Bentuk-Bentuk Tindak Kriminalitas Berita
kejahatan pada KUHP dan Undang-Undang Narkotika yang kemudian menjadi kategorisasi penelitian.
Bentuk-bentuk tindak kriminalitas tersebut, yaitu: a.
Pencurian Pencurian berasal dari kata curi. Curi dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia memiliki arti mengambil milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan sembunyi-sembunyi. Dalam
hukum kriminal, pencurian adalah pengambilan propeti milik orang lain secara tidak sah tanpa seizin pemilik.
58
Pencurian melanggar pasal 362 KUHP yang berbunyi:
“Barang siapa mengamil barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
denda paling banyak sembilan ratus rupiah.” b.
Tindak asusila dan kesopanan Tindak pidana kesusilaan ini paling sulit untuk dirumuskan
karena kesusilaan dan kesopanan merupakan hal yang relatif dan subjektif. Misalnya, laki-laki dan perempuan berciuman di tempat
umum adalah hal yang biasa di Amerika Serikat tetapi akan sangat berbeda apabila dilakukan di Indonesia. Walaupun demikian ada pula
bagian tindak pidana kesusilaan yang bersifat universal apabila tindakan tersebut berhubungan dengan nafsu seksual.
Menurut Prodjodikoro kesopanan pada umumnya mengenai adat kebiasan yang baik dalam hubungan berbagai anggota masyarakat
58
https:www.wikipedia.orgwikipencurian diakses pada 15 Agustus 2015 pukul 13.00
wib
sedangkan kesusilaan juga mengenai adat kebiasaan yang baik itu, tetapi khusus setidaknya mengenai kelamin seks seseorang.
59
Dalam Buku II KUHP tentang Kejahatan, titel XIV memuat dua macam tindak pidana yaitu tindak pidana melanggar kesusilaan
dan tindak pidana melanggar kesopanan yang bukan kesusilaan.
60
Kejahatan yang termasuk dalam tindak pidana yang melanggar kesusilaan termuat dalam pasal 281-299 dan yang termasuk dalam
tindak pidana yang melanggar kesopanan termuat dalam pasal 300- 303. Jenis-jenis tindak asusila dan kesopanan antara lain:
1 Perkosaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “perkosa, memerkosa” memiliki arti menundukan dengan kekerasan,
memaksa dengan kekerasan. Perkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual yang terjadi ketika seseorang atau
lebih memaksa orang lain untuk melakukan hubungan seksual secara paksa baik dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Unsur terpenting dari tindak pidana pemerkosaan adalah adanya ketidakinginan atau penolakan pada apapun bentuk-bentuk
perhatian yang bersifat seksual. Perkosaan tercantum dalam Pasal 289 KUHP yang berbunyi:
“Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan isterinya
bersetubuh dengan dia, dihukum karena memperkosa, dengan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun
“.
59
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, h. 111
60
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama, 2003, h. 111
2 Perzinahan
Perzinahan tidak sama halnya dengan perkosaan. Hal ini dikarenakan definisi perzinahan dalam KUHP adalah hubungan
seksual yang dilakukan oleh dua orang yang salah satu atau keduanya terikat perkawinan dan diadukan oleh istri atau suami
pelaku zina serta dilakukan atas dasar suka sama suka atau tidak adanya paksaan. Perzinahan diatur dalam KUHP pasal 284 dengan
hukuman paling lama sembilan bulan penjara. Agar dapat termasuk dalam pasal ini maka persetubuhan itu
harus dilakukan dengan atas dasar suka sama suka, tidak boleh adanya ancaman atau paksaan oleh salah satu pihak. Bukanlah
dikatakan zina apabila persetubuhan itu dilakukan dengan paksaan Pasal 285, persetubuhan dengan perempuan dalam keadaan
pingsan atau tidak berdaya Pasal 286, dan persetubuhan dengna perempuan yang belum cukup umur lima belas tahun Pasal 287.
61
Dalam hukum Islam, perzinahan dibagi menjadi dua macam, yaitu zinah muhshan, yaitu perzinahan yang dilakukan oleh orang
yang sudah mempunyai pasangan yang sah sudah menikah dan zinah ghayru muhshan, yaitu perzinahan yang dilakukan orang
yang belum pernah menikah. Berdasarkan hukum Islam, perzinaan termasuk salah satu dosa besar dan perbuatan yang dilaknat oleh
Allah. Sebagaimana terdapat dalam Al-quran:
61
http:www.kompasiana.comsagitapurnomopasal-284-jadi-celah-muda-mudi-untuk- berzina_551f640c813311612c9df318
diakses pada 19 Agustus 2015 pukul 10.00 wib
Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.
Q.S. Al-Isra 17:32 Hukumnya menurut agama Islam untuk para pezina adalah
sebagai berikut:
62
1
Jika pelakunya sudah menikah melakukannya secara sukarela tidak dipaksa atau tidak diperkosa, mereka dicambuk 100
kali, kemudian dirajam.
2
Jika pelakunya belum menikah, maka mereka didera dicambuk 100 kali. Kemudian diasingkan selama setahun
Namun dalam hukum di Indonesia yang dikategorikan sebagai perzinahan adalah aktivitas seksual yang dilakukan oleh wanita
dan laki-laki yang salah satu atau keduanya telah menikah sebagaimana tercantum dalam pasal 284 KUHP. Perzinahan
menurut hukum di Indonesia baru dianggap sebagai suatu tindak pidana dan dapat dijatuhkan hukuman ketika hal itu melanggar
kehormatan perkawinan. Dalam penelitian ini peneliti tidak hanya memasukan kategori
perzinahan yang dilakukan oleh wanita dan pria yang telah menikah sebagaimana tercantum dalam KUHP tetapi juga
memasukkan definisi perzinahan yang dilakukan oleh wanita
62
https:id.wikipedia.orgwikiZina diakses pada 28 Agustus 2015 pukul 15.58 wib
lajang dan pria lajang sebagaimana yang diatur dalam hukum Islam.
3 Perjudian
Perjudian adalah permainan dimana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu
pilihan saja yang benar dan menjadi pemenang.
63
Definisi dari permainan yang digolongkan sebagai judi diatur dalam tindak
pidana perjudian pada Pasal 303 Ayat 3 KUHP, yakni: “Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap
permainan, dimana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena
pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Disitu termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau
permainan-permainan lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga
segala pertaruhan lainnya.” Dari ketentuan KUHP tersebut dapat dilihat bahwa dalam
permainan judi, terdapat unsur keuntungan dan pertaruhan. Jadi permainan yang bisa dianggap judi adalah jika ada yang bertaruh
untuk mendapat suatu keuntungan. 4
Minuman Keras Menurut Pasal 1 Keppres No. 3 Tahun 1997 tentang
Pengawasan dan pengendalian Minuman Beralkohol yang dimaksud dengan minuman beralkohol adalah minuman yang
mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau
fermentasi tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan
63
https:id.wikipedia.orgwikiPerjudian diakses pada 20 Agustus 2015 pukul 14.00
terlebih dahulu atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan ethanol atau dengan cara
pengenceran minuman mengandung ethanol. Penyalahgunaan alkohol atau tindak pidana minuman keras
tercantum dalam beberapa pasal di KUHP. Diantaranya adalah pasal 300, pasal 492, pasal 536, pasal 538, pasal 539 KUHP. Pasal
300 KUHP berbunyi: 1
Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah:
a Barang siapa dengan sengaja menjual atau menyuruh
minum minuman yang memabukkan kepada seserang yang telah kelihatan mabuk
b Barang siapa dengan sengaja membuat mabuk seseorang
anak yang umurnya dibawah 18 tahun c
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan dengan sengaja memaksa orang akan minum-minuman
yang memabukkan 2
Kalau perbuatan itu menyebabkan luka-luka berat pada tubuh yang bersalah dicancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun 3
Jika perbuatan itu menyebabkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun
4 Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pencariannya, akan dicabut haknya untuk menjalankan pencarian itu.
c. Penganiayaan
KUHP tidak memberikan perumusan apa yang dinamakan penganiayaan. Namun menurut jurisprudensi pengadilan, maka yang
dinamakan penganiayaan adalah sengaja menyebabkan perasaan tidak enak penderitaan, menyebabkan rasa sakit, dan menyebabkan
luka-luka.
64
Menurut Poerwodarminto, penganiayaan adalah
perlakuan sewenang-wenang dalam rangka menyiksa atau menindas orang lain.
65
Dengan demikian, untuk menyebut seseoarang itu telah melakukan penganiayaan terhadap orang lain, maka orang tersebut
harus mempunyai opzet atau suatu kesengajaan untuk menimbulkan rasa sakit pada orang lain, menimbulkan luka pada tubuh orang lain,
dan merugikan kesehatan orang lain.
66
Tindak pidana penganiayaan atau mishandeling diatur dalam Bab XX Buku ke-II KUHP, yang
dalam bentuknya yang pokok diatur dalam Pasal 351 ayat 1 sampai dengan ayat 5 KUHP.
67
64
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar Lengkapnya Pasal Demi Pasal, Bogor,: Politeia, 1991, h 120.
65
Kamus Umum Bahasa Indonesia, h. 48
66
P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Nyawa, Tubuh, dan Kesehatan, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010, h. 132
67
P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Nyawa, Tubuh, dan Kesehatan, h. 131.
d. Pembunuhan
Pembunuhan adalah perbuatan yang menghilangkan nyawa orang lain. Untuk mengilangkan nyawa orang lain itu seorang pelaku
harus melakukan sesuatu atau suatu rangkaian tindakan yang berakibat dengan meninggalnya orang lain dengan catatan bahwa
opzet dari pelakunya itu harus ditujukan pada akibat berupa meninggalnya orang lain tersebut.
68
Tindak kiminal pembunuhan tercantum dalam Buku II Bab XIX Kejahatan Terhadap Nyawa, yang terdiri atas 13 pasal, yakni
Pasal 338-Pasal 350. Pasal 338 KUHP berbunyi: “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa
orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.”
Perbuatan menghilangkan nyawa orang lain dapat berwujud
macam-macam, yaitu dapat berupa menembak dengan senjata api, menikam dengan pisau, memukul dengan sepotong besi, mencekik
leher dengan tangan, memberikan racun dalalm makanan, pengguguran kehamilan atau aborsi dan sebagainya. Namun
pembunuhan ini harus ditambah dengan unsur kesengajaan.
69
e. Perampokan
Perampokan, adalah suatu tindakan kriminal dimana sang pelaku perampokan disebut perampok mengambil kepemilikan
seseorangsesuatu melalui tindakan kasar dan intimidasi. Karena
68
P.A.F lamintang dan Theo Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan terhadap Nyawa, Tubuh, dan Kesehatan, h. 1
69
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama, 2003, h. 68
sering melibatkan kekasaran, perampokan dapat menyebabkan jatuhnya korban.
70
Perampokan tidak jauh berbeda dengan pencurian. Namun yang membedakannya ialah perampokan saat
sedang terjadi diketahui oleh si korban dan menggunakan tindakan fisik serta kekerasan kepada si korban sedangkan pencurian biasanya
tidak diketahui oleh korban. Perampokan menggunakan tindakan fisik serta kekerasan
kepada si korban dan menggunakan tindakan fisik serta kekerasan kepada si korban Perampokan berada pada Pasal 365 KUHP yang
berbunyi: “Diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun, pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap
orang, dengan
maksud untuk
mempersiapkan atau
mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta
lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yan g dicuri.”
f. Penipuan
Pengertian dari Penipuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dari kata dasar penipuan yaitu tipu adalah perbuatan atau
perkataan yang tidak jujur bohong, palsu, dan sebagainya dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali, atau mencari untung.
71
Menurut Prodjodikoro penipuan oplichting adalah membujuk orang lain dengan tipu muslihat untuk memberikan sesuatu.
72
70
https:id.wikipedia.orgwikiperampokan diakses pada 24 Agustus 2015 pukul 13.00 wib
71
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, h. 952.
72
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama, 2003, h. 14
Penipuan merupakan sebuah kebohongan yang dibuat untuk keuntungan pribadi tetapi merugikan orang lain.
Penipuan dalam Buku II KUHP terbagi menjadi dua macam, yaitu oplichting yang berarti penipuan dalam arti sempit yang
termuat dalam pasal 378 KUHP dan “Bedrog” yang berarti penipuan
dalam arti luas. Kejahatan penipuan dalam arti sempit diatur dalam Pasal 378 KUHP yang berbunyi:
“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan
memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakan
orang lain untuk menyerahkan barang atau sesuatu kepadanya, atau memberikan hutang atau menghapus
piutang, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
“ Di samping pasal 378 mengenai oplichting penipuan dalam
arti sempit, penipuan dalam arti luas memuat tidak kurang dari 17 pasal pasal-pasal 379a-393bis yang merumuskan tindak-tindak
pidana lain yang semuanya bersifat menipu.
73
Contohnya adalah penipuan dalam jual beli pasal 379a, pasal 383, dan pasal 386,
memalsukan nama penulis buku pasal 380, penipuan dalam hal asuransi pasal 381 dan pasal 382, penipuan oleh pemborong
bangunan pasal 387 ayat 1, dan penipuan oleh seorang pengacara pasal 393bis.
g. Narkoba
Narkoba adalah singaktan dari narkotika dan obatbahan berbahaya. Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan
73
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Bandung: PT. Refika Aditama, 2003, h. 41
khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif.
74
Narkoba maupun Napza merupakan bahanzat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaanpsikologi seseorang pikiran,
perasaan dan perilaku serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Narkoba dibagi menjadi dua golongan besar,
yaitu narkotika dan psikotropika. Penjelasan mengenai jenis-jenis
narkoba adalah sebagai berikut:
1 Narkotika
Narkotika adalah zat ataupun obat yang berasal dari sejenis tanaman atau bukan tanaman, baik berbentuk semi
sintesis maupun sintesis. Menurut Undang Undang No. 35 tahun
2009, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
75
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
76
a Narkotika golongan I
adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini
74
https:id.wikipedia.orgwikiNarkoba diakses pada 24 Agustus 2015 pukul 15.06 wib
75
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, Undang-Undang Psikotropika, Narkotika dan Zat adiktif Lainnya, Bandung: Anggota IKAPI, 2011, h. 52
76
http:belajarpsikologi.compengertian-narkoba diakses pada 25 Agustus 2015 pukul
13.00 wib
digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
b Narkotika golongan II
adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol. c
Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki
daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.
2 Psikotropika
Menurut Undang-Undang
No. 5
Tahun 1997,
psikotopika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
77
Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah:
78
a Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang
sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP,
dan ekstasi. b
Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh: amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
77
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, Undang-Undang Psikotropika, Narkotika dan Zat adiktif Lainnya, Bandung: Anggota IKAPI, 2011, h. 2
78
http:belajarpsikologi.compengertian-narkoba diakses pada 25 Agustus 2015 pukul
13.10 wib
c Psikotropika golongan III
adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh:
lumibal, buprenorsina,
dan fleenitrazepam.
d Psikotropika golongan IV
adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam BK, mogadon, dumolid dan diazepam.
h. Kecelakaan Lalu Lintas
Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya merupakan produk hukum yang menjadi
acuan utama yang mengatur aspek-aspek mengenai lalu lintas dan angkutan jalan di Indonesia. Menurut Undang-Undang tersebut
tercantum dalam Pasal 1 menyebutkan Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia danatau kerugian harta benda.
79
Karakteristik kecelakaan lalu lintas dapat dibagi kedalam 3 tiga golongan sebagaimana diatur dalam Pasal 229 Undang-
Undang No. 22 Tahun 2009, yaitu: 1
Kecelakaan lalin ringan, yakni merupakan kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan kendaraan danatau barang.
79
Pasal 1 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya
2 Kecelakaan lalin sedang, yakni kecelakaan yang mengakibatkan
luka ringan dan kerusakan kendaraan danatau barang. Luka ringan dimaksud adalah luka yang mengakibatkan korban
menderita sakit yang tidak memerlukan perawatan inap dirumah sakit atau selain yang diklasifikasikan dalam luka berat.
3 Kecelakaan lalin berat, yakni kecelakaan yang mengakibatkan
korban meninggal danatau luka berat. Luka berat dimaksud adalah yang mengakibatkan korban :
a Jatuh sakit dan tidak ada harapan sembuh sama sekali atau
menimbulkan bahaya maut. b
Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan.
c Kehilangan salah satu panca indera.
d Menderita cacat berat atau lumpuh.
e Terganggu daya pikir selama 4 empat minggu lebih.
f Gugur atau matinya kandungan seseorang.
g Luka yang membutuhkan perawatan rumah sakit lebih dari
tiga puluh hari. Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa pada lalu
lintas jalan yang tidak diduga dan tidak diinginkan yang sulit diprediksi kapan dan dimana terjadinya, sedikitnya melibatkan satu
kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, kematian danatau
kerugian harta benda pada pemiliknya korban.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas yakni:
80
1 Kelalaian pengguna jalan, misalnya: menggunakan handphone
ketika mengemudi, kondisi tubuh letih dan mengantuk, mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk,kurangnya
pemahaman terhadap rambu-rambu lalu lintas dsb. 2
Ketidaklayakkan kendaraan, misalnya: kendaraan dengan modifikasi yang tidak standard, rem blong,kondisi ban yang
sudah tidak layak pakai,batas muatan yang melebihi batas angkut kendaraan dsb.
3 Ketidaklayakkan jalan danatau lingkungan, misalnya: kondisi
jalan yang berlubang, kurangnya pemasangan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan dsb.
Dalam penetlitian ini kecelakaan lalu lintas yang dikategorikan sebagai tindak kriminalitas adalah kecelakaan lalu
lintas yang dikategorikan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2009 karena kelalaian atau kesengajaan. Ketentuan pidana yang
mengatur hukuman bagi pelaku pelanggar lalu lintas diatur dalam Pasal 310 Undang-Undang No. 20 Tahun yang berbunyi:
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor
yang karena
kelalaiannya mengakibatkan
kecelakaan lalin dengan : 1.
Kerusakan kendaraan danatau barang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam bulan danatau
denda paling banyak Rp.1.000.000,00- satu juta rupiah. 2.
Korban luka ringan dan kerusakan kendaraan danatau barang, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
80
https:teckywaskito.wordpress.com20110301jenis-dan-ketentuan-pidana-kecelakaan- lalin-menurut-uu-222009-kuhp
diakses pada 28 Agustus 2015 pukul 15:27 wib
satu tahun
danatau denda
paling banyak
Rp.2.000.000,00- dua juta rupiah. 3.
Korban luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak
Rp.10.000.000,00- sepuluh juta rupiah, dalam hal kecelakaan tersebut mengakibatkan orang lain meninggal
dunia dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam
tahun danatau
denda paling
banyak Rp.12.000.000,00- dua b
elas juta rupiah.”
54