Uji Hipotesis Teknik Analisis Data

28 metode konvensional, sebesar 70,87. Nilai terendah motivasi belajar akhir kelas dari kontrol adalah 65 dan nilai tertingginya adalah 76, sedangkan pada kelas eksperimen nilai terendahnya adalah 69 dan nilai tertingginya adalah 77. Adapun rekapitulasi data motivasi belajar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 85. b. Data Prestasi belajar Data prestasi belajar terdiri dari nilai awal yang didapat sebelum perlakuan sedangkan untuk nilai akhir didapat sesudah perlakuan. Deskripsi data motivasi belajar awal dan akhir dari kelas kontrol dan eksperimen ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kelas Tes Skor Minimum Skor Maksimum Rata-rata Kontrol Awal 43,0 88,0 65,23 Akhir 45,0 91,0 67,87 Eksperimen Awal 46,0 89,0 66,87 Akhir 50,0 95,0 74,45 Berdasarkan Tabel 6, skor minimum atau terendah dari nilai awal kelas kontrol adalah 43 dan nilai maksimum atau tertingginya adalah 88, sedangkan pada kelas eksperimen nilai terendahnya adalah 46 dan nilai tertingginya adalah 89. Rata-rata prestasi belajar akhir kelas eksperimen sebesar 65,23 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata prestasi belajar awal kelas kontrol, akan tetapi tidak terpaut jauh yaitu sebesar 66,87. Setelah mengalami proses pembelajaran dan khusus untuk kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dalam pembelajaran, diperoleh nilai prestasi belajar akhir dari kelas eksperimen sebesar 74,45 lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol metode konvensional, sebesar 66,87. Nilai terendah prestasi belajar akhir dari kelas kontrol adalah 45 dan nilai tertingginya adalah 91, sedangkan pada kelas eksperimen nilai terendahnya adalah 50 dan nilai tertingginya adalah 95. Adapun rekapitulasi data prestasi belajar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 85.

2. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji persyaratan analisis pada bab sebelumnya, telah diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dapat dilaksanakan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan dan uji t 29 sampel berpasangan Paired Sample t Test dan uji t sampel independen Independent Samples t Test. Uji t dilakukan digunakan untuk menguji hipotesis nol Ho, sehingga diketahui Ho diterima atau tidak. Pengujian hipotesis penelitian diuraikanan sebagai berikut. a. Perbedaan motivasi belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 2 Menyuke antara sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan program SPSS 15.0, maka didapatkan hasil uji t sampel berpasangan Paired Sample t Test seperti yang diuraikan pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji t Sampel Berpasangan Variabel Motivasi Belajar Motivasi Belajar Rata- rata Selisih t hitung t tabel Keterangan Awal 66,77 -6,03 -17,623 -2,042 Signifikan Akhir 72,81 Berdasarkan Tabel 7, dengan membandingkan nilai t hitung sebesar -17,623 dan t tabel sebesar -2,042 maka dapat diketahui bahwa -t tabel -t hitung, maka hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan motivasi belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 2 Menyuke yang signifikan antara sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 89. b. Perbedaan prestasi belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 2 Menyuke antara sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan program SPSS 15.0, maka didapatkan hasil uji t sampel berpasangan Paired Sample t Test seperti yang diuraikan pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji t Sampel Berpasangan Variabel Prestasi Belajar Prestasi belajar Rata- rata Selisih t hitung t tabel Keterangan Awal 66,87 -7,58 -10,343 -2,042 Signifikan Akhir 74,45 Berdasarkan Tabel 8, dengan membandingkan nilai t hitung sebesar -10,343 dan t tabel sebesar -2,042 maka dapat diketahui bahwa -t tabel -t hitung, maka hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan prestasi belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 2 Menyuke yang signifikan antara sebelum dan

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

0 20 52

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

12 48 54

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat dengan metode observasi.

1 2 87

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat dengan metode observasi

0 0 85

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI 2 NGABANG TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 1

PERBANDINGAN PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK DAN KONVENSIONAL TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI SEMESTER 2 SMA N 1 BUMIAYU TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 1

PERBANDINGAN PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK DAN KONVENSIONAL TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI SEMESTER 2 SMA N 1 BUMIAYU TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 1

PERBANDINGAN PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK DAN KONVENSIONAL TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 1

PERBANDINGAN PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK DAN KONVENSIONAL TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 1

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

0 0 13