49
3. Tata Nilai
Tata nilai mencerminkan kearifan lokal yang diwujudkan dalam bentuk pengakuan dan apresiasi atas pengembangan tata nilai budaya Jawa
yang menjunjung tinggi azas kepribadian.
Indikator tata nilai:
a. Seluruh komponen sekolah mampu mengaplikasikan sistem tata nilai
yang berimplikasi pada aspek kejujuran, kebersamaan, etos kerja, dan
kedisiplinan.
b. Seluruh komponen sekolah mampu menjadi wahana pendukung dengan
mengedepankan aspek persaudaraan dalam rangkan saling memberikan pendapat, saran, kritik, maupun supervise dalam koridor ”saling
menasehati dalam kebenaran dan kesabaran”.
c. Seluruh komponen sekolah mampu bekerja sama dalam sebuah
teamwork dalam mencapai tujuan bersama.
Realisasi pelaksanaan pembelajaran berkearifan lokal tersebut dilaksanakan
melalui penilaian
sikap yang
implementasinya includeterintegrasi dalam setiap mapel.
2.7.2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri sesuai dengan kurikulum SMP Negeri 17Semarang
20142015:16-17 adalah
kegiatan yang
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
50
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
a. Kegiatan Pelayanan Konseling
Melayani : 1
Masalah kesulitan belajar siswa 2
Pengembangan karir siswa 3
Pemilihan jenjang pendidikan yang lebih tinggi 4
Masalah dalam kehidupan sosial siswa b.
Pembinaan Karakter Bertujuan untuk:
1 Melatih siswa untuk melaksanakan nilai-nilai budaya yang berkearifan
Lokal 2
Melatih siswa untuk menjaga, memelihara dan melestarikan nilai-nilai budaya yang bermuatan kearifan lokal dalam upaya membentuk dan
membangun karakter siswa 3
Membentuk budi pekerti siswa yang sesuai dan selaras dengan tujuan pendidikan nasional yang mengacu pada nilai-nilai kearifan lokal
c. Kepramukaan
Bertujuan untuk: 1
Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi 2
Melatih siswa untuk terampil dan mandiri 3
Melatih siswa untuk mempertahankan hidup 4
Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
51
5 Memiliki sikap kerjasama kelompok
6 Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat
2.7.3. Penilaian
Penilaian dilihat sesuai Kurikulum SMP Negeri 17 Semarang Tahun Pelajaran 20142015 halaman 20-21dengan hasil pengamatan, catatan
anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, guru dapat memberikan kesimpulanpertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan kualitatif
sebagai berikut ini: 1.
BT:Belum Terlihat apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
2. MT:Mulai Terlihat apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.
3. MB:Mulai Berkembang apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten.
4. MK:Membudaya apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.
52
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode penelitian kualitatif digunakan agar
peneliti mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai hal-hal pokok yang berkaitan dengan pokok yang akan dibahas dalam penelitian
yaitu mengenai sumbangan kearifan lokal Jawa dalam membentuk karakter dan perilaku siswa di SMP Negeri 17 Semarang. Oleh sebab itu, dalam
penelitian kualitatif ini diharapkan peneliti dapat menggambarkan atau memaparkan apa adanya hasil penelitian serta juga diharapkan dapat
mendeskripsikan apa yang ada dilapangan tanpa ada rekasa ataupun manipulasi.
Menurut Lodico 2006 dalam Emzir 2011:2 penelitian kualitiatif, yang disebut penelitian interpretif atau penelitian lapangan yaitu suatu
metode yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan antropologi dan diadaptasi ke dalam setting pendidikan. Artinya penelitian ini ditujukan
untuk mendeskripsikan situasi sosial yang berkenaan dengan sumbangan kearifan lokal Jawa dalam setting pendidikan di SMP Negeri 17 Semarang,
karena penerapan kearifan lokal Jawa berkaitan erat antara hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungannya.
Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus karena peneliti melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai fenomena sosial harus