Non Performing Financing Return On Assets

46 Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Rasio ini dirumuskan dengan: Setelah dilakukan perhitungan, maka hasilnya dinilai berdasarkan kriteria penilaian peringkat : Tabel 3.2 Matriks Kriteria Penilaian Rasio ROA Sangat Baik 2 Baik 2 - 1.25 Cukup Baik 1,25 - 0,5 Kurang Baik 0,5 - 0 Sangat Kurang Sumber : SE BI No. 924DPbs Tahun 2007

2. Net Operating Margin NOM

Rasio utama yang digunakan untuk menilai profitabilitas bank syariah dengan menggunakan Net Operating Margin NOM. NOM digunakan untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. NOM dihitung dengan rumus sebagai berikut: Setelah dilakukan perhitungan, maka hasilnya dinilai berdasarkan kriteria penilaian peringkat : 47 Tabel 3.3 Matriks Kriteria Penilaian Rasio NOM Sangat Baik 3 Baik 3 - 2 Cukup Baik 2 - 1,5 Kurang Baik 1,5 - 1 Sangat Kurang 1 Sumber : SE BI No. 924DPbs Tahun 2007

c. Capital

Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank adalah Capital Adequacy Ratio CAR. Berdasarkan SE BI No 262BPPP mengatur bahwa kewajiban penyediaan modal minimum atau CAR diukur dari dari persentase tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR sebesar 8 dari ATMR. Rumus yang digunakan adalah : Setelah dilakukan perhitungan, maka hasilnya dinilai berdasarkan kriteria penilaian peringkat : Tabel 3.4 Matriks Kriteria Penilaian Rasio CAR Sangat Baik 125 Baik 12 - 9 Cukup Baik 9 - 8 Kurang Baik 8 - 6 Sangat Kurang 6 Sumber : SE BI No. 924DPbs Tahun 2007 48

2. Pengukuran Berdasarkan IPI

Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan lima indikator dari tujuh indikator IPI. Hal ini disebabkan keterbatasan memperoleh data gaji direktur-pegawai dan index AAOIFI. Meskipun tidak menggunakan seluruh indikator di dalam IPI, pengukuran kinerja syariah tidak akan terganggu karena tidak adanya sistem pembobotan pada IPI. Berikut rasio yang menjadi indikator pengukuran berdasarkan Islamicity Performance Index : 6

a. Profit-sharing Ratio

Profit sharing merpakan tujuan utama didirikannya bank syariah. Rasio ini mengukur seberapa besar bank syariah mencapai tujuannya tersebut, yakni menyalurkan dana ke sektor produktif dengan skema profit-sharing. Total pembiayaan mencakup transaksi bagi hasil, sewa- menyewa, jual beli, pinjam-meminjam, dan multijasa. Formula perhitungan profit sharing ratio PSR adalah sebagai berikut : Formula tersebut diterapkan dalam mengukur kinerja profit- sharing Bank Muamalat Indonesia dan disertakan pula Bank Syariah Mandiri sebagai bank pembanding agar kita dapat melihat jelas bagaimana penerapan aktivitas profit-sharing dari kedua bank kemudian 6 Hameed, dkk. “Alternative Disclosure Performance Measure for Islamic Banks”, 2nd International Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, 19-21 April 2004, h.18 -20 49 membandingkannya. Setelah itu, kita dapat melihat kinerja profit- sharing Bank Muamalat Indonesia terhadap Bank Syariah Mandiri.

b. Zakat Performance Ratio

Zakat merupakan salah satu kewajiban bagi umat Muslim, yakni menafkahkan sebagian harta berdasarkan ketentuan dari Al- Qur’an dan Hadits. Kinerja bank syariah seharusnya didasari oleh pembayaran zakat oleh bank syariah untuk menggantikan indikator kinerja konvensional yakni, Earning Per Share. Formula perhitungannya ialah sebagai berikut : Kemakmuran suatu bank seharusnya didasari oleh aset bersih daripada laba bersih seperti yang ditekankan oleh metode konvensional, sehingga jika aset bersih bank lebih tinggi, tentunya bank akan membayar zakat lebih tinggi.

c. Equitable Distribution Ratio

Keadilan distribusi merupakan aspek yang dipandang penting dalam akuntansi syariah. Oleh karena itu, indikator ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pendapatan bank terdistribusi kepada stakeholdernya. Komponen dalam rasio ini antara lain qardh donasi, beban pegawai, dividen, dan laba bersih. Setiap komponen