Gejala Gangguan Mental Emosional

makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta gagasan bunuh diri. b. Ansietas Kecemasan merupakan suatu kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya Stuart, 2007. Sumber lain mengatakan bahwa kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari Suliswati, 2005. Kecemasan ditandai dengan perasaan tegang, lesu, cepat merasa lelah, susah tidur, sukar berkonsentrasi, dan daya ingat yang mengalami penurunan. c. Penurunan Energi Penurunan energi ditandai dengan tidak bergairahnya seseorang dalam menjalani hidup, merasa mudah lelah, dan sulit untuk berfikir. d. Kognitif Istilah kognitif berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian atau mengerti. Kognitif adalah proses yang terjadi secara internaldi dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir Gagne dalam Jamaris, 2006. e. Somatik Gejala somatik ditandai dengan pasien merasa lemah, ketegangan otot, sensasi panas-dingin, keringet buntat, serta tangan bergemetar.

4. Faktor Pencetus Terjadinya Gangguan Mental Emosional

Pada Teori Stimulus Respon oleh Dollard dan Miller Supratik, 1993, disebutkan bahwa sebuah perilaku yang merupakan respon dari adanya suatu stimulus, muncul karena dipengaruhi oleh adanya dua faktor yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor Internal dalam hal ini bisa disebut juga dengan stimulus internal. Pada teori stimulus respon faktor internal atau stimulus internal ini bisa bersifat sebagai dorongan. Seperti kanker itu sendiri, badan yang semakin kurus dan lemas, serta adanya rasa nyeri akibat reaksi sel kanker yang mulai berkembang.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang muncul adalah adanya stimulus yang berasal dari luar diripenderita yang menyebabkan dirinya membentuk suatu respon. Seperti adanya penyampaian diagnosa dokter dan ada tidaknya dukungan bersifat sosial.

5. Pengukuran Gangguan Mental Emosional

Gangguan mental dapat diukur dengan menggunakan Self Reporting Quistionnaire SRQ yang terdiri dari 20 pertanyaan, sehingga dikenal sebagai SRQ-20 dan telah direkomendasikan oleh WHO. WHO, 1994. Kuesioner SRQ-20 biasa digunakan untuk skrining masalah kesehatan jiwa di masyarakat dan memiliki pilihan jawaban “ya” atau “tidak” dengan maksud mempermudah masyarakat untuk menjawabnya Riskesdas, 2013. Pengukuran gangguan mental emosional sendiri menggunakan SRQ- 20 terdiri dari pertanyaan-pertanyaan mengenai gejala yang lebih mengarah kepada gangguan neurosis. Gejala depresi terdapat pada butir nomor 6, 9, 10, 14, 15, 16, 17, gejala cemas pada butir nomor 3, 4, 5, gejala somatik pada butir nomor 1, 2, 7, 19, gejala kognitif pada butir nomor 8, 12, 13, serta gejala penurunan energi pada butir 8,11, 12, 13, 18, 20. Masing-masing dari 20 butir pertanyaan skor 0 atau 1. Skor 1 menyatakan bahwa gejala-gejala itu ada dalam sebulan terakhir, skor 0 menyatakan gejala tersebut tidak ada. Responden dinyatakan mengalami suatu gangguan psikiatri apabila total jawaban “ya” di atas nilai batas pisah yang ditetapkan. Di dalam Riskesdas ditetapkan cut off point sebagai nilai batas pisah, artinya responden yang menjawab “ya” lebih besar atau minimal 6 butir pertanyaan akan dianggap mengalami gangguan mental emosional atau distress yang memiliki potensi adanya gangguan jiwa apabila diperiksa lebih lanjut oleh psikiater Riskesdas, 2013.

6. Stress

a. Definisi Stres dan Jenis Stres

Menurut WHO 2003 stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice 1992 mendefinisikan stres dengan tiga pengertian yang berbeda, yaitu: 1 Stres mengarah pada tiap kejadian atau stimulus lingkungan yang menyebabkan seseorang merasa tertekan atau dibangkitkan. Dalam hal ini, stres berasal dari eksternal seorang individu. Kondisi yang dapat menimbulkan stres disebut stressor. 2 Stres mengarah pada respon subjektif. Dalam hal ini, stres merupakan bagian internal dari mental, termasuk di dalamnya adalah emosi, pertahanan diri, interpretasi dan proses coping yang terdapat dalam diri seseorang. 3 Stres mengarah pada physical reaction dalam mengatasi ataupun menghilangkan gangguan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa stres merupakan setiap tekanan atau ketegangan yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisikdan psikologis seseorang Marbun, 2011. Selye menggolongkan stres menjadi dua golongan berdasarkan atas persepsi individu terhadap stres yang dialami yaitu distress stres negatif dan eustress stres positif Rice, 1992. Eustress merupakan respon terhadap stress yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif bersifat membangun yang dapat menyebabkan tubuh mempunyai kemampuan untuk beradaptasi, dan meningkatkan produktivitas seseorang sedangkan distress merupakan hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif bersifat merusak yang dapat menyebabkan sesorang menjadi sakit Quick et al., 1990.

b. Definisi Stressor dan Jenis Stressor

Stressor adalah suatu kejadian, keadaan atau pun sebuah pikiran yang mengganggu keseimbanganpenyebab timbulnya stres. Stressor dapat berasal dari luar kerugian, kematian, jatuh sakit, dan sebagainya atau dari dalam individu itusendiri Maramis, 2006. Berdasarkan penyebabnya, stressor dibagi menjadi 3 kategori yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Stressor fisik adalah stressor yang berasal dari luar individu, seperti suara, polusi, radiasi, suhu udara, makanan, zat kimia, trauma,dan latihan fisik yang terpaksa. Sedangkan pada stressor psikologis, sumber stress berasal dari tekanan dari dalam diri individu yang bersifat negatif seperti frustasi, kecemasan anxiety, rasa bersalah, khawatir berlebihan, marah, benci, sedih, cemburu, rasa kasihan pada diri sendiri, serta rasa rendah diri. Stressor social adalah stressor yang bersifat traumatik yang tak dapat dihindari, seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, pensiun, perceraian, masalah keuangan, dan lain – lain. Nasution, 2007. Menurut Girdano 2005, terdapat tiga jenis sumber stres yaitu faktor psikososial, bioekologikal, dan personal: 1. Stres psikososial Psychosocial Stress Stres psikososial ialah stres yang disebabkan oleh tekanan dari segi hubungan dengan kondisi sosial di sekitar. Hal – hal yang dapat menimbulkan stres secara psikososial ialah perubahan dalam hidup misalnya berada dilingkungan baru, diskriminasi, terjerat kasus hukum, atau karena kondisi ekonomi.