Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN

Tahapan pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Peneliti menyerahkan surat permohonan ijin penelitian kepada Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan RSU Kabupaten Tangerang. 3. Setelah surat permohonan ijin penelitian disetujui oleh Direktur RSU Kabupaten Tangerang, peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian ke Instalasi Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. 4. Setelah ijin penelitian disetujui oleh Kepala Instalasi Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang, peneliti diberikan surat pengantar penelitian oleh Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan dan Kepala Instalasi Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang untuk diajukan ke masing-masing Kepala Ruangan Rawat Inap Dewasa RSU Kabupaten Tangerang. 5. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria inklusi, peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden. Jika bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca lembar persetujuan kemudian menandatanganinya. 6. Peneliti memberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner dan responden diberikan kesempatan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan yang kurang jelas. 7. Peneliti memberikan kuesioner penelitian kepada responden dan mempersilahkan untuk menjawab sesuai petunjuk selama kurang lebih 30 menit. 8. Responden harus menjawab seluruh pertanyaan pada lembar kuesioner, setelah selesai lembar kuesioner dikembalikan kepada peneliti. 9. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah menggunakan SPSS 16.0 dan kemudian dianalisa oleh peneliti.

E. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah Saryono, 2011. Jenis instrument yang digunakan pada penilitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner dipilih dengan pertimbangan jumlah responden yang besar dan jenis penelitian berupa kuesioner untuk mengukur gambaran gangguan mental emosional pada penderita kanker di RSUD Tangerang . Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang jumlah dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan Widoyoko, 2012. Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti melakukan adopsi dari Sri Idaiani et al. 2009 dalam penelitian Departemen Kesehatan berupa kuesioner SRQ Self Reporting questionnaire yang berisi 20 pertanyaan dan sudah mendapatkan izin dari Riskesdas. Peneliti menambahkan data demografi yang berisi tentang inisial responden, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, alamat, penyakit yang diderita, dan lama penyakit. Sedangkan SRQ-20 adalah kuesioner yang dikembangkan oleh WHO untuk skrining gangguan psikiatri dan keperluan penelitian yang telah dilakukan di berbagai Negara. SRQ-20 memiliki jawaban “ya” atau “tidak” dengan maksud mempermudah responden untuk menjawabnya. Pengukuran Gangguan Mental Emosional sendiri menggunakan SRQ-20 terdiri dari pertanyaan – pertanyaan mengenai gejala yang lebih mengarah kepada gangguan neurosis. Gejala depresi terdapat pada butir nomor 6, 9, 10, 14, 15, 16, 17; gejala cemas pada butir nomor 3, 4, 5; gejala somatik pada butir nomor 1, 2, 7, 19; gajala kognitif pada butir nomor 8, 12, 13; gejala penurunan energy pada butir 8, 11, 12, 13, 18, 20. Ke 20 pertanyaan terseb ut mempunyai jawaban “ya” atau “tidak” dengan menggunakan sistem cut off point nilai batas pisah 6 yang kemudian digunakan pada Riskesdas 2007. Cut off point tersebut diartikan jika responden menjawab 6 jawaban “ya” dari pertanyaan yang diajukan maka responden tersebut diindikasikan mengalami gangguan mental emosional. Instrument SRQ-20 yang diadopsi telah dialihbahasakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan di dalam penelitian Sri Idaiani et al., 2009 yang berjudul “Analisis Gejala Gangguan Mental Emosional Penduduk Indonesia”. Dalam penelitian ini uji validitas didapatkan sesuai penelitian uji validitas yang telah dilakukan oleh Hartono, peneliti pada Badan Litbang Depkes tahun 1995. Pada