Kedudukan Kekayaan Negara dalam BUMN Go Public

melalui papan informasi. Dengan demikian investor, terutama investor publik, sebagai pihak yang tidak memiliki akses langsung kepada emiten, dapat mengetahui perkembangan performa emiten sehingga dapat mengambil tindakan yang menguntungkan bagi kegiatan investasinya. Pengetahuan tentang proses IPO sampai dengan pencatatan di bursa efek tentunya belum cukup karena sebagai calon pembeli IPO investor juga ingin mengetahui penawaran apa yang diberikan oleh tiap emiten dan apakah penawaran tersebut sesuai dengan harganya. Hal-hal tersebut banyak dijelaskan dalam prospektus.Prospektus merupakan suatu bentuk promosi emiten atas perusahaannya. Emiten akan memasukkan ke dalam prospektus informasi- informasi yang relevan dengan bisnis perusahaan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Bapepam, dengan harapan dapat menarik banyak calon investor.

D. Kedudukan Kekayaan Negara dalam BUMN Go Public

Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.Hal ini diatur dalam Pasal 1 Butir 1 UU BUMN. Yang menunjukkan adanya kepemilikan saham pemerintah dalam suatu badan usaha yang lebih jelas diuraikan dalam pengertian perusahaan perseroan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 Butir 2 UU BUMN, yang selanjutnya disebut persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 lima Universitas Sumatera Utara puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh negara yang tujuan utamanya meraih keuntungan. Untuk mencapai tujuan utama tersebut, dalam pendirian suatu perusahaan pasti memerlukan modal.Modal BUMN berasal dari negara dari kekayaan negara yang dipisahkan 47 Sesuai dengan Putusan Makhamah Konstitusi Nomor 48PUU-XI2013 dan Putusan Makhamah Konstitusi Nomor 62PUU-XI2013 yang dibacakan tanggal 18 September 2014, mengukuhkan status kekayaan negara yang bersumber dari keuangan negara dan dipisahkan dari APBN untuk disertakan menjadi penyertaan modal di BUMN tetap menjadi bagian dari rezim keuangan negara. . Arti dipisahkan tersebut sesuai dengan penjelasan Pasal 4 ayat 1 UU BUMN, pemisahan kekayaan kekayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara selanjutnya disebut APBN untuk dijadikan penyertaan modal negara pada BUMN untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN. Namun pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Dilihat dari ketentuan pasal tersebut, maka disimpulkan bahwa dengan dipisahkannya modal BUMN dari APBN maka hubungan antara modal BUMN dengan APBN “putus”, sehingga ketika modal tersebut disetor kepada BUMN membawa akibat, yaitu peralihan hak milik menjadi kekayaan BUMN dan harta kekayaan tersebut bukan lagi milik negara. 48 47 Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Artinya, BUMN memiliki harta kekayaan sendiri yang terpisah dari 48 Pemisahan Kekayaan Negara di BUMN, http:www.bpk.go.idnewspemisahan- kekayaan-negara-di-bumn diakses tanggal 23 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara kekayaan pendiri maupun pengurusnya. Oleh karena pengelolaannya sudah tidak mengikuti APBN, maka di dalam BUMN tidak mengenal adanya Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA. Untuk BUMN pendirinya adalah negara, sebagai penyertapemasok modal BUMN, negara berstatus sebagai pemodal atau pemegang saham. Negara tidak dapat mencampuri atau mengutak-utik modal yang telah dimasukkan BUMN karena modal tersebut sudah menjadi milik BUMN. Namun, negara mempunyai kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan direksi dan komisaris BUMN. Selaku pemegang saham dalam BUMN yang go public, dikenal adanya “saham emas” atau golden share.Golden share atau saham dengan memiliki “hak khusus” merupakan saham seri A yang perlu dimiliki oleh pemerintah yang memiliki kekuatan terbatas dan khususnya tentang kepemilikan masa depan, dalam pengendaliannya terhadap perusahaan yang diprivatisasi sekalipun oleh pemerintah kepemilikan saham tersebut cukup kecil. Berbagai pejabat pemerintah biasanya juga telah memberikan isyarat untuk menjaga “pengambilalihan yang tidak diinginkan” atau mencegah pengambilalihan pada periode sebelumnya terhadap perusahaan yang telah stabil pada sektor swasta, dan mencegah adanya usulan penghapusan aktiva. 49 49 Indra Bastian, Model Pengelolaan PrivatisasiYogyakarta : BPFE, 2000, hlm. 54. Pengaturan golden share telah menjadi umum dalam pasar saham di berbagai negara, karena peranan pemerintah telah jelas dan dampaknya terbatas pada klausula tertentu pada artikel perusahaan. Saham khusus adalah saham yang mungkin akan diberikan kepada negara, yang mana pemerintah sebagai Universitas Sumatera Utara “Pemegang Saham Khusus” seharusnya berhak untuk menerima perhatian maupun memperhatikan dan berbicara, pada semua pertemuan umum atau berbagai pertemuan lainnya dari semua kelas pemegang saham dari perusahaan, tetapi dalam saham khusus tidak mempunyai hak untuk bersuara pada pertemuan tersebut. Dalam distribusi modal untuk menutup perusahaan, maka pemegang saham khusus berhak untuk menerima pembayaran modal atas saham khusus sebagai prioritas ke sembarang pembayaran modal terhadap anggota lainnya, dan Saham Khusus tidak memberikan hak lain untuk berpartisipasi dalam modal ataupun keuntungan perusahaan. 50 Keberadaan golden share tadinya dimaksud agar pemerintah tetap dapat menguasai hajat hidup orang banyak.Sehingga, apabila BUMN diprivatisasi, pemerintah masih bisa menguasai BUMN tersebut.Walaupun jumlah golden share mungkin tidak seberapa, tetapi tetap mempunyai keistimewaan yang sangat menentukan dalam pemilihan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Oleh karena itu, golden share tersebut tidak dapat diperjualbelikan kepada publik karena dasar hukumnya adalah Pasal 1 UUD 1945 yang hanya melegitimasi negara yang mewakili pemerintah, sehingga wujud bentuk dari kedaulatan rakyat dalam menguasai sektor perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak. 51 Negara yang berkedudukan sebagai pemegang saham berhak memperoleh pembagian keuntungan atau dividen dari BUMN setiap tahunnya. Sebaliknya apabila BUMN menderita kerugian, negara bertanggung jawab hanya terbatas sebesar modal yang dimasukkan ke dalam BUMN. Bagi persero, pemegang 50 Ibid., hlm. 55. 51 Indra Bastian,Op.Cit., hlm. 90-91. Universitas Sumatera Utara saham tidak bertanggung jawab atas kerugian PT yang melebihi saham yang dimiliki Pasal 3 ayat 1 UUPT. Untuk Perum Pasal 39 huruf a UU BUMN menyatakan, bahwa pemodal Menteri tidak bertanggung jawab atas kerugian Perum yang melebihi penyertaan modal yang dimasukkannya.

E. Peran Negara pada BUMN yang Go Public.