalani kemoterapi, dua sampai lima penderita
mengalami gangguan mental emosional. Hasil penelitian in hampir sama dengan penelitian Serrano-Blanco et,.al. 2010 pada 3.815 pasien umur 18
tahun atau lebih yang berasal dari 77 Layanan Kesehatan Primer di Spanyol yang menemukan bahwa 45 responden pernah mengalami gangguan
mental emosional dan 30 mengalami gangguan mental emosional dalam satu tahun tereakhir. Tingginya kejadian gangguan mental emosional ini
berkaitan dengan kondisi penyakit kanker dan masa kemoterapi yang dialami oleh responden.
Kondisi ini mengkhawatirkan karena secara fisik maupun sosial responden yang mengalami gangguan mental emosional dapat memperparah
gangguan fisik yang dialaminya. Kondisi ini juga dapat mengganggu hubungan individu dengan lingkungannya yang berpotensi menjadikan
individu tersebut mengalami gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada
fungsi jiwa yaitu menimbulkan penderitaan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial Maramis, 2009.
Hasil penelitian juga mendapatkan pasien yang mengalami gangguan mental emosional ringan sebanyak 24,5 dan gangguan mental emosional
berat 35,8. Hal ini menunjukan bahwa pasien yang mengidap penyakit kanker dalam masa kemoterapi di RSU Tangerang terbukti berisiko besar
mengalami gangguan mental emosional akibat penyakit yang dideritanya serta terapi kemo yang dijalaninya. Oleh karena itu, individu tersebut