Publisitas Karakteristik Surat Kabar

e. Terdokumentasi

Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan. Tetapi ada juga pakar pers yang menambahkannya dengan satu ciri yang lain yakni objektivitas. Rachmadi, 1990;4-6. f. Objektivitas Objektivitas merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. 26 surat kabar yang baik harus dapat menyajikan hal-hal yang faktual apa adanya, sehingga kebenaran isi berita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya Rachmadi, 1990: 5.

D. Konseptualisasi Yellow Newspaper

Yellow newspaper atau dalam Bahasa Indonesia adalah koran kuning, merupakan salah satu produk jurnalistik yang menyiarkan berita dan informasi. Sama fungsinya dengan media massa lainnya, koran kuning juga berfungsi untuk melakukan fungsi komunikasi massa. Namun, koran kuning memiliki ciri khas atau karakteristik khusus yang membedakan ia dengan media massa lainnya. Koran kuning merupakan wujud dari poular newspaper atau dalam Bahasa Indonesia adalah koran populer. Rosihan Anwar membedakan antara quality newspaper dengan popular newspaper. 27 Quality newspaper merupakan surat kabar yang mengedepankan kualitas isi berita dan umumnya 26 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Bandung: Simbioasa Rekatama Media, 2006, hlm. 38 27 Rosihan Anwar, Pos Kota 30 Tahun Melayani Pembaca, Jakarta: Litbang Group Pos Kota, 2000, h 21 dikonsumsi oleh kelas menengah atas, sedangkan popular newspaper merupakan surat kabar yang mengangkat isu-isu rakyat biasa dan umumnya masyarakat mengah kebawah yang menjadi konsumen utamanya. Setting sosial dari kehadiran jurnalisme kuning adalah depresi ekonomi yang melanda Amerika Serikat pada tahun 1883 hingga akhir abad ke-19. 28 Pada tahun 1883, imigran dari Hungaria bernama Joseph Pulitzer membeli surat kabar yang bermasalah, New York World. 29 Joseph Pulitzer membuat satu kebijakan untuk perusahaan media nya untuk tetap bertahan dalam ketatnya persaingan surat kabar di Amerika. Strategi yang ditempuh Pulitzer adalah menyiarkan berita yang sensasional yang sering kali tidak mengindahkan kaidah jurnalistik dan kode etik jurnalistik. Khalayak bagi “jurnalisme baru”-nya adalah orang-orang biasa dan dia berhasil menjangkau pembaca dengan peliputan berita yang ringan dan sensasional, penggunaan banyak ilustrasi, dan pembangunan sirkulasi dan promosi yang tangkas contohnya penerbangan balon keliling dunia. 30 Kesuksesan Joseph Pulitzer dalam mengembangkan New York World kemudian diikuti oleh Randolph Hearts dengan media miliknya Morning Journal. Hearts mengikuti jejak Pulitzer dalam penggunaan karakteristik jurnalistik yang digunakan dalam surat kabar-nya. Persaingan antara Morning 28 https:bincangmedia.wordpress.com20100608telaah-historis-asal-mula-istilah-koran- kuning diakses pada Rabu, 18 Maret 2015, pukul 7:08 wib. 29 Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya, Jakarta: Erlangga, 2012, h 137. 30 Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya, h. 137