oleh orang dalam yang disebutkan di atas yang menerima sanksi administratif berupa denda 5 Miliar. Para insider telah melanggar fiduciary duty mereka.
Mereka yang mengetahui adanya fakta materil atau informasi yang menyebabkan harga saham turun namun informasi tersebut belum disampaikan
kepada publik dan mereka telah melakukan transaksi saham PT PGN itu sendiri. Hal ini jelas adanya praktek insider trading yang melanggar pasal 95
UUPM. Dengan mempertimbangkan bahwa mereka merupakan orang yang wajib
memegang fudiciary obligations dalam hal loyalitasnya kepada perusahaan yang merupakan tanggung jawab mereka untuk tidak memanfaatkan keuntungan dari
informasi rahasia yang diperoleh sehubung dengan pekerjaannya di perusahaan.
112
E. Perlindungan Hukum terhadap Investor yang Dirugikan Akibat Adanya Perdagangan Orang Dalam
Pasar modal mempunyai fungsi penting dalam pembangunan ekonomi maka peran hukum untuk perlindungan hukum pada pasar modal sangat
penting.Perlindungan hukum menjadi salah satu kata kunci bagi keberhasilan pasar modal baik sebagai alternatif pembiayaan maupun sarana investasi.Tanpa
adanya suatu kepastian hukum untuk melindungi investor selaku penanam modal maka investor enggan untuk berinvestasi didalam pasar modal.
113
112
Ibid.
113
Peran Bapepam dalam Pelanggaran dan Kejahatan Bisnis di Pasar Modal, Wahyubram.wmk.web.idindex.php?view=articlecatid=3:informasiumumid=13:peranbapepam
-dalam-pelanggaran-dan-kejahatan-bisnis-di-pasar-modal diakses tanggal 13 Maret 2015.
Universitas Sumatera Utara
Adanya ketaatan didalam pasar modal ini dengan adanya aturan undang- undang dan peraturan didalam undang-undang yang ada maka akan menciptakan
pasar yang efisien dan wajar dan teratur sehingga akan meningkatkan kepercayaan kepada investor juga investor akan menanamkan modalnya bila aturan dan
perlindungan hukum terjamin sehingga tidak akan adanya pelanggaran- pelanggaran yang terjadi pada investor.
Pada dasarnya UUPM telah meletakkan landasan bagi penegakkan hukum untuk setiap pelanggaran terhadap kegiatan pasar modal, yakni:
1. Adanya sanksi administratif Pasal 102 UUPM
2. Sanksi pidana Pasal 103 UUPM
3. Tuntutan ganti kerugian secara perdata Pasal 111 UUPM
Tuntutan ganti kerugian berdasarkan Pasal 111 UUPM sama dengan Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menganut prinsip tanggung
jawab bedasarkan kesalahan based on fault yang mewajibkan beban pembuktian pada pihak yang dirugikan dan dapat dibuktikan bahwa adanya
kerugian tersebut timbal karena kesalahan.
114
Penegakan hukum di pasar modal juga terkait dengan fungsi Bapepam selaku pengawas pasar modal dengan kewenangan mengatur dan memberikan
sanksi administratif sehingga penegakan dan penerapan sanksi secara tegas oleh Bapepam merupakan tuntutan para pemodal guna memberi perlindungan hukum.
Selain itu juga kewenangan melakukan penyidikan yang diberikan kepada Bapepam bertujuan agar setiap pelanggaran di pasar modal dapat diketahui dan di
114
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
atasi segera dan juga dengan adanya perlindungan hukum tersebut juga adanya penegakan hukum law enforcement yang memberi kepastian hukum dapat
melindungi investor dari emiten-emiten yang berniat jahat atau merugikan investor sebagai pemodal.
Praktik insider trading ini terjadi apabila orang dalam insider perusahaan melakukan perdagangan dengan menggunakan informasi yang belum di-
disclose.Dalam hal ini, insider mempunyai informasi yang mengandung fakta materiil yang dapat mempengaruhi harga saham. Posisi insider yang lebih baik
informationaladvantages dibandingkan dengan investor lain dalam perdagangan saham oleh karena itu dapat menciptakan perdagangan saham yang tidak fair
mengingat bahwa insidertrading adalah suatu praktik yang dilakukan oleh orang dalam perusahaan corporateinsider melakukan perdagangan saham dengan
menggunakan informasi yang mengandung fakta materiil yang dimiliki sedangkan informasi itu belum terbuka tersedia untuk umum insidepublicinformation.
