54
menerapkan kearifan lokal Jawa. Oleh karena itu, penelitian ini hanya akan memfokuskan pembahasan permasalahan pada bagaimana konsep kearifan
lokal Jawa tersebut diterapkan di SMP Negeri 17 Semarang. Dengan demikian subjek dan instrumen penelitian yang digunakan bertujuan untuk
menggali data dan informasi yang dibutuhkan. 3.3.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data Sugiyono, 2013:224. Dalam penelitian ini, data-data yang dikumpulkan berupa materi-materi, fenomena, maupun petunjuk-petunjuk
yang ditemukan dan dikumpulkan oleh peneliti selama berada dilapangan yang dapat berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan dan
ditemukan dilapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah:
3.3.1. Observasi Partisipatif atau Participant Observation
Dengan teknik observasi partisipan diharapkan dapat dijaring keterangan-keterangan empiris yang detail dan aktual dari unit analisis
penelitian, artinya dalam penelitian ini lebih ditekankan pada observasi dan keterlibatan langsung sehingga mendapatkan informasi yang akurat
mengenai sumbangan kearifan lokal Jawa dalam mengubah karakter dan perilaku siswa di SMP Negeri 17 Semarang.
Peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Susan Stainback
55
1988 dalam Sugiyono 2013:227 menyatakan dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan
apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Dengan demikian maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan
sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Data hasil observasi siswa dilakukan ketika pembelajaran berlangsung
dan ketika jam istirahat dengan menggunakan lembar obervasi siswa dan tentang kinerja guru sejauh mana memberikan pengarahan dan melakukan
pembiasaan kepada siswa dalam penerapan kearifan lokal Jawa dengan menggunakan lembar observasi guru
3.3.2. Wawancara atau interview
Esterberg 2002 sebagaimana dikutip Sugiyono 2013:231 dalam menyatakan wawancara merupakan pertemuan antar dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Sutrisno 1986 sebagaimana dikutip dalam Sugiyono 2013:138 mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan metode interview dan juga kuisioner angket adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subyek responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri. 2.
Bahwa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepada adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
56
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur. Wawancara diajukan untuk kepala sekolah dan guru dengan
menggunakan pedoman berupa garis besar permasalahan mengenai sumbangan kearifan lokal Jawa dalam mengubah karakter dan perilaku
siswa yang diterapkan di sekolah untuk memperoleh kebenaran dan mendalami informasi, artinya wawancara ini digunakan untuk memperkuat
data hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji.
3.3.3. Studi Dokumentasi