Agenda Media LANDASAN TEORI

terlalu sukses dalam menyuruh apa yang dipikirkan seseorang, tetapi mereka biasanya sukses menyuruh orang mengenai apa yang seharusnya mereka pikirkan. 6 Kurt Lang dan Gladys Engel Lang 1959 dalam Severin dan Tankard juga menghasilkan pernyataan awal tentang gagasan penentuan agenda: “Media massa memaksakan perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang figur-figur politik. Media massa secara konstan menunjukan apa yang hendaknya dipertimbangkan, diketahui dan dirasakan individu-individu dalam masyarakat.” 7 Werner J Severin James W. Tankard dalam buku Communication Theories, Origins, Methods, Uses in the Mass Media 2005 dalam Rachmat Kriyantono 2014 menyampaikan indikator-indikator Agenda Media, yaitu: a. Visibialitas visibility, yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya berita. b. Tingkat menonjolnya bagi khalayak audience salience, yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak. c. Valensi valence, yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu masyarakat. Agenda media merupakan hasil proses pemilahan tentang berita mana yang akan dimuat serta ditonjolkan melalui halaman pertama suatu surat kabar. Surat kabar yang memberitakan suatu isu dalam jumlah besar, dengan halaman panjang, dan ditempatkan pada tempat yang mencolok mencerminkan agenda yang dibawa oleh media kepada publik. 6 Baran dan Davis 2010 dalam Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h. 21. 7 Werner J Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, Jakarta: Kencana, 2009, h. 264. Konsep agenda media relatif sederhana, tidak kompleks, tidak memiliki dimensi, sehingga dari konsep dapat diturunkan ke dalam indikator yang dapat diukur yaitu: 8 1. Isu yang diberitakan media. Dengan melihat isu mana yang paling banyak diberitakan oleh media, maka isu tersebutlah yang ingin disorot oleh media. 2. Panjang berita dalam surat kabar. Dengan mengukur panjang berita dalam halaman surat kabar. 3. Penempatan isu tersebut dalam halaman-halaman surat kabar. Dengan tiga indikator di atas, agenda media yang dimaksud adalah isu-isu yang mendapat perhatian media dengan frekuensi pemunculan isu yang sering, pemberian kolom yang panjang, dan penempatan isu di halaman depan sehingga mudah diakses oleh khalayaknya. Indikator-indikator agenda media kemudian diukur melalui analisis isi kuantitatif. Analisis isi tersebut bertujuan untuk menentukan ranking berita berdasarkan panjangnya waktu dan ruang, penonjolan tema berita ukuran headline, penempatannya, frekuensinya, konflik cara penyajiannya. 9

B. Analisis Isi

1. Definisi Analisis Isi

Analisis isi merupakan teknik penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan dari suatu media yang 8 Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu- Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 197. 9 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jskarta: PT Kencana Prenada Group, h. dilakukan secara sistematik. Krippendorf mengemukakan kajian isi adalah teknik penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang dapat ditiru dan sahih atas dasar konteksnya, sedangkan R. Holsti mendefinisikan bahwa kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis. 10 Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak manifest, dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi. 11 Definisi lain dikemukakan oleh Budd 1967 dalam Rachmat mengemukakan bahwa analisis isi adalah sebuah teknik sistematis untuk menganalisis pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. 12 Sedangkan Kerlinger 1986 memiliki ciri yang agak khas yaitu analisis komunikasi secara sistematis, objektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur variabel. 13 Neuendorf 2002 dalam Eriyanto mengatakan bahwa analisis isi adalah sebuah peringkasan summarizing, kuantifikasi dari pesan yang didasarkan pada metode ilmiah diantaranya objektif-intersubjektif, reliabel, valid, dapat digeneralisasikan dapat direplikasi, dan pengujian 10 Soejono Abdurrahman, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999, h. 13. 11 Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu- Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 15. 12 Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Perdana Media Group, 2007, h. 228 13 Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: ANDI, 2004 h. 164 hipotesis dan tidak dibatasi untuk jenis variabel tertentu atau konteks dimana pesan dibentuk dan ditampilkan. 14 Ciri khas dari analisis isi kuantitatif adalah ia hanya dapat dipakai untuk meneliti pesan yang tampak. 15 Isi yang tampak manifest adalah bagian dari isi yang akan diteliti yang terlihat secara nyata, dapat ditemui langsung di dalam teks, dan tidak dibutuhkan penafsiran untuk menemukannya. Isi yang tampak ini dapat berupa teks, gambar, pesan, warna, panjang kolong suatu berita, dan simbol. Objektif berarti bahwa kategori yang digunakan dalam analisis tersebut harusnya diberi batasan yang jelas dan tepat sehingga tidak memasukan subjektifitas bias dari peneliti. Ada dua aspek penting dari objektifitas, yakni validitas dan reliabilitas. 16 Validitas mengandung arti apakah analisis isi mengukur apa yang benar-benar ingin diukur. Sedangkan reliabilitas merupakan apakah analisis isi akan menghasilkan temuan yang sama walaupun dilakukan dengan orang yang berbeda. Replikabel berarti penelitian dengan temuan tertentu dapat diulang dengan menghasilkan temuan yang sama juga. Menurut Neuendorf 2002 dalam Eriyanto mengatakan temuan yang sama ini berlaku untuk peneliti yang berbeda, waktu yang berbeda, dan konteks yang berbeda. 17 Prosedur dan teknik dapat ditiru dan akan menghasilkan temuan yang sama kapanpun dan di mana pun dilakukan. Kategori yang sama bila 14 Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodelogi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 16.