55
Gambar 4.1 Persentase Perbandingan Rasio NPF BMI dengan BSM
Sumber : Data diolah Posisi NPF yang dipersyaratkan Bank Indonesia yaitu di bawah 5.
NPF berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan. Semakin tinggi NPF maka semakin menurun kinerja perbankan. Hal ini sejalan dengan dimana
adanya pembiayaan bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh
pendapatan dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan berpengaruh buruk pada rentabilitas bank.
Berdasarkan gambar didapatkan nilai rata-rata NPF BMI periode 2010 – 2014 sebesar 2,55 dan NPF BSM sebesar 1,99. Dari data tersebut
menunjukkan bahwa NPF BMI dan NPF BSM dikatakan baik karena berada di bawah standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 5. Dari data
tersebut juga menunjukkan bahwa NPF BSM lebih baik dibandingkan dengan NPF BMI karena posisi NPF BSM lebih kecil dibandingkan dengan
NPF BMI.
3.51 1.78
1.81 0.78
4.76 2.52
1.29 0.95
1.14 2.29
4.29 1.99
1 2
3 4
5
2010 2011
2012 2013
2014 Rata-rata
Rasio NPF BMI Rasio NPF BSM
56
b. Financing to Debt Ratio
Rasio ini mengukur perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR menggambarkan
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut. Menurut Peraturan Bank
Indonesia Nomor 1515PBI2013 rasio likuiditas memiliki nilai maksimal yaitu 110
Rasio ini diukur dengan membagi jumlah pembiayaan yang diberikan dengan jumlah dana pihak ketiga. Berdasarkan rumus tersebut hasil yang
diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.3 Perhitungan Rasio FDR Bank Muamalat Indonesia dalam Jutaan Rupiah
Tahun Jumlah Pemb.
Yang diberikan Rp Total Dana
Pihak Ketiga Rp FDR
2010 16.462.194
18.629.187 88.36
2011 21.651.586
18.174.341 83.94
2012 31.221.236
29.394.794 94.15
2013 41.415.135
41.410.993 99.99
2014 42.593.954
35.838.552 84.14
Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan perhitungan di atas, tahun 2010 BMI memiliki rasio FDR
sebesar 88,36 yang selanjutnya mengalami penurunan sebesar 4,42
57
menjadi 83,94 di tahun 2011. Pada tahun 2012 dan 2013 rasio FDR BMI mengalami peningkatan menjadi 94,15 pada tahun 2012 dan 99,99 pada
tahun 2013 yang kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2014 sebesar 15,85 menjadi 84,14. Dari hasil perhitungan FDR tersebut, pada
tahun 2010 hingga 2014 menunjukkan bahwa BMI memiliki kinerja yang baik, dikarenakan posisi FDR BMI lebih kecil dari yang ditentukan Bank
Indonesia yaitu maksimal 110.
Tabel 4.4 Perhitungan Rasio FDR Bank Syariah Mandiri dalam Jutaan Rupiah
Tahun Jumlah Pemb.
Yang diberikan Rp Total Dana
Pihak Ketiga Rp
FDR
2010 23.875.010
29.340.245 81.37
2011 35.546.489
30.580.644 86.03
2012 44.747.841
42.241.962 94.4
2013 48.771.461
43.587.054 89.37
2014 47.229.728
38.789.775 82.13
Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Berdasarkan perhitungan di atas, pada tahun 2010 BSM memiliki rasio
FDR sebesar 81,37, selanjutnya pada tahun 2011 rasio FDR BSM mengalami peningkatan sebesar 4,66 menjadi 86,03 dan mengalami
peningkatan kembali sebesar 8,37 pada tahun 2012 menjadi 94,4. Tahun 2013 dan 2014 rasio FDR BSM mengalami penurunan menjadi 89,37 dan
82,13. Dari hasil perhitungan FDR tersebut, pada tahun 2010 hingga 2014
58
menunjukkan bahwa BSM memiliki kinerja yang baik, dikarenakan posisi FDR BSM berada bawah batas yang ditentukan Bank Indonesia yaitu 110.
Gambar 4.2 Persentase Perbandingan Rasio FDR BMI dengan BSM
Sumber : Data diolah Berdasarkan gambar di atas, nilai rata-rata FDR BMI periode 2010
hingga 2014 sebesar 90,11 dan FDR BSM sebesar 86,66. Data ini menunjukkan bahwa rata-rata FDR BMI dan BSM kurang dari nilai
maksimal yang ditentukan Bank Indonesia 110. Hal ini menunjukkan bahwa BMI dan BSM memiliki kinerja yang baik.
Dari data tersebut juga menunjukkan bahwa FDR BSM lebih baik dibandingkan FDR BMI, karena FDR BMI lebih tinggi dibandingkan
dengan FDR BSM.
2. Earnings
Pada perhitungan faktor earnings atau rentabilitas, pada penelitian ini akan diwakilkan oleh perhitungan rasio Return On Assets ROA dan Net Operating
Margin NOM.
88.36 83.94
94.15 99.99
84.14 90.11
81.37 86.03
94.4 89.37
82.13 86.66
50 100
150
2010 2011
2012 2013
2014 Rata - rata
Rasio FDR BMI Rasio FDR BSM
59
1. Return On Assets
Return On Assets ROA adalah rasio laba sebelum pajak dalam 12
bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama.. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh
keuntungan secara
keseluruhan. Rumus
yang digunakan
adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset.
2
Menurut SE BI No. 924DPbs tanggal 30 Oktober 2007 jumlah minimal ROA yang
ditentukan berkisar antara 0,5 - 1,25. Berdasarkan rumus tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5 Perhitungan Rasio ROA Bank Muamalat Indonesia dalam Jutaan Rupiah
Tahun Laba Sebelum
Pajak Rp Total
Aktiva Rp ROA
2010 231.076
21.442.596 1.07
2011 371.670
32.479.506 1.14
2012 521.841
44.854.413 1.16
2013 239.351
53.723.979 0.45
2014 96.719
62.413.310 0.15
Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia Pada periode 2010 hingga 2014, BMI memiliki rasio ROA secara
berturut-turut sebesar 1,07, 1,14, 1,16, 0,45, dan 0,15. Selama kurun waktu tersebut, nilai rasio ROA tertinggi terdapat pada tahun 2012
yang mengalami peningkatan sebesar 0,02 dari tahun sebelumnya,
2
Veitzal Rivai, Bank And Financial Institution Management Conventional Sharia System, Jakarta: Rajawali, 2007, h. 710-711