Hipotesis Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC dan Islamicity Performance Index (Studi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri)

42

D. Teknik Analisis Data

Langkah analisis yang akan dilakukan adalah dengan menghitung dan menganalisis laporan keuangan Bank Musmalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri menggunakan alat rasio yang rumusnya telah ditentukan oleh Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 10SEOJK.032014. Selanjutnya melakukan analisis perbandingan kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri atas hasil dari pengolahan data tersebut, menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata independent sampel t-test. Jika F hitung dengan Equal variance assumed diasumsi kedua varians sama memiliki nilai sig. 0.05 maka dinyatakan bahwa kedua varian sama. Bila kedua varians sama, maka sebaiknya menggunakan dasar Equal variance assumed diasumsi kedua varian sama untuk t hitung. Jika t hitung sig. 0.05, dikatakan kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Muamalat Indonesia terdapat perbedaan yang signifikan, sebaliknya jika t hitung sig 0.05 dinyatakan kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Muamalat Indonesia tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Jika F hitung dengan Equal variance assumed diasumsi kedua varians sama memiliki nilai sig . 0.05, maka dinyatakan bahwa kedua varians berbeda. Bila kedua varians berbeda, maka untuk membandingkan kedua Bank dengan t- test sebaiknya menggunakan dasar Equal variance not assumed diasumsi kedua varian tidak sama untuk t hitung. Jika t hitung dengan Equal variance not assumed memiliki sig. 0.05, dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan Bank 43 Syariah Mandiri dengan Bank Muamalat Indonesia tidak terdapat perbedaan yang signifikan, namun jika sig. 0.05, dapat dinyatakan bahwa kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Muamalat Indonesia terdapat perbedaan yang signifikan. 2

E. Definisi Operasional Variabel

1. Pengukuran Berdasarkan RGEC

Komponen faktor kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Risk Profile, Earning dan Capital REC. Faktor Good Corporate Goveranance dikarenakan sulitnya memperoleh data yang merupakan data intternal perusahaan yang bersifat rahasia. Sebagaimana telah disusun dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SE.OJK No. 10SEOJK.032014 yang mana faktor kinerja keuangan akan diwakilkan oleh variabel berikut ini :

a. Risk Profile

1. Non Performing Financing

NPF merupakan rasio yang mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan Bank Syariah yang semakin buruk. Bank Syariah dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi 2 www.statistikian.com201404independent-t-test diakses pada 19 Agustus 2015 pukul. 10.50