115
1 Mempengaruhi pihak lain untuk melakukan pembelian atas penjualan atas
efek dimaksud; atau Larangan mengenai praktik insidertrading telah diatur dalam UUPMBab XI, yang
mengatur mengenai penipuan, manipulasi pasar, dan perdagangan orang dalam. Aturan mengenai perdagangan orang dalam diatur dalam Pasal 95 sampai dengan
Pasal 99. Pasal 96 UUPM menyatakan :
Bahwa orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dilarang:
115
Donald Moody Pangemanan,Peraturan Insider Trading dalam Pasar Modal IndonesiaJakarta : Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal HKHPM, 2005, hlm. 49.
Universitas Sumatera Utara
2 Memberi informasi orang dalam kepada pihak manapun yang patut
diduganya dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atua penjualan atas efek.
Penjelasan Pasal 96 menekankan bahwa orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dilarang mempengaruhi pihak lain untuk melakukan
pembelian dan atau penjualan atas efek dari emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan, walaupun orang dalam dimaksud tidak memberikan informasi
orang dalam kepada pihak lain, karena hal ini dapat mendorong pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan efek berdasarkan informasi tersebut. Selain
itu orang dalam dilarang memberikan informasi orang dalam kepada pihak lain yang diduga akan menggunakan informasi tersebut untuk melakukan pembelian
dan atau penjualan efek. Dengan demikian, orang dalam mempunyai kewajiban untuk berhat-hati dalam menyebarkan informasi agar informasi tersebut tidak
disalahgunakan oleh pihak yang menerima informasi tersebut untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek.
116
1. Setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam
secara melawan hukum dan kemudian memperolehnya dikenakan larangan yang sama dengan larangan yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96. Pasal 97 UUPM menyatakan :
2. Setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dan
kemudian memperolehnya tanpa melawan hukum tidak dikenakan larang
116
Ibid., hlm. 62-63.
Universitas Sumatera Utara
yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam pasal 95 dan pasal 96, sepanjang informasi tersebut disediakan oleh Emiten atau
Perusahaan publik tanpa pembatasan. Perdagangan orang dalam dapat dideteksi dengan cara mendeteksi dari
beberapa fakta-fakta yang ada ketika praktek tersebut terjadi, diantaranya ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi atas efek perusahaan dimana
yang bersangkutan menjadi orang dalam.Selain itu dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan harga dan volume perdagangan efek sebelum diumumkannya
informasi material kepada publik dan terjadinya peningkatan atau penurunan harga dan volume perdagangan yang tidak wajar.Selain cara membuktikan adanya
insidertrading, perlindungan hukum terhadap investor sangat diperlukan apabila terjadi insidertrading.
Perlindungan hukum tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan kepastian hukum melalui peraturan perundang-undangan dan kepastian hukum
melalui penegakan hukumnya. Dengan adanya kepastian hukum melalui peraturan perundang-undangan akan memberikan perlindungan kepada investor untuk
mendapatkan informasi yang lengkap, akurat dan benar sehingga investor dapat mengambil keputusan yang tepat karena didukung oleh informasi yang kuat.
117
Selain itu adanya kepastian hukum melalui penegakan hukumnya yang dilakukan oleh Bapepam dengan melakukan tindakan preventif, yakni dalam
bentuk aturan, pedoman, bimbingan, dan pengarahan dan tindakan represif, yakni
117
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan penerapan sanksi-sanksi akan dapat membangun kepercayaan dari para investor terhadap pasar modal itu sendiri.
118
Argumentasi, bahwa “the deregulation of insider trading is often urged asone of the few reform with any real promise of increasing the informational
efficient of secularities prices.Untuk menghindari akibat yang berpotensi merugikan dan melindungi investor dari praktik insider trading, maka insider
trading dikategorikan dalam penipuan.Peraturan pasar modal Indonesia juga telah membuat larangan insider tradingyang terdapat dalam Pasal95
UUPM.
119
Mengingat sampai sekarang di Indonesia belum banyak memiliki yurisprudensi mengenai insider trading, maka masalah-masalah yang timbul dari
praktik insider trading dapat diatasi dengan perbaikan terhadap peraturan insider trading yang sekarang berlaku di pasar modal Indonesia.
