BAB II PERAN NEGARA SEBAGAI PEMEGANG SAHAM PADA
BUMN YANG SUDAH GO PUBLIC
A. Dasar Hukum BUMN Melakukan Go Public
1.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945
Cita-cita bangsa Indonesia yang mendasar telah dirangkum dan dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945, Alinea 4. Secara eksplisit cita-cita bangsa
Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut: ”... Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupanh
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial keadilan sosial,..” Pembukaan UUD 1945
Alinea 4.
Cita-cita ini secara lebih eksplisit dituangkan dalam Pasal 33 UUD 1945 yang menggariskan makna sejahtera sebagai sejahtera secara merata, artinya
bahwa setiap individu bangsa Indonesia berhak menikmati hidup yang sejahtera. Pasal 33 UUD 1945 merupakan landasan filosofis, sosiologis dan yuridis dalam
pelaksanaan privatisasi BUMN di Indonesia. Rumusan Pasal 33 UUD 1945 hasil amandemen dan penjelasannya
sebagai berikut: a.
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Universitas Sumatera Utara
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebsar-besar untuk kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. e.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan ini diatur dalam undang- undang.
Penjelasan Pasal 33 UUD 1945, sebagai berikut: Dalam Pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan
oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan untuk pemilikan anggota masyarakat. Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, berarti kemakmuran
bagi segala orang.Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara.Kalau tidak tampuk
produksi jatuh ke tangan orang-seorang yang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasnya.Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak
boleh ditangan perseorangan.Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok kemakmuran rakyat.Sebab itu harus dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Secara eksplisit Pasal 33 UUD 1945 menyatakan bahwa negara akan
mengambil peran dalam kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, selama Pasal 33 UUD 1945 masih tercantum dalam konstitusi, selama itu pula keterlibatan pemerintah
Universitas Sumatera Utara
termasuk BUMN dalam perekonomian Indonesia masih tetapi diperlukan. Khusus untuk BUMN, pembinaan usaha diarahkan guna mewujudkan visi yang
telah dirumuskan. Paling tidak ada 3 visi yang saling terkait, yakni visi founding father yang ada dalam UUD 1945, visi dari lembagabadan pengelola BUMN, dan
visi masing-masing perusahaan BUMN. Kesemuanya ini harus dapat diterjemahkan dalam ukuran yang jelas untuk dijadikan pedoman dalam
pembinaan. Pasal 33 UUD 1945 merupakan salah satu karakteristik sistem konstitusi
dan kenegaraan yang ingin diwujudkan. Pasal 33 bukan sekedar petunjuk tentang susunan perekonomian dan wewenang pemerintah untuk turut serta dalam
kegiatan ekonomi, melainkan mencerminkan cita-cita, keyakinan dan pandangan kenegaraan yang dianut dan diperjuangkan secara konsisten oleh para pemimpin
pergerakan nasional. Sejak Indonesia merdeka, posisi dan peranan perusahaan negara telah
menjadi perdebatan dikalangan founding fathers terutama pada kata “dikuasai oleh negara”.Presiden Soekarno menafsirkan bahwa karena kondisi perekonomian
masih lemah pasca kemerdekaan, negara harus menguasai sebagian besar bidang usaha yang dapat menstimulasi kegiatan ekonomi.Sebaliknya, Hatta menentang
pendapat ini dan memandang bahwa negara hanya cukup menguasai perusahaan yang benar-benar menguasai kebutuhan pokok masyarakat seperti listrik dan
transportasi. Pandangan Hatta ini lebih sesuai dengan paham ekonomi modern karena posisi negara hanya cukup menyediakan infrastruktur yang mendukung
Universitas Sumatera Utara
proses pembangunan.
28
Dalam perkembangannya banyak unit-unit produksi dan distribusi yang dulu dikuasaidimiliki oleh negara, ternyata banyak cabang-cabang produksi yang
menguasai hajat hidup orang banyak kemudian beralih dimiliki swasta.Ini dapat dilihat adanya pengambilalihan peran negara oleh swasta dalam bentuk monopoli
yang mengakibatkan beban bagi perekonomian rakyat.Walaupun dapat dikatakan bahwa pemilikan oleh swasta bisa juga diartikan sebagai “dikuasai oleh negara”,
karena ada pengaturan khusus.Dalam kondisi yang demikian, muncul kebijaksanaan pemerintah tentang privatisasi, karena kurang mampunya BUMN
dalam bidang manajemen perusahaan. Sistem ekonomi Indonesia berdasarkan UUD 1945,
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada tiga sektor pelaku ekonomi koperasi, usaha negara dan usaha swasta, Dalam UUD 1945 dikatakan bahwa
cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
29
Privatisasi haruslah sejalan dengan Pasal 33 UUD 1945, sesuai dengan pengertian “dikuasai oleh negara” privatisasi pada dasarnya tidak bertentangan
dengan Pasal 33 UUD 1945, karena meskipun privatisasi dilaksanakan, negara masih tetap dapat menguasai melalui regulasi. Namun privatisasi dalam
pelaksanaannya harus sejalan dengan amanat Pasal 33 UUD 1945. Hal ini berarti bahwa privatisasi harus memiliki semangat sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan, melindungi cabang-cabang produksi yang penting bagi negara
28
Sejarah BUMN, IMF-World Bank, dan Privatisasi di Indonesia, https:nusantaranews.wordpress.com20090626sejarah-bumn-imf-word-bank-dan-privatisasi-di-
indonesia-1 diakses tanggal 10 Maret 2015.
29
Zulkfli Taufik,Op.Cit.,hlm 44.
Universitas Sumatera Utara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, serta diselenggarakan berdasarkan atas asas demokrasi ekonomi.
2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
BUMN Privatisasi sudah dilaksanakan pada tahun 1990-an tetapi baru mempunyai
dasar hukum dalam bentuk Undang-Undang pada tahun 2003, yaitu dengan diterbitkannya UU BUMN.Undang-undang tersebut menjadi dasar dalam
melaksanakan privatisasi di Indonesia.Ketentuan mengenai privatisasi dalam tubuh UU BUMN diatur dalam Pasal 1 butir 12 UU BUMN yang menyebutkan
bahwa privatisasi merupakan penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas pemilik saham oleh masyarakat.
Privatisasi ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar mampu memberikan pelayanan dan manfaat bagi negara dan masyarakat.Hal ini dilakukan
karena adanya penjualan sejumlah saham kepada masyarakat, dengan maksud agar dapat melakukan pengembangan usaha.
30
30
I Putu Gede ary Suta, Menuju Pasar Modal Moderen, cet II Jakarta: Yasyasan SAD Satria Bakti, 2000, hlm. 357.
Privatisasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung-jawaban,
kewajaran, dan prinsip harga terbaik dengan memperhatikan kondisi pasar.Yang dimaksud dengan “kondisi pasar” adalah kondisi pasar domestik dan
internasional. BUMN juga menghendaki pelaksanaan privatisasi yang dilakukan secara transparan, baik dalam penyiapannya maupun dalam pelaksanaannya.
Universitas Sumatera Utara
Proses privatisasi dilaksanakan dengan berpedoman pada prosedur privatisasi yang telah ditetapkan tampa ada intervensi dari pihak lain di luar sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Pasal 76 ayat 1 UU BUMN dinyatakan bahwa persero yang
dapat diprivatisasi harus sekurang-kurangnya memenuhui kriteria : 1.
Industrisektor usahanya kompetitif, dalam hal ini industrisektor usaha tersebut dapat diusahakan oleh siapa saja, baik BUMN maupun swasta.
Dengan kata lain tidak ada peraturan perundang-undangan kebijakan sektoral yang melarang swasta melakukan kegiatan disektor tersebut, atau tegasnya sektor
tersebut tidak semata-mata dikhususkan untuk BUMN. 2.
Industrisektor usaha yang unsur teknologinya cepat berubah yakni industrisektor usaha kometitif dengan ciri utama terjadinya
perubahanteknologi yang sangat cepat dan memerlukan investasi yang sangat besar untuk menganti teknologinya.
Menurut Pasal 78 UU BUMN terdapat beberapa metode atau model privatisasi yang dapat dilakukan dalam suatu negara, adalah:
1. Penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal; yang dimaksud
dengan “penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal” antara lain adalah penjualan saham melalui penawaran umum Initial Public
Offeringgo public, penerbitan obligasi konversi dan efek lain yang bersifat ekuitas. Termasuk dalam pengetian ini adalah penjualan saham kepada mitra
strategis direct placement bagi persero yang telah terdafta di bursa. 2.
Penjualan saham secara langsung kepada investor; yang dimaksud dengan
Universitas Sumatera Utara
“penjualan langsung kepada investor” adalah penjualan saham kepada mitra strategis direct placement atau kepada investor lain termasuk investor
finansial. Cara ini khusus berlaku bagi penjualan saham persro yang belum terdaftar di bursa.
3. Penjualan saham kepada manajemen danatau karyawan persero yang
bersangkutan. Yang dimaksud dengan “penjualan saham kepada manajemen Management Buy OutMBO danatau karyawan Employee Buy
OutEBO”. Adalah penjualan sebagian besar atau seluruh saham langsung kepada manajemen danatau karyawan persero yang bersangkutan. Dalam
hal manajemen danatau karyawan tidak dapat membeli sebagian besar atau seluruh saham, penawaran kepada manajemen danatau karyawan dengan
mempertimbangkan kemampuan mereka. Yang dimaksud dengan manajemen adalah direksi. Pengaturan tentang privatisasi dalam Peraturan
Menteri BUMN antara lain juga tentang kriteria dan cara privatisasi dengan cara penjualan saham kepada manajemen MBO dan atau karyawan
EBO, pemberlakuan Peraturan Menteri bagii persero yang tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh negara harus ditetapkandikukuhkan dalam RUPS.
B. Tujuan Umum BUMN Go Public