14 2 Mempunyai rasa percaya pada diri sendiri untuk berusaha keras belajar
tentang kimia 3 Berusaha untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan bernalar
tentang kimia 4 Terdorong untuk mengerjakan tugas meskipun tidak ada imbalan
5 Mencari cara untuk meningkatkan efisiensi belajar kimia.
6. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Jadi prestasi belajar adalah tingkat kemampuan penguasaan oleh siswa terhadap
sesuatu setelah mengalami proses belajar dinyatakan dengan nilai tes. Siswa dapat dikatakan mempunyai prestasi tinggi apabila hasil yang didapat dari evaluasi
tinggi. Begitu juga sebaliknya siswa dapat dikatakan memiliki potensi rendah apabila hasil yang didapat dari evaluasi rendah. Jadi prestasi siswa dapat diketahui
dari skor hasil evaluasi yang diadakan Oemar Hamalik, 2004: 18. Pada proses belajar-mengajar prestasi belajar yang diperoleh tiap-tiap
siswa berbeda-beda. Penyebab perbedaan prestasi belajar tersebut terdapat dalam diri siswa dengan berbagai latar belakangnya. Banyak sekali faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, baik yang berasal dari luar siswa sehingga tidak jarang ditemui siswa dalam suatu kelas dengan guru yang
sama, lingkungan yang sama, dan fasilitas yang sama namun hasil yang dicapai masing-masing siswa berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa dapat dibedakan sebagai berikut Uzer Usman dan Lilis Setiawati, 2005: 10:
a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti: 1 Faktor jasmaniah fisiologi yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,
misalnya panca indra yang tidak berfungsi semestinya seperti mengalami sakit kulit, cacat tubuh, perkembangan tidak sempurna.
2 Faktor psikologis terdiri atas a Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan
bakat seperti faktor kecepatan nyata, yaitu prestasi. b Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
15 b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa misalnya: faktor sosial lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, kelompok, faktor budaya adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, faktor lingkungan fisik fasilitas rumah,
fasilitas belajar, faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
7. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang di dalamnya terdapat serah terima elektron antar zat.
Reaksi redoks sederhana dapat disetarakan dengan mudah tanpa metode khusus, akan tetapi untuk reaksi yang cukup kompleks, ada dua metode yang dapat
digunakan untuk menyetarakannya, yaitu: a. Metode bilangan oksidasi, yang digunakan untuk reaksi yang berlangsung
tanpa atau dalam air, dan memiliki persamaan reaksi lengkap bukan ionik.
b. Metode setengah reaksi metode ion elektron, yang digunakan untuk reaksi
yang berlangsung dalam air dan memiliki persamaan ionik.
Prinsip dasar metode ini adalah jumlah kenaikan bilangan oksidasi dari reduktor zat yang teroksidasi sama dengan jumlah penurunan bilangan reduksi
dari oksidator zat yang tereduksi. Untuk menyetarakan persamaan redoks dengan metode ini, harus ditempuh langkah langkah sebagai berikut:
a. Tulislah bilangan oksidasi setiap unsur untuk mengetahui unsur mana yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
b. Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi antara ruas kiri dengan ruas kanan dengan menambah koefisien yang tepat.
c. Tentukan jumlah berkurang dan bertambahnya bilangan oksidasi. d. Setarakan jumlah perubahan jumlah bertambah dan berkurangnya bilangan
oksidasi tersebut dengan memberi koefisien yang sesuai e. Setarakan unsur-unsur yang lainnya dalam urutan kation, anion, hidrogen, dan
terakhir oksigen KAHO.
B. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan peneliti diantaranya adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Samhasari Desthi Muslimah 2012 menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara motivasi dan prestasi
belajar kimia siswa SMA Negeri 1 depok yang mengikuti pembelajaran
16 mengunakan pendekatan inkuiri terbimbing dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri bebas termodifikasi. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati 2008 menemukan bahwa
pendekatan inkuiri dapat mengurangi miskonsepsi geometri siswa tentang kesebangunan dan kekongruenan yang ditunjukkan dengan adanya
peningkatan penguasaan konsep siswa sebesar 22, 29, dan Penurunan tingkat kesalahan siswa dalam mengerjakan soal sebesar 2,18 dari siklus I
ke siklus II.
C. Kerangka Berpikir
Perkembangan sains dan teknologi yang semakin maju menuntut kualitas manusia yang semakin meningkat. Upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia
dapat ditempuh melalui jalur pendidikan. Pendidikan di Indonesia senantiasa mengalami pembaharuan, terutama perbaikan kurikulum. Kurikulum yang
diterapkan saat ini berlandaskan pada standar kompetensi. Sehingga siswa dituntut untuk kompeten di bidangnya. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
menciptakan suasana menyenangkan dalam pembelajaran, dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang inovatif, sehingga menjadikan belajar menjadi aktivitas yang
menyenangkan Pada pembelajaran kimia, khususnya materi reaksi redoks, pendekatan
pembelajaran yang sering digunakan adalah pendekatan konvensional. Hal ini disebabkan karena materi reaksi redoks sebagian besar beisi perhitungan. Namun,
pendekatan ini kurang mengokomodasi kemampuan siswa. Oleh karena itu diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti SMA Negeri 2 Menyuke, Kalimantan Barat proses pembelajaran masih menggunakan pendekatan konvensional yaitu banyak
menggunakan metode ceramah, sehingga siswa menjadi terlihat bosan dalam belajar.. Sepertinya siswa membutuhkan suatu pembelajaran baru yang lebih
menarik dan yang bisa memacu lebih baik semangat siswa dalam belajar, sehingga pendekatan inkuiri dirasa tepat untuk mengatasi permasalahan ini.
Pendekatan inkuiri dipilih karena pendekatan ini menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang ada dalam proses pemebelajaran. Dalam pelaksanaannya para siswa tidak dibiarkan begitu saja menganalisis hasil eksperimen namun