Earnings Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode RGEC

61 BSM sebesar 0,16 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa BSM kurang mampu mempertahankan kinerjanya karena posisi ROA berada di bawah 0,5. Gambar 4.3 Persentase Perbandingan Rasio ROA BMI dengan BSM Sumber : Data diolah Berdasarkan gambar di atas, pada tahun 2010 hingga 2014 nilai rata- rata rasio ROA BMI sebesar 0,79, sedangkan nilai rata-rata ROA BSM sebesar 1,50. Data ini menunjukkan bahwa BMI dan BSM memiliki kinerja yang baik karena nilai ROA masing-masing bank lebih besar dari batas minimal yang ditentukan Bank Indonesia yaitu 0,5. Data tersebut juga menunjukkan bahwa ROA BSM lebih baik dibandingkan ROA BMI karena ROA BSM nilainya lebih besar dibandingkan ROA BMI.

2. Net Operating Margin

Rasio ini untuk menilai profitabilitas bank syariah, NOM digunakan untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 924DPbs Tahun 2007 batas 1.07 1.14 1.16 0.45 0.15 0.79 1.80 1.95 2.25 1.38 0.16 1.5 0.5 1 1.5 2 2.5 2010 2011 2012 2013 2014 Rata - rata Rasio ROA BMI Rasio ROA BSM 62 bawah rasio NOM yang dikatakan baik adalah 1,5, apabila rasio NOM lebih kecil dari 1,5 kinerjanya dapat dikatakan kurang baik. Rasio ini dihitung dengan cara membagi penyaluran dana setelah bagi hasil yang dikurangi beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif. Berdasarkan rumus tersebut hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Perhitungan Rasio NOM Bank Muamalat Indonesia dalam Jutaan Rupiah Tahun Pend. Penyaluran Dana Setelah Bagi Hasil Rp Beban Operasional Rp Rata-Rata Aktiva Produktif Rp NOM 2010 1.108.263 885.221 19.917.892 1.11 2011 1.371.724 1.006.652 31.074.543 1.17 2012 1.802.728 1.248.827 43.141.346 1.28 2013 2.612.380 1.655.769 20.616.616 4.64 2014 2.176.138 1.855.158 9.552.976 3.36 Sumber : Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan perhitungan di atas, didapat nilai rasio NOM BMI secara berturut-turut yaitu sebesar 1,11, 1,17, 1,28, 4,64, dan 3,63. Nilai tertinggi didapat pada tahun 2013 yang mengalami peningkatan sebesar 3,36 dari tahun sebelumnya, dan nilai terendah didapat pada tahum 2010, maka dapat disimpulkan jika pada tahun 2010 hingga 2012 kinerja BMI menurut rasio NOM dikatakan kurang baik, karena hasil rasio NOM lebih kecil dari 1,5 yang merupakan batas bawah yang dipersyaratkan Bank Indonesia. Sedangkan pada tahun 2013 dan 2014, BMI berhasil meningkatkan kinerjanya menjadi baik karena nilai rasio NOM lebih besar dari 1,5.