Latar Belakang Masalah Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC dan Islamicity Performance Index (Studi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri)

4 merupakan metode baru pengukuran tingkat kesehatan bank. Pada tahun 2014 ada penyempurnaan terhadap Peraturan Bank Indonesia tersebut, ditandai dengan diedarkannya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 10SEOJK.032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang masih menggunakan pendekatan yang sama. Tujuan dibuatnya Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan tersebut adalah agar bank dapat mengidentifikasi permasalahan lebih dini, melakukan tindak lanjut perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, serta menerapkan prinsip Good Corporate Governance dan manajemen risiko yang lebih baik, 5 sehingga diharapkan nantinya dapat menentukan solusi terbaik untuk membuat kebijakan yang lebih baik untuk bank syariah ke depannya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dan dapat menjalankan fungsi sosial. 6 Namun kenyataannya di Indonesia dengan keberadaan berbagai pengukuran kinerja yang ada saat ini seperti RGEC, balance scorecard, Return On Investment ROI tidak mampu mengungkapkan fungsi sosial suatu bank. 5 Otoritas Jasa Keuangan, Surat Edaran OJK No, 10SEOJK.032014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah, 2014, h. 2 6 Mellia Kusumawati, Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Berdasarkan Metode CAMELS dan RGEC Pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Universitas Negeri Surabaya, 2013, h. 1 5 Pengukuran kinerja saat ini hanya menampilkan financial performance saja, sehingga diperlukan pengukuran kinerja yang tidak hanya mampu mengungkapkan nilai-nilai materialistiknya saja, namun juga mampu mengungkapkan nilai-nilai spiritual dan sosial yang terkandung dalam bank syariah. Nilai-nilai spiritual dan sosial yang dimaksud adalah nilai-nilai tentang keadilan, kehalalan dan kesucian. 7 Kesadaran akan sasaran ini, kemudian menghasilkan alat ukur bagi bank syariah yang khas dan lebih komprehensif. Ada dua penelitan yang mencoba merepresentasikan hal tersebut. Penelitian Samad dan Hasan yang menggunakan pengukuran rasio keuangan yang umum digunakan ditambah alat ukur baru yaitu Long term loan ratio LTA, Government Bond Investment Ratio GBD, dan Mudaraba-Musharakah ratio MML kemudian penelitian yang dilakukan oleh Hameed yang berhasil menemukan alat ukur baru yang disebut Islamicity Performace Index . Terdapat tujuh rasio keuangan yang diukur dari Islamicity Performance Index , yaitu profit sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, directors-employee welfare ratio, islamic investment vs non islamic investment ratio, islamic income vs non islamic income, dan AAOIFI index. 8 7 Prasetyo Adi Sulistiyo, dkk, Pengukuran Kesehatan Bank Syariah berdasarkan Islmacity Performance Index Studi Pada BMI dan BSM , Forum Riset Keuangan Syariah I, 2012, h. 3 8 Shahul Hameed bin Mohamed Ibrahim, dkk, Alternative Disclosure Performance Measurement in Islamic Bank, 2nd International Conference on Administrative Sciences , King Fahd University of Proleum ang Minerals, 2004, h.6 6 Untuk menilai kinerja perbankan syariah di Indonesia, dibutuhkan sampel yang kuat yang secara relatif mampu merepresentasikan kinerja perbankan syariah di Indonesia secara umum. 9 Pada akhir tahun 2013, dua Bank Umum Syariah yang memiliki market share terbesar adalah Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 2013 dari empat Bank Syariah yaitu Bank Syariah Mandiri BSM, Bank Muamalat Indonesia BMI, Bank Negara Indonesia Syariah BNIS, dan Bank Rakyat Indonesia Syariah BRIS yang dianalisis asetnya mencapai Rp 150,77 Triliun atau 62,23 dari total aset Bank Syariah. BSM menguasai 26,41 pangsa pasar perbankan syariah, sedangkan BMI menguasai 22,57 pangsa pasar perbankan syariah. 10 Adanya perkembangan perbankan syariah yang pesat dan tantangan bank syariah dalam meningkatkan kepercayaan dan loyalitas deposan, shareholder, dan stakeholder lainnya, membuat peneliti merasa perlu untuk menilai kinerja bank umum syariah di Indonesia melalui indeks pengukuran kinerja dengan mengevaluasi kinerja bank syariah tidak hanya dari segi keuangan tetapi juga mampu mengevaluasi prinsip keadilan, kehalalan dan penyucian tazkiyah. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggabungkan dua metode pengukuran yakni metode pengukuran kinerja keuangan BUS berdasarkan Surat Edaran OJK No. 10SEOJK.032014 dan Islamicity Performance Index IPI. 9 Prasetyo Adi Sulistiyo, dkk, Pengukuran Kesehatan Bank Syariah berdasarkan Islmacity Performance Index Studi Pada BMI dan BSM , Forum Riset Keuangan Syariah I, 2012, h. 4 10 SCP Bank Sharia, edisi 9 Oktober 2014, diakses pada 13 Juli 2015 7 Pengukuran terhadap kinerja keuangan menggunakan indikator Risk Profile, Good Corporte Governance, Earning, Capital RGEC dan pada kinerja syariah digunakan indikator profit-sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, slamic vs non-islamic investment ratio,dan islamic vs non islamic income ratio. Dengan demikian, penelitian ini mengambil judul : “Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC dan Islamicity Performance Index Studi Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah- masalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan stakeholder masih menjadi tantangan utama bagi bank syariah di Indonesia. 2. Kurangnya sistem penilaian kinerja yang dapat mengakomodasi harapan dan kepentingan stakeholder terhadap bank syariah. 3. Pengukuran kinerja Bank Syariah sampai sekarang hanya mampu merepresentasikan financial performance saja. 4. Islamicity Performance Index sebagai pengukuran kinerja syariah yang ditemukan peneliti Malaysia untuk mengungkapkan social performance suatu bank belum memasuki tahap praktik di lapangan. 8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan berbagai masalah yang telah disebutkan di atas, penulis membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu penulis hanya akan fokus untuk meneliti masalah pengukuran kinerja yang sampai saat ini hanya mengukur kinerja keuangan, sehingga pada penelitian ini penulis akan mengukur kinerja bank syariah dengan dua pengukuran, yaitu RGEC untuk pengukuran kinerja keuangan, dan Islamicity Performance Index untuk pengukuran kinerja syariah.

