Pembentukan Perilaku Teori Perilaku

43 oleh afektor. Perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk, dapat dikendalikan, karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagi hasil proses belajar.

2.6.4. Pembentukan Perilaku

Perilaku manusia sebagian besar merupakan perilaku yang terbentuk. Seperti yang dikemukakan Walgito 2010:14-15 dalam bukunya yang berjudul Pengantar Psikologi Umum cara pembentukan perilaku manusia sesuai dengan yang diharapkan sebagai berikut: a. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan Salah satu cara pembentukan perilaku dspat ditempuh dengan kondisioning atau kebaisaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan,sehingga akan terbentuk perilaku tersebut. Cara ini berdasarkan atas teori belajar kondisioning oleh Pavlov, Thorndike dan skinner. b. Pembentukan perilaku dengan pengertian insight Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau insight. Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif yang dikemukakan oleh Kohler yaitu dengan belajar disertai oleh adanya pengertian. c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model Cara ini didarakan pada teori belajar sosial social learning theory atau observational Learning theory yang dikemukakan oleh Bandura 1977. Contohnya kalau berbicara orang tau sebagai contoh anak-anaknya, 44 pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, maka hal ini dapat menunjukkan pembentukan perilaku dengan menggunakan model.

2.6.5. Teori Perilaku

Menurut Walgito 2010:15-17 dalam bukunya yang berjudul Pengantar Psikologi Umummengemukakan beberapa teori perilaku sebagai berikut: a. Teori Insting Teori ini dikemukakan oleh McDougall sebagai pelopor dari psikologi sosial. Menurut McDougall perilaku itu disebabkan oleh insting. Insting merupakan perilaku yang innate, perilaku yang bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karenja pengalaman. b. Teori Dorongan drive theory Teori yang dikemukakan oleh Hull ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme iti mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan- kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Bila organisme itu mempunyai kebutuhan, dna organisme ingin memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri organisme itu. Bila organisme berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan tersebut. c. Teori Insentif Incentive theory Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan karena adanya insentif. Insentif atau yang disebut juga 45 dengan reinforcement akan mendorong organisme berbuat atau berperilaku. Reinforcement yang positif adalah yang berkaitan dengan hadiah, sedangkan reinforcement yang negatif berkaitan dengan hukuman. Reinforcement yang positif akan mendorong organisme dalam berbuat, sedangkan reinforcement yang negatif akan dapat menghambat organisme berperilaku. d. Teori Atribusi Teori yang dikemukakan oleh Fritz Heider ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang. Pada dasarnya manusia itu dapat atribusi internal motif, sikap, tetapi juga dapat atribusi ekternal sosial. e. Teori Kognitif Apabila seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka pada umumnya yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan. Kemampuan memilih ini berarti faktor berpikir menentukan pilihannya. Dengan kemampuan berpikir seseorang akan dapat melihat apa yang terjadi sebagai bahan pertimbangannya disamping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat melihat ke depan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak. 46

2.6.6. Nilai, Norma, dan Sikap