32 Salah satu cabang ilmu filsafat pendidikan yang mendasari
pentingnya implementasi nilai-nilai budaya lokal pada mata pelajaran IPS adalah aliran Filsafat Perenialisme. Agus Effendi 2010: 166-167
menyebutkan bahwa kaum Perenialis memandang pendidikan sebagai proses yang sangat penting dalam pewarisan nilai budaya kepada peserta
didik. Mohammad Noor Syam Uyoh Sadulloh, 2012: 151 juga mengemukakan pandangan Perenialisme bahwa pendidikan harus lebih
banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.
Budaya yang ada di masyarakat juga menjadi salah satu landasan bagi pendidikan. Dwi Siswoyo 2008: 73 menjelaskan di Indonesia telah
ditegaskan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia. Lebih lanjut, Dwi Siswoyo juga menyebutkan bahwa
kebudayaan dapat diwariskan dan dikembangkan melalui pendidikan, sedangkan bentuk, ciri-ciri, dan pelaksanaan pendidikan ditentukan oleh
kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Setiap manusia pasti menjadi bagian dari suatu masyarakat dan menjadi pendukung kebudayaan
tertentu yang ada di masyarakatnya.
c. Bentuk-bentuk Pembelajaran Berbasis Budaya
Paulina Pannen menjelaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Budaya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu belajar tentang budaya,
belajar dengan budaya, dan belajar melalui budaya.
33
1 Belajar tentang budaya
Pannen Suprayekti, 2009: 4.13-4.14 menjelaskan belajar tentang budaya berarti bahwa budaya dipelajari dalam satu mata
pelajaran khusus, tentang budaya, untuk budaya, tidak terintegrasi dengan mata pelajaran lain, serta tidak berhubungan satu sama lain.
Selama ini sudah banyak kita mengenal proses belajar tentang budaya seperti kesenian, adat istiadat, kerajinan, dan lain-lain.
Budaya-budaya tersebut dipelajari dalam mata pelajaran khusus, belum terintegrasi dengan mata pelajaran lain, dan tidak
berhubungan satu dengan yang lainnya. Bagi sekolah yang memiliki fasilitas sumber belajar tentang budaya, maka mata
pelajaran budaya di sekolah tersebut akan relatif baik. Mata pelajaran tentang budaya dan pengetahuan tentang budaya tidak
pernah memperoleh tempat yang proporsional dalam kurikulum maupun pengembangan pengetahuan secara umum. Contoh belajar
tentang budaya yang sering dijumpai adalah menghafal nama-nama tarian daerah, suku-suku bangsa, nama rumah adat, dsb. Seperti
pada Kompetensi Dasar IPS kelas IV tentang menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat.
2 Belajar dengan budaya
Pannen Suprayekti, 2009: 4.14-4.16 menjelaskan tentang belajar dengan budaya bahwa proses belajar ini terjadi saat budaya
diperkenalkan kepada siswa sebagai cara atau metode untuk
34 mempelajari suatu mata pelajaran tertentu. Belajar dengan budaya
meliputi pemanfaatan beragam bentuk perwujudan budaya. Dalam belajar dengan budaya maka budaya dan perwujudannya menjadi
media pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dari contoh-contoh tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata
pelajaran, menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran. Misalnya guru kelas IV akan mengajarkan
IPS pada topik meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh- tokoh di lingkungannya. Media yang digunakannya adalah gambar
atau miniatur patung Nyi Ageng Serang seperti yang ada di kota Wates. Siswa membaca cerita tentang siapa Nyi Ageng Serang,
bagaimana sifat kepahlawanan dan patriotisme yang dimilikinya, dll. Setelah selesai, siswa berdiskusi tentang nilai apa yang perlu
diteladani dari tokoh Nyi Ageng Serang.
3 Belajar melalui budaya
Pannen Suprayekti, 2009: 4.16-4.17 menjelaskan tentang belajar melalui budaya merupakan metode yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakannya dalam suatu mata
pelajaran melalui ragam perwujudan budaya. Dirjen Dikti Pannen, 2009: 7.8 menyebutkan bahwa belajar melalui budaya merupakan
salah satu bentuk multiple representation of learning assessment atau bentuk penilaian pemahaman dalam beragam bentuk.
35 Misalnya siswa tidak perlu mengerjakan soal tes, tetapi membuat
sebuah karya. Selanjutnya guru menganalisis produk budaya siswa untuk menilai pemahaman atas topik yang telah dibahas
sebelumnya. Bentuk belajar ini memungkinkan siswa untuk memperlihatkan kedalaman pemikirannya dan penjiwaannya
tentang konsep yang telah ia pelajari melalui imajinasi kreatifnya. Contoh penerapan belajar melalui budaya, guru akan mengajarkan
kepada siswa pelajaran IPS dengan topik kegiatan ekonomi. Siswa diminta untuk menggambar tentang pasar tradisional yang ada di
daerahnya. Berdasarkan gambar siswa tersebut, guru menganalisis sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang kegiatan ekonomi.
d. Prinsip Pembelajaran Berbasis Budaya