120
Kekurangan peraturan di pasar modal Indonesia berkaitan dengan tidak cukupnya ketentuan kategori insider di luar kategori traditional insider, seperti
ketentuan yang menentukan “penerima informasi” tippee sebagai insider dan ketidakcukupan pengaturan ketentuan “pihak lain yang menerima informasi tidak
langsung dari insider, tetapi informasi diterima dari tippee yang lain” secondary tippee sebagai kategori insider. Dengan perkataan lain, peraturan insider trading
belum secara tuntas dan menyeluruh menerapkan pertanggungjawaban hukum insider sesuai dengan pendekatan teori penyalahgunaan. Selanjutnya, kekurangan
peraturan insider trading tersebut dapat diamati dari ketidakcukupan pengaturan
118
Hamud M. Balfas, Op.Cit.,hlm. 482.
119
I.G. Raywidjaja, Hukum Pasar Modal Jakarta: Maspion, 2001, hlm. 214.
120
Ibid., hlm. 127.
Universitas Sumatera Utara
yang dipakai untuk menentukan informasi dikategorikan sebagai informasi nonpublic dalam insider trading
121
Peraturan melarang corporate insiders yang mempunyai insider information melakukan pembelian atau penjualan saham perusahaan tempat ia
bekerja atau perusahaan lain yang melakukan perdagangan saham dengan perusahaan tersebut. Selanjutnya, peraturan tersebut menentukan menetapkan
yang termasuk corporate insider adalah komisaris, direksi, pemegang saham utama, pegawai perusahaan, seseorang yang karena kedudukannya atau profesinya
atau karena hubungan usaha dengan emiten atau perusahaan public yang memungkinkan seseorang tersebut memperoleh insider information. Seperti
konsultan hukum, notaris, akuntan dan penasihat keuangan dan investasi serta pemasok atau kontraktor emiten atau perusahaan public tersebut.Mereka yang
dikategorikan corporate insiders tersebut masih tetap disebut insider selama 6 enam bulan sejak mereka tidak lagi menduduki jabatan atau hubungan dengan
emitenperusahaan publik
yang bersangkutan.Komisaris dan direktur dikategorikan sebagai insider adalah wajib memegang fiduciary obligation dalam
hal loyalitasnya kepada perusahaan. Di pihak lain, mereka termasuk orang-orang dapat mengendalikan serta mengetahui kegiatan atau operasi perusahaan setiap
hari. Sehingga mereka memiliki informasi perusahaan yang paling sensitif sensitive corporate information.
122
Sedangkan kategori insider bagi pemegang saham utama controling shareholder didasarkan atas ketentuan hukum perusahaan, yang menetapkan
121
Ibid., hlm. 129.
122
Donald C. Langevoort, Insider Trading Regulation New York: Clark Boardman Company, Ltd, 1989, hlm. 72.
Universitas Sumatera Utara
suatu fiduciary obligations dari suatu fairness dan loyalitas terhadap siapa-siapa yang memiliki pengawas atau pengendali aktivitas perusahaan berdasarkan saham
di perusahaan yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menduduki direktur atau officer. Namun mereka bukan berarti tidak memiliki fiduciary.
123
Kategori karyawan emiten atau perusahaan publik sebagai insider memiliki tugas dan
kewajiban menjaga loyalitas duty of loyality, termasuk tanggung jawab mereka untuk tidak memanfaatkan keuntungan dari informasi rahasia confidential
information yang diperoleh sehubungan dengan pekerjaannya di perusahaan.
124
Dari beberapa kejahatan yang dilakukan di pasar modal, perdagangan oleh orang dalam insider trading adalah yang paling sering terjadi. Ini karena nama
asingnya insider trading merujuk pada suatu yang sangat khusus insider, yaitu kejahatan yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang dengan jabatan
strategis dalam organisasi perusahaan. Mereka orang-orang yang dianggap mempunyai kelas tertentu baik dalam status ekonominya maupun di dalam
perusahaan sendiri. Selain itu mungkin karena orang yang mengetahui informasi orang dalam, dan mempergunakannya dalam perdagangan sering dianggap
“jenius” dalam perdagangan sebab setiap transaksi yang dilakukannya membawa keuntungan besar.
125
Informasi merupakan komponen yang amat penting dalam berinvestasi karena dengan informasi investor memutuskan apakah akan membeli, menjual
atau menahan saham-saham dan efek lainnya. Investor yang jeliakan selalu Perdagangan orang dalam juga yang membedakan kejahatan
yang dilakukan di bursa dan kejahatan tindak pidana umum lainnya.