2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: a. Bagaimana kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia bila dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri berdasarkan RGEC periode 2010 - 2014? b. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014? c. Bagaimana kinerja syariah Bank Muamalat Indonesia bila dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri berdasarkan pengukuran Islamicity Performance Index periode 2010 - 2014? d. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja syariah Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri Periode 2010 – 2014? 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk : a. Membandingkan kondisi kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia bila dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri berdasarkan RGEC periode 2010 -2014. b. Membandingkan kondisi kinerja syariah Bank Muamalat Indonesia bila dibandingkan dengan Bank Syariah Mandiri berdasarkan pengukuran Islamicity Performance Index periode 2010 - 2014.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah : a. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti pribadi. b. Dapat menjadi referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebgai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan. c. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang kinerja keuangan dan kinerja syariah Bank Umum Syariah. d. Menjadi evaluasi bagi pengelola bank, yakni Pemilik, Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi untuk mengetahui kekurangan yang dihadapi bank 10 sehingga dapat diambil kebijakan yang dapat mempertahankan atau meningkatkan kinerjanya. e. Menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dan juga investor untuk dapat menempatkan dananya pada Bank Muamalat Indonesia.

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu situasi kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berjenis kuantitatif. Data bersumber dari laporan keuangan audited dan Laporan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Bank Muamalat Indonesia periode 2010 - 2014. Penelitian ini juga menggunakan laporan keuangan audited Bank Syariah Mandiri periode 2010 - 2014 sebagai pembanding atas kinerja syariah Bank Muamalat Indonesia. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca buku-buku dari beberapa literatur, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan yang berhubungan atau mendukung skripsi ini.