Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

24 Earnings Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan sustainability rentabilitas, manajemen rentabilitas, dan pelaksanaan fungsi sosial. Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan pada empat rasio yaitu: 1. Return on Assets ROA 2. Net Operation Margin NOM 3. Net Imbalan NI 4. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO Capital Penilaian faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan modal dan kecukupan pengelolaan Permodalan. Capital atau permodalan memiliki indikator antara lain rasio kecukupan modal dan kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko,yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karakteristik, skala usaha dan kompleksitas usaha bank. Rasio kecukupan modal : 25

C. Islamicity Performance Index IPI

Islamicity Performance Index IPI merupakan alat pengukuran kinerja yang mampu mengungkapkan nilai-nilai kesyariahan yang ada di dalam bank syariah. Dalam penerapannya, IPI hanya digunakan dalam tataran akademisi saja, yakni terbatas pada penelitian mengenai kinerja perbankan syariah. Penggunaan dalam ruang lingkup praktisi, IPI belum ditetapkan penggunaannya oleh regulator, baik di Malaysia, maupun di Indonesia. Dalam metode pengukuran kinerja bank syariah, rasio keuangan yang digunakan antara lain : 6 a. Profit-sharing ratio Bagi hasil merupakan inti dari Bank Syariah. Rasio ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pembiayaan yang menggunakan skema bagi hasil, yakni mudharabah dan musyarakah yang disalurkan atas total pembiayaan. Komponen yang ada dalam rasio ini adalah mudharabah, musyarakah, dan total pembiayaan yang telah disalurkan. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama sahibul maal menyediakan seluruh 100 modal sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola. 7 Dalam akad mudharabah, keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan yang ada di dalam kontrak antara sahibul maal dengan pengelola dana. Musyarakah adalah 6 Shahul Hameed bin Mohamed Ibrahim, dkk, Alternative Disclosure Performance Measurement in Islamic Bank , 2nd International Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, 2004, h. 7 7 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta : Gema Insani, 2001, h. 95 26 akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 8 Dalam akad musyarakah, tidak hanya dana yang dapat dikontribusikan, kemampuan dan nama baik dapat juga dapat dikontribusikan sebagai objek akad. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa dengan opsi perpindahan hak milik dalam bentuk Ijarah Muntahiya bit Tamlik IMBT, transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna, dan transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, transaksi multijasa dengan menggunakan akad ijarah atau kafalah.

b. Zakat Performance Ratio

Kinerja bank syariah harus didasarkan pada pembayaran zakat bank untuk menggantikan indikator kinerja konvensional, yakni Earning Per Share. Definisi zakat menurut syara’ : berarti hak yang wajib dikeluarkan dari harta. Apabila dikaitkan dengan Zakat Performance Ratio, kinerja zakat dapat diukur dari seberapa besar bank syariah menyalurkan zakat dari kekayaan bersih net assets. Artinya, semakin besar kekayaan bersih, idealnya semakin besar bank syariah dalam menyalurkan zakat. Kekayaan bersih ialah aset bank 8 Ibid, h. 95 27 yang terbebas dari liabilitas utang. Disini terlihat bahwa komponen di dalam ZPR mengikuti syarat zakat, yakni bahwa harta yang dizakati bukan merupakan harta hasil utang. 9 Menurut madzab Hanafi, utang yang berkaitan dengan hak para hamba mencegah kewajiban zakat. Menurut madzab Hanbali, utang mencegah kewajiban zakat untuk harta-harta yang tidak terlihat maksudnya emas, perak, uang, dan barang dagangan. Madzab Maliki mengatakan bahwa utang menggugurkan kewajiban zakat emas dan perak yang tidak diperdagangkan. 10 Menurut PSAK 101, aktivitas pengelolaan zakat disajikan dalam laporan dana zakat pada laporan keuangan syariah. Penyajian informasi pengelolaan dana zakat merupakan wujud kepedulian entitas syariah dalam memenuhi kewajiban sosialnya kepada masyarakat. 11 Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah tidak hanya menjalankan aktivitas bisnisnya saja, tetapi juga menjalankan aktivitas syariah, yakni menyalurkan zakat kepada yang berhak menerimanya. 9 Shahul Hameed bin Mohamed Ibrahim, dkk, Alternative Disclosure Performance Measurement in Islamic Bank , 2nd International Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, 2004, h. 7 10 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mahzab, Bandung : Renaja Rosdakarya, 2005, h. 111-112 11 Rifqi Muhammad, akuntansi Keuangan Syariah, Yogyakarta : p3EI Press, 2008, h. 133 28 c. Equitable Performance Ratio Indikator ini pada dasarnya menjelaskan performa distribusi pendapatan yang diperoleh bank syariah kepada stakeholder-nya. Stakeholder yang dimaksud adalah penerima qardh donasi, pegawai bank, pemegang saham, dan laba bersih untuk bank. Rasio ini mengungkapkan seberapa besar pendapatan yang didistribusikan kepada stakeholder. Pendapatan yang dihitung tentunya sudah dikurangi dengan zakat dan pajak. 12 Apabila merujuk kepada teori distribusi Islam, pada dasarnya Islam memiliki dua sistem distribusi utama, yakni distribusi secara komersial dan mengikuti mekanisme pasar serta sistem distribusi yang bertumpu pada aspek keadilan sosial masyarakat. Sistem distribusi pertama, bersifat komersial, berlangsung melalui proses ekonomi. 13 Menurut Qardhawi, ada empat aspek terkait keadilan distribusi, yaitu : 1 gaji yang setara bagi para pekerja; 2 profit atau keuntungan untuk pihak yang menjalankan usaha atau yang melakukan perdagangan melalui mekanisme bagi hasil; 3 biaya sewa tanah serta alat produksi lainnya; 4 tanggung jawab pemerintah terkait dengan peraturan dan kebijakannya. Adapun sistem yang kedua, yakni sistem yang berdimensi sosial, yakni mendistribusikan pendapatan kepada orang-orang 12 Shahul Hameed bin Mohamed Ibrahim, dkk, Alternative Disclosure Performance Measurement in Islamic Bank , 2nd International Conference on Administrative Sciences, King Fahd University of Petroleum and Minerals, 2004, h. 5 13 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Jakarta : Gema Insani, 2001, h. 96