Belajar Tinjauan tentang Belajar Mengajar

21 meliputi kesopanankesantunan, kerjasama, toleransi, keadilan, kepedulian, dan kepemimpinan. Nilai-nilai luhur budaya memiliki deskripsi perilaku sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur DIY Nomor 68 Tahun 2012. Nilai-nilai tersebut ditempatkan pada tujuan pendidikan, muatan atau isi pendidikan, dan pendekatan dalam pendidikan. Selain itu, pendidikan nilai luhur budaya dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan jalur, jenjang, dan tingkat perkembangan kejiwaan peserta didik. Metode yang digunakan berdasarkan konsep “ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” dengan mengedepankan sifat asah, asih, asuh, dan memperhatikan metode niteni, nirokke, nambahi, nularke, nebarke. Model pengintegrasian nilai- nilai luhur budaya di sekolah dilakukan melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya satuan pendidikan.

2. Tinjauan tentang Belajar Mengajar

a. Belajar

Banyak ahli telah mencoba merumuskan definisi dari kata “belajar”. Oemar Hamalik 2010: 36-37 menyebutkan dua pendapat tentang belajar yang hampir sama. Salah satu pendapat menyebutkan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan 22 lingkungan. Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku merupakan bukti atau indikator dari belajar. Definisi lain dari Conny R. Semiawan 2008: 6 yang menyebutkan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku sifat dan kemampuan yang relatif permanen, yang datang dari dalam dirinya, dan dapat ditinjau terutama dari pengaruh lingkungan atau dari faktor genetis yang berbeda antara satu dengan lainnya. Berdasarkan definisi tersebut, hasil dari belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dalam diri individu. Belajar memiliki karakteristik tertentu Oemar Hamalik, 2010: 49- 50 yaitu berbeda dengan kematangan, adanya perubahan fisik dan mental, serta hasilnya relatif menetap. Pengertian ini senada dengan definisi dari Conny R. Semiawan yang menekankan pada perubahan dan hasil belajar yang relatif menetap pada individu tersebut. Ada pula unsur-unsur dinamis yang terdapat dalam proses belajar Oemar hamalik, 2010: 50-52 meliputi motivasi, bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan kondisi subjek belajar. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan berpengaruh satu dengan yang lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku, sifat, dan kemampuan baik fisik maupun mental yang disebabkan adanya interaksi dengan lingkungan di sekitarnya dan hasilnya bersifat relatif menetap pada diri individu. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati 23 hasil belajar yang berupa perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran IPS.

b. Pembelajaran