energy pada pasien gangguan mental emosional terbanyak kedua dengan presentase sebesar 94,2, lalu kelompok depresi dan kelompok kognitif dengan
nilai presentase 88,3, dan terakhir gejala somatik pada responden yakni sebesar 82,4.
57
BAB VI PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan pembahasan dari hasil penelitian yang telah diperoleh. Pembahasan dalam bab ini menguraikan pembahasan yang meliputi
interpretasi dari hasil penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan keterbatasan penelitian.
A. Karakteristik Umum
1. Usia
Menurut Depkes 2009, usia biologis adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis yang dimiliki seseorang.
a Masa dewasa awal = 26 – 35 tahun
b Masa dewasa akhir = 36 – 45 tahun
c Masa lansia awal = 46 – 55 tahun
Hasil statistik pada penelitian ini menunjukan bahwa pada usia 46 – 55
tahun lebih banyak yang menderita penyakit kanker dengan presentase 45,3 . Menurut Riskesdas 2007, prevalensi kanker berdasarkan kelompok
umur di Indonesia membuktikan bahwa angka kejadian kanker meningkat tajam mencapai 7 orang per 1000 penduduk setelah seseorang berusia 35
tahun ke atas. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa kejadian kanker berkolerasi dengan semakin tinggi usia seseorang.
Statistik yang lebih spesifik, memperhitungkan umur wanita menunjukan hal berbeda, wanita berpeluang terkena kanker 1 banding 36
risiko meningkat
secara eksponensial
setetelah usia
30 tahun
Djamilahnajmuddin, 2012. Berdasarkan penelitian sebelumnya juga dikatakan bahwa ada kecenderungan risiko kejadian kanker payudara
dengan semakin bertambahnya umur seseorang Nurthalia, 2011.
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil analisis data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas, 2007, telah ditemukan hubungan yang menyimpulkan bahwa penyakit
kanker lebih banyak menyerang kaum perempuan daripada laki-laki. Berdasarkan jenis kelamin, angka prevalensi kanker pada perempuan
sebesar 5,7 per 1000 penduduk, sedangkan prevalensi kanker pada laki-laki 2,9 per 1000 penduduk. Hal ini juga dibuktikan dengan data menurut Global
Burden Cancer GLOBOCAN, 2012, diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru setelah dikontrol
oleh umur tertinggi dengan persentase 43,3. Hasil statistik dalam penelitian ini menyatakan bahwa perempuan lebih
cenderung menderita penyakit kanker dengan persentase 85 dibandingkan dengan laki-laki 15. Hal ini disebabkan karena banyaknya perempuan
yang terkena kanker payudara dan kanker serviks, dibuktikan dari data Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI yang menyatakan bahwa
kanker payudara dan kanker serviks merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013.
3. Pendidikan
Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan bahwa penderita kanker banyak dialami pada tingkat pendidikan rendah, yaitu
tingkat pendidikan SD sebanyak 34. Menurut Riskesdas 2007,
prevalensi kanker tertinggi terjadi pada penduduk dengan tingkat pendidikan tamat perguruan tinggi sebesar 8,4 per 1000 penduduk disusul oleh
penduduk tidak bersekolah sebesar 6,6 per 1000 penduduk. Bila dikaitkan dengan faktor stress, maka dari data ini dapat disimpulkan bahwa orang-
orang yang tidak bersekolah menerima stress yang lebih tinggi, tetapi orang- orang yang berpendidikan tinggi pun mengalami stress yang tinggi
mungkin akibat tanggung jawab yang berhubungan dengan rumah tangga dan pekerjaan.
B. Analisis Univariat
1. Jenis Kanker
Dalam penelitian ini berdasarkan jenis kanker didapatkan kanker terbanyak di RSU Kabupaten Tangerang ialah kanker payudara sebanyak
73,6. Berdasarkan ESTIMASI Globocan, International Agency for Research on Cancer IARC tahun 2012, kanker payudara adalah kanker
dengan presentase kasus baru tertinggi 43,3 dan presentase kematian tertinggi 12,9 pada perempuan di dunia.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi kanker payudara di Indonesia mencapai 0,5 per 1000 perempuan, Kemenkes RI,
2015. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2010, kanker payudara adalah jenis kanker tertinggi pada pasien rawat jalan
maupun rawat inap mencapai 12.014 orang 28,7 Kemenkes RI, 2014.
2. Derajat Keganasan
Hasil analisis yang didapat berdasarkan derajat keganasan yang terjadi pada penderita kanker dalam masa kemoterapi di RSU Kabupaten
Tangerang pada penelitian ini adalah stadium III sebagai prevalensi tertinggi sebanyak 50,9, diikuti dengan stadium II sebanyak 34 dan
sisanya stadium I dan IV. Dapat dipahami kenapa stadium terbanyak pada penelitian ini adalah stadium III karena umumnya pasien kanker datang
terlambat dan telah mencoba untuk berobat dengan cara lain misalkan cara alternatif atau cara herbal.
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Uchitomi.Y 2008, yang mendapatkan stage terbanyak adalah stadium I sebesar 77,8 diikuti
stadium III sebesar 15,6. Tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Lutfah, 2009 yang mengatakan bahwa stadium tertinggi pada pasien kanker
payudara didapatkan pada stadium III dengan presentase 48,3.
3. Banyaknya Kemoterapi
Menurut penelitian Melia 2008, pemberian kemoterapi pada frekuensi tertentu sesuai dengan jenis obat kemoterapi dapat mengakibatkan
perubahan pada status fungsional responden akibat efek samping yang ditimbulkan. Efek kemoterapi yaitu supresi sumsum tulang, gejala
gastrointestinal seperti mual, muntah, kehilangan berat badan, perubahan rasa, konstipasi, diare dan gejala lainnya seperti alopesia, fatigue, perubahan
emosi dan perubahan pada sistem saraf, faktor-faktor inilah yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan mental emosional Naglah, 2010.