1. Kelembagaan
Kebijakan di bidang kelembagaan diarahkan pada penataan dan rasionalisasi kelembagaan dalam rangka membentuk organisasi yang
efisien, rasional, dan proporsional rigthsizing sehingga dapat diwujudkan kelembagaan departemen yang ramping, efektif, efisien,
dan responsif terhadap berbagai perubahan. Dalam rangka pelaksanaan kebijakan tersebut masih ditemui
berbagai kendala dan permasalahan, antara lain masih digunakannya pendekatan struktural dalam pembentukan organisasi; masih terdapat
benturan dan tarik-menarik kewenangan baik antarunit organisasi di lingkungan departemen maupun antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Selain itu, tantangan yang dihadapi dalam penataan kelembagaan antara lain adalah sangat cepatnya
perubahan tuntutan lingkungan strategis seringnya terjadi perubahan kebijakan kelembagaan pemerintah, dan berbagai perubahan
kebijakan pemerintahan lainnya yang cukup berdampak pada perubahan kelembagaan di lingkungan departemen.
Sehubungan dengan hal tersebut strategi penataan kelembagaan di lingkungan Depdiknas diarahkan pada penataan unit organisasi di
lingkungan departemen yang mencakup unit utama, pusat, perguruan tinggi, kopertis dan unit pelaksana teknis sesuai dengan
perkembangan tuntutan dan kebutuhan lingkunganstakeholder. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan meliputi kajian dan evaluasi terhadap unit
organisasi dalam rangka pembentukan, penataan dan penutupan organisasi, penyempurnaan tugas dan fungsi, penyusunan rincian
tugas unit organisasi serta penyusunan pedoman model-model organisasi
pengelola pendidikan
di daerah.
66
Dalam rangka pembentukan, penataan dan penutupan unit organisasi dilakukan berbagai kegiatan kajian yang meliputi studi
kelayakan yang mencakup analisis terhadap lingkungan strategis baik internal maupun eksternal, pengukuran beban kerja, serta kajian
terhadap visi dan misi serta tugas dan fungsi unit organisasi. Analisis lingkungan strategis diperlukan untuk mendeteksi dan merespon
perubahan lingkungan suatu organisasi yang berdampak kepada masa depan, sedangkan beban kerja digunakan untuk menentukan
besaran organisasi sesuai dengan beban tugas yang dipikul oleh unit kerjaorganisasi
yang bersangkutan.
Kajian terhadap visi dan misi serta tugas dan fungsi organisasi diperlukan untuk mengetahui operasionalisasi tugas dan fungsi
organisasi tersebut dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan.
Selain kajian terhadap berbagai hal tersebut, dalam pembentukan, penataan, dan penutupan organisasi disusun pula
prosedurmekanisme yang harus dilalui dalam pembentukan, penataan, dan penutupan organisasi tersebut yang menghasilkan
pedoman bagi setiap unit organisasi. Penetapan unit organisasi dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari instansi yang
berwenang, antara lain Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Menteri Keuangan, dan Presiden.
Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 telah dilakukan penataan terhadap organisasi unit utama di
lingkungan departemen. Sesuai dengan Peraturan Presiden tersebut, susunan unit organisasi di lingkungan Departemen Pendidikan
Nasional meliputi :
67
a Sekretariat Jenderal, terdiri dari : 5 Biro, 20 Bagian, dan 61 Subbagian;
b Inspektorat Jenderal, terdiri dari 4 Inspektorat, 1 Sekretariat Inspektorat Jenderal, 4 Bagian, dan 12 Subbagian;
c Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, terdiri dari 5 Direktorat, 1 Sekretariat Direktorat
Jenderal, 20 Subdirektorat, 40 Seksi, dan 4 Bagian, 17 Subbagian;
d Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, terdiri dari 4 Direktorat, 1 Sekretariat Direktorat Jenderal, 16 Subdirektorat, 32 Seksi,
4 Bagian, dan 16 Subbagian; e Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, terdiri dari 4
Direktorat, 1 Sekretariat Direktorat Jenderal, 16 Subdirektorat, 28 Seksi, 4 Bagian, dan 16 Subbagian;
f Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, terdiri dari 4 Direktorat, 1 Sekretariat Direktorat
Jenderal, 16 Subdirektorat, 32 Seksi, 4 Bagian, dan 16 Subbagian;
g Badan Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari 4 Pusat, 1 Sekretariat Badan, 12 Bidang, 6 Bagian, dan 6 Subbagian;
serta h Pusat-pusat, terdiri dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai, Pusat Grafika Indonesia, Pusat Perbukuan, Pusat Bahasa, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan, Pusat pengembangan Kualitas Jasmani, dan Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat.
68
Struktur Organisasi Departemen Pendidikan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 adalah
sebagai berikut:
Adapun sistem dan mekanisme pembentukan, penataan, dan penutupan organisasi di lingkungan departemen digambarkan
sebagai berikut.
69
Sumber: Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional 2005
Gambar 3.11. Mekanisme Pembentukan Organissai di lingkungan Departemen
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah khususnya desentralisasi penyelenