41
Sebuah model pembelajaran holistis hanya dapat dilaksanakan dengan baik apabila pembelajaran yang dilakukan alami, natural, dekat dengan diri
para siswa, dan guru yang melaksanakannya memiliki pemahaman konsep pembelajaran terpadu dengan baik. Selain itu juga diperlukan kreativitas dan
sumber bahan yang kaya serta pengalaman guru dalam membuat model- model yang tematis juga sangat menentukan keberhasilan proses
pembelajaran.
2.6. Perilaku
2.6.1. Definisi Perilaku
Skinner 1983 merumuskan perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Perilaku manusia iu
tidak timbul dengan sendirinya. Tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus satau rangsang yang mengenai individu itu.Perilaku manusia itu merupakan
jawaban atau respon terhadap stimulus yang mengenainya Walgito, 2010:11. Menurut Woodworth dan Schlosberg 1971 sebagaimana dikutip
dalam Walgito 2010:11 menyatakan bahwa apa yang ada dalam diri organism itu yang berperan memberikan respons adalah apa yang telah ada
dalam diri organism, atau apa yang telah pernah dipelajari oleh organism yang bersangkutan.
Bagan 6. Proses Perilaku Manusia
42
2.6.2. Faktor Perilaku
Motif danatau merupakan faktor pendorong dari perilaku manusia. Motif dasar manusia kebutuhan akan keyakinan diri yang dapat
diekspresikan melalui
dua bentuk
perilaku, yaitu
kebutuhan mempertahankan
diri maintenance
dan mengembangkan
diri enchancement. Kebutuhan mempertahankan diri bukan tertuju agar
manusia tetap hidup, namun juga bermaksud untuk mengubah diri dan lingkungannya agar pengembangan dirinya menjadi lebih baik diwaktu-
waktu yang akan datang. Perilaku manusia disesuaikan dengan kehidupan bermasyarakat, maka manusia ingin mengatur dan mengikuti peraturan yang
berlaku didalam kehidupan bermasyarakat. Dalam dunia pedidikan berkembang norma-norma baru dan norma itu
segera diberlakukan dimasyarakat agar sesuai dengan harapan-harapan pihak lain, dan yang diterima oleh dirinya, sekarang maupun yang akan
datang Sunarto, 2013:64-65.
2.6.3. Jenis Perilaku
Menurut Walgito 2010:12-13 dalam bukunya yang berjudul Pengantar Psikologi Umumperilaku dibedakan menjadi antara perilaku yang
refleksif dan perilaku yang non refleksif. a.
Perilaku reaksi refleksif adalah perilaku yang terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima oleh individu tidak sampai ke
pusat syaraf atau otak sebagai pusat kesadaran, sebagai pusat pengendali perilaku manusia. Perilaku reaksi pada dasarnya tidak dapat
dikendalikan karena bukan perilaku yang terbentuk.
b. Perilaku non refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh
pusat kesadaran atau otak. Stimulus setelah diterima kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, kemudian terjadi respon
43
oleh afektor. Perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk, dapat dikendalikan, karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagi hasil
proses belajar.
2.6.4. Pembentukan Perilaku