123
Ibid.
124
Bismar Nasution, Op.Cit., hlm. 251.
125
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
memperhatikan informasi, baik itu berupa kebijakan pemerintah, situasi politik dalam negeri maupun internasional, harga komoditi maupun informasi yang
menyangkut emiten itu sendiri. Karena pentingnya sekuritas, salah satu pilar yang penting adalah bagaimana menjamin tersedianya informasi ini ke sebanyak
mungkin investor pada waktu secepatnya melalui penerapan prinsip keterbukaan. Ketersediaan informasi tersebut, akan memungkinkan masyarakat pemodal untuk
melakukan penilaian dengan cepat saham emiten. Demikian juga penyebaran yang bersamaan tanpa menguntungkan salah satu pihak, yang memberikan kesempatan
yang sama kepada masing-masing yang menggunakan informasi tersebut, tanpa perlu ada yang dirugikan karena informasi datang terlambat atau pihak lain
penerima lebih cepat. Berdasarkan hal ini maka penggunaan informasi orang dalam insider
information merupakan unsur yang dilarang di pasar modal. Hal ini karena penggunaan informasi orang dalam oleh insider, atau pihak lain yang mempunyai
hubungan dengan orang dalam insiders dapat menyebabkan diuntungkannya pihak tersebut secara finansial, dengan mengakibatkan kerugian pada
pihakinvestor lain. Insiders, misalnya, dapat dengan cepat mengambil tindakan menjual biasanya pada harga lebih tinggi, apabila dari laporan keuangan
perusahaan dia mengetahui adanya kerugian yang akan dilaporkan perusahaan. Atau dia akan membeli saham biasanya pada harga lebih rendah, apabila dia
mengetahui bahwa perusahaan akan mengumumkan adanya keuntungan atau karena perusahaan menemukan sesuatu seperti cadangan bahan tambang yang
besar dalam hal emiten adalah perusahaan tambang, atau emiten tersebut
Universitas Sumatera Utara
memperoleh kontrak dengan nilai yang manterial. Informasi-informasi tersebut merupakan informasi yang akan menjadi penyebab naik atau turunnya harga
saham perusahaan. Apa itu informasi orang dalam sendiri tidak secara tegas dinyatakan
penggunaannya oleh UUPM. Dalam penjelasan atas Pasal 95, UUPM hanya menyatakan bahwa “informasi orang dalam” adalah informasi material yang
dimiliki oleh orang dalam belum tersedia untuk umum. Oleh karenanya, untuk mendapatkan pengertian yang lebih jelas atas istilah informasi orang dalam ini
haruslah dibaca dengan menghubungkan dua istilah yang digunakan UUPM dengan istilah insider, yang digunakan dalam penjelasan atas Pasal 95 mengenai
istilah orang dalam. Informasi yang dimaksud juga harus merupakan informasi yang ada, dan
tersangkut atau berhubungan dengan perusahaan atau emiten tersebut.Salah satu contoh informasi seperti ini misalnya informasi mengenai kebijakan moneter atau
politik yang diambil pemerintah, yang kemudian mempengaruhi jalannya perusahaan.Informasi mengenai kebijakan moneter mengenai seperti devaluasi
rupiah, misalnya merupakan informasi yang sangat penting dan relevan yang sangat mempengaruhi banyak perusahaan, tetapi informasi seperti ini tidak dapat
dikategorikan sebagai informasi orang dalam.Demikian juga informasi mengenai kebijakan menaikkan suku bunga oleh bank sentral, yang meskipun sangat
penting, bukanlah informasi orang dalam. Hal yang sama berlaku juga terhadap informasi kudeta di suatu negara, yang tentunya akan sangat mempengaruhi
kondisi ekonomi dan usaha di negara tersebut. Semua informasi ini penting tetapi
Universitas Sumatera Utara
bukanlah informasi orang dalam, karena meskipun tersangkut kepada perusahaan tetapi informasi tersebut tidak berada di dalam perusahaan.
Dengan demikian, larangan penggunaan informasi orang dalam lebih disebabkan kerena tindakan tersebut merupakan tindakan yang kurang fair
terhadap orang lain, yang sama sekali tidak tahu adanya informasi tersebut. Atau seperti hal yang dikatakan oleh The Compbell Committee di Australia: “The
objective of restrictions on insider trading is to ensure that the securities market operates freely and fairly, with all participants having equal access to relevant
information.
126
“The first is that insider trading by insider allows information to rapidly impounded in the prices of securities. As a result, the effeciency of capital markets
incerses. Because firms use securities prices in making investment and capital budgeting decisions, increases in prices effeciency will lead higher levels of
economuc output”. Oleh karenanya, larangan terhadap penggunaan informasi orang
dalam transaksi efek telah merupakan sesuatu yang universal dalam tahun-tahun belakangan ini.Larangan penggunaan informasi orang dalam telah diadopsi oleh
banyak negara karena memang larangan penggunaannya dianggap sangat tepat.Tetapi ini tidak berarti tidak ada orang yang mempertanyakan larangan atas
penggunaan informasi orang dalam. Ini misalnya dikemukakan oleh HLG Manne yang menyatakan bahwa:
127
Memang tidak semua orang yang membeli atau menjual saham pada harga tersebut mengetahui adanya informasi orang dalam, tetapi bagi pihak yang
mengetahui informasi orang dalam dan kemudian menggunakannya bertransaksi, jelas merampas kesempatan pihak lainnya. Larangan perdagangan oleh orang
126
R. Baxt, et, al, Securities Industries Law, 1996, hlm. 313.
127
HLG Manne, Insider Trading and the Stock Market, 1966, sebagaimana dikutip oleh Jie Hu dan Thomas H. Noe, “the insider trading debate”, Federal Reserve Bank of Atlanta
Economic Review, fourth quarter, hlm. 34.
Universitas Sumatera Utara
dalam, sebagaimana dikatakan di atas, pada dasarnya adalah larangan yang dimaksud agar informasi yang keluar dari perusahaan dapat sampai kepada
pemodal dan calon pemodal secara bersamaan dan merata, akan memberikan setiap pihak yang membutuhkan informasi kesempatan yang sama untuk
mempergunakan informasi tersebut untuk kepentingan masing-masing. Perlunya disampaikannya informasi yang ada dan dimiliki emitentersebut
secara bersamaan dan merata dimaksudkan juga untuk memastikan bahwa tidak ada satu pihak pun yang diuntungkan, baik karena hubungan yang bersangkutan
dengan perusahaan maupun karena yang bersangkutan memperolehnya secara melawan hukum. Perlakuan yang sama dan merata atas informasi emiten ini
diperlukan, karena sekali lagi informasi di pasar modal merupakan komoditi penting yang membuat orang memutuskan, melakukan atau tidak melakukan
investasi. Oleh karena itu orang-orang yang dianggap mempunyai hubungan khusus dengan perusahaan emiten, dilarang melakukan transaksi dengan
mempergunakan informasi orang dalam. Dengan tidak seorang pun akan diuntungkan, terutama apabila yang bersangkutan mempunyai akses terhadap
manajemen perusahaan. Menurut I Putu Gede Ary Suta, ada beberapa alasan yang mengharuskan
adanya perlindungan kepada pemegang saham publik atau investor :
128
1. Kesenjangan pemilikan saham equitygap. Pada umumnya, persentase
kepemilikan saham perusahaan yang telah gopublic masih belum seimbang antara pendiri founder dengan pemegang saham public. Sekitar 70 saham
128
I Putu Gede Ary Suta,Op.Cit., Hlm. 93-94.
Universitas Sumatera Utara
masih dikuasai oleh pendiri founder dan 30 sisanya dimiliki oleh publik investor. Perbedaan komposisi kepemilikan tersebut menyebabkan investor
memiliki posisi yang lemah. Oleh karena itu, Bapepam harus mengeluarkan aturan main yang memberikan perlindungan kepada investor.
2. Akses terhadap informasi dan financialresources oleh pendiri founder.
Hingga saat ini, posisi dewan komisaris dan direksi dari perusahaan masih didominasi oleh pendiri founder yang otomatis mempunyai akses informasi
dan keuangan yang lebih cepat dan lancar dibandingkan dengan investor. Perlindungan hukum bagi investor juga dapat dilaksanakan melalui
penerapan prinsip keterbukaan.Secara umum dapat disebutkan bahwa keterbukaan merupakan prinsip dasar yang dianut secara universal dan berlaku secara mutlak
di pasar modal. Sebagai pasar yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang menawarkan dana, pasar modal dikelola secara profesional
dengan mengedepankan prinsip keterbukaan untuk mempermudah akses bagi semua pihak yang berkepentingan dengan kegiatan pasar modal. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa penerapan prinsip keterbukaan di pasar modal sesungguhnya bertujuan untuk :
1. Memberikan perlindungan hukum bagi semua pihak yang berkepentingan
dengan pasar modal, terutama bagi investor. 2.
Memberikan informasi seluas-luasnya bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pasar modal sebagai dasar pertimbangan pengambilan suatu
keputusan.
Universitas Sumatera Utara
3. Meningkatan kepercayaan publik kepada pasar modal, hal ini didasarkan
pemikiran bahwa aktifitas pasar modal sangat bergantung pada tingkat kepercayaan masyarakat, sehingga untuk menumbuhkan kepercayaan
diberikan ruang seluas-luasnya untuk mendapatkan informasi di pasar Penerapan prinsip keterbukaan merupakan cara untuk meningkatkan
kepercayaan trust and confidence kepada investor secara lebih luas. Peningkatan perlindungan investor dan kepercayaan ini selanjutnya juga akan berdampak
kepada ekonomi suatu negara secara umum. Hal ini karena hanya dengan memberikan perlindungan yang baik terhadap investor, dan penerapan prinsip
keterbukaan secara konsisten dan bermutu, dapat diharapkan masuknya modal ke dalam suatu Negara.
129
Bentuk keterbukaan disclosure setelah listing pasar sekunder yaitu laporan berkala yang harus dilakukan oleh emiten, dapat dilihat pada Pasal 86
huruf a UUPM, yaitu membebankan kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala oleh emiten, kepada Bapepam dan mengumumkannya kepada
masyarakat.
130
Laporan keuangan berkala oleh emiten terdiri atas laporan tahunan dan laporan semesteran. Laporan keuangan berkala tersebut terdiri atas:
131
129
Hugo Nemirowsky dan Jesse Right,Issues Surrounding Security Regulation in Latin America and the Carribean, Sustainable Development Department, The Inter American
Development Bank,
neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan arus kas, catatan atas laporan
keuangan, dan laporan lain-lainnya. Menurut Pasal 81 ayat 2 UUPM, pembeli efek yang telah mengetahui bahwa informasi tersebut tidak benar dan
www.iadb.orgsdsIFM diakses pada tanggal 11 Februari 2015.
130
Pasal 86 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
131
Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-97PM1996 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
menyesatkan sebelum melaksanakan pembelian efek tersebut tidak dapat mengajukan tuntutan ganti rugi terhadap kerugian yang timbul dari transaksi efek
tersebut. Apabila investor telah mengetahui ketidakbenaran tersebut, tetapi masih mau membeli saham tersebut, tentunya ia tidak dapat meminta ganti kerugian,
sebab sewaktuinvestor tersebut membeli saham telah melakukan riskassumption, yaitu siap untuk ambil resiko.
132
1. Keterbukan dalam pemutakhiran informasi
Prinsip Keterbukaan dapat dibagi menjadi :
Selain adanya kewajiban untuk menyampaikan keterbukaan informasi secara berkala dan berdasarkan kejadian tersebut, emiten juga diwajibkan untuk
melakukan pemutakhiran updating atas informasi yang disampaikan secara berkala berdasarkan kejadian tersebut.Kewajiban pemutakhiran ini diwajibkan
dalam hal terjadi perkembangan atau perubahan material atas informasi yang telah disampaikan sebelumnya, sehingga informasi yang ada tidak menjadi
menyesat.
133
Kewajiban ini timbul sebagai bagian dari kewajiban keterbukaan terusmenerus continuousdisclosure yang harus dilakukan oleh
emiten.Continuousdisclosure tidak hanya mewajibkan emiten untuk
menyampaikan setiap perkembangan atau peristiwa baru, tetapi juga mengharuskan emiten untuk selalumelakukan pemutakhiran update atas
informasi yang telah disampaikan sebelumnya atas peristiwa yang sama. Dengan
132
Adrian Sutedi,Op.Cit, hlm.108.
133
Dale Arthur Oesterle,The Inexorable March Toward A Countinuos Disclosure Requirement for Public Traded Corporation: Are We There YetNew York: Cardozo Law Review,
volume 20:135, 1998, hlm.141-142.
Universitas Sumatera Utara
demikian kewajiban pemutakhiran ini juga timbul dalam hal ada kejadian, yang meskipun tidak material, tetapi menjadi penting untuk melihat masalah yang
dihadapi oleh emiten secara keseluruhan.Kewajiban ini juga timbul atau dibutuhkan untuk membuat informasi yang telah disampaikan tidak menjadi
menyesatkan misleading untuk membantah atau menguatkan desas-desus yang timbul mengenai keadaan emiten di pasar.
134
Di Indonesia doktrin yang mengharuskan adanya continuous disclosure ini dikenal dengan doktrin duty to update.Pasal 86 ayat 1 huruf a dan b UUPM
menyatakan bahwa emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, wajib menyampaikan laporan secara berkala dan laporan peristiwa material
kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat. Ketentuan ini tentunya jelas menyiratkan adanya.kewajiban emiten untuk
melakukan pemutakhiran atas informasi yang telah disampaikan kepada publik.
135
2. Keterbukaan Tentang Rahasia Dagang
Terlepas dari apa yang dikemukakan di atas dan adanya kewajiban untuk melakukan keterbukaan disclosure tidak berarti semua informasi harus
disampaikan oleh perusahaan. Informasi yang tidak perlu disampaikan karena dianggap telah diketahui dan juga tidak mempunyai pengaruh terhadap keputusan
investor.Misalnya, adalah informasi mengenai komponen produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan atau emiten.Emiten memang harus menyampaikan
informasi mengenai jumlah dari produk yang dihasilkan tetapi tidak mengenai komponen dari produk yang dihasilkan tersebut. Informasi seperti ini tidak perlu
134
Ibid., hlm. 143-144.
135
Penjelasan Pasal 86 ayat 1 huruf a dan b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Universitas Sumatera Utara
disampaikan karena memang dianggap rahasia dagang sehingga tidak mungkin diketahui oleh pihak lain termasuk investor sekalipun.
136
Karena yang dibutuhkan investor adalah nilai yang dihasilkan dari produk perusahaan, atau yang
dibutuhkan oleh investor adalah kemampuan menghasilkan nilai dari rahasia dagang tersebut.
137
3. Keterbukaan dalam tugas direksi
Keterbukaan dalam tugas direksi pada dasarnya menjalankan kepentingan- kepentingan dari para pemegang saham untuk secara terus menerus dan sekuat
tenaga mengelola perseroan dengan baik untuk mencapai tujuan perseroan.Termasuk didalamnya memberitahu para pemegang saham mengenai
perkembangan dari perseroan, serta selalu bertindak untuk kepentingan perseroan tanpa adanya benturan kepentingan dengan kepentingan pribadinya.Kewajiban
direksi harus dijalankan meskipun kemudian informasi yang diberikan oleh perseroan tersebut digunakan oleh pemegang saham untuk mengambil keputusan
keluar dari perseroan dengan menjual sahamnya.Mereka berhak mengetahui perkembangan perusahaannya dan adalah kewajiban direksi untuk secara terus
menerus memberitahukan informasi tersebut kepada pemegang saham.
138
4. Keterbukaan oleh pemegang saham tertentu
Undang-Undang Pasar Modal juga mewajibkan adanya keterbukaan yangharus dilakukan oleh pemegang saham tertentu, dan pengurus perseroan.Oleh
karena itu, keterbukaan yang menyangkut pemegang saham dan pengurus lebih
136
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
137
Hamud M. Balfas,Op.Cit, hlm.226.
138
Hamud M. Balfas, Op. Cit,hlm.212.
Universitas Sumatera Utara
ditujukan untuk memberikan peringatan dini kepada pemegang saham minoritas mengenai gerak-gerik pemegang saham besar dalam kegiatannya yang
berhubungan dengan saham perseroan.
139
Kewajiban pelaporan oleh pemegang saham tertentu ini dikenakan kepada mereka yang memiliki sekurang-kurangnya
5 lima persen saham emiten.Sebagaimana dikatakan Undang-undang pengurus perseroan dan pemegang saham utama orang yang dianggap sebagai orang
dalam.
140
139
Penjelasan atas pasal 87 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
140
Penjelasan pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Dengan kedudukannya sebagai orang dalam itu, mereka dianggap mempunyai kelebihan dan kedekatan atas informasi emiten, yang pada akhirnya
akan memberikan keuntungan dengan kedudukannya tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN