11 Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah penggunaan proses-proses
sains, pengetahuan ilmiah, dan sikap-sikap ilmiah untuk menganalisa suatu permasalahan dan berpikir kritis Martin et al., dalam Widowati 2013: 167.
Maksudnya melalui
pendekatan inkuiri
pembelajaran berupaya
untuk menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah, berpikir secara kritis dan analitis pada
diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas dalam menemukan jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.
3. Pendekatan Inkuiri Terbimbing
Pendekatan inkuiri terbimbing adalah pendekatan pembelajaran inkuiri yang sebagian besar perencanaan pembelajarannya disusun oleh guru termasuk
perumusan masalah. Pendekatan inkuiri guide inquiry dilakukan dengan cara siswa memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman
tersebut disusun untuk membimbing siswa mendapatkan konsep Sund dan Trowbidge, 1996: 212. Menurut Sudirman, pendekatan inkuiri terbimbing
sebagian besar perencanaan pembelajaran dibuat oleh guru dan juga guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas mengenai
bagaimana menyusun prosedur eksperimen dan mencatat data hasil eksperimen pada siswa Sudirman, 1979: 173.
Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap- tahap pemecahannya. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada
bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang
relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan
secara mandiri. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa
mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa
agar dapat memahami konsep pelajaran Mausul, 2008: 28. Aplikasi pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing, misalnya
dalam materi redoks, yaitu dengan menyetarakan jumlah kenaikan bilangan oksidasi dari reduktor zat yang teroksidasi sama dengan jumlah penurunan
bilangan reduksi dari oksidator zat yang tereduksi. Pada pembelajaran ini, guru
12 membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan membagi lembar kerja. Guru
menyiapkan lembar kerja yang disusun sesuai dengan cara inkuiri. Siswa melakukan penyetaraan reaksi dengan beberapa langkah kerja yang sudah
dijelaskan dalam lembar kerja. Siswa mendiskusikan proses penyetaraan bersama temannya dan guru memantau jalannya diskusi. Setalah diskusi selesai, guru
melakukan diskusi besar bersama siswa-siswa yang lain dan menyimpulkan materinya.
4. Pendekatan Konvensional
Pendekatan konvensional atau ekspositori adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip
dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa
mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya
isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif
memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Pendekatan konvensional lebih dominan menggunakan
metode ceramah Syah, 1995: 203. Pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah
dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan Hasibuan dan Moedjiono,
2000: 13. Keunggulan pendekatan konvensional lebih efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi dan pengertian. Metode ceramah juga merupakan
metode mengajar yang menggunakan penjelasan verbal Margono, 1989: 30. Komunikasi bersifat satu arah dan sering dilengkapi dengan alat bantu audio
visual, demonstrasi, tanya jawab, diskusi singkat dan sebagainya.
5. Motivasi Belajar
Motivasi adalah keinginan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan need, keinginan wish, dorongan desire atau impuls. Motivasi
merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan
seseorang berprilaku Husaini Usman, 2006: 223.
13 Salah
satu kegunaan
konsep motivasi
adalah menggambarkan
kecenderungan umum seseorang dalam usahanya mencapai tujuan tertentu. Motivasi sering dilihat sebagai sifat-sifat kepribadian seseorang yang relatif stabil.
Beberapa orang dimotivasi untuk berprestasi, beberapa orang dimotivasi untuk bekerjasama dengan orang lain dan mereka mengekspresikan motivasi-motivasi
ini dalam banyak cara yang berbeda-beda Sri Esti Wuryani Djiwandono, 2002:
350.
a. Peranan motivasi dalam belajar Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan
perlakuan individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar Menurut Hamzah B. Uno 2006: 57, ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam
belajar dan pembelajaran, antara lain dalam: 1 Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar
2 Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai 3 Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar
4 Menentukan ketekunan belajar. b. Bentuk-bentuk motivasi di kelas
Dengan motivasi belajar siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Diantara teknik yang dapat digunakan guru untuk memotivasi siswa adalah Abdur Rohim, 2009: 20
1 Pernyataan penghargaan secara verbal 2 Menggunakan nilai ujian sebagai pemacu keberhasilan
3 Menimbulkan rasa ingin tahu 4 Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh
5 Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah 6 Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan
7 Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai 8 Membuat suasana persaingan yang sehat diantara siswa
Kean dan Middlecamp 1985: 9 menyatakan bahwa agar berhasil dalam belajar kimia atau mempunyai prestasi belajar kimia yang baik, siswa harus mempunyai
gambaran tentang ciri-ciri siswa yang berhasil. Siswa yang berhasil memiliki ciri- ciri:
1 Merasa yakin sedang belajar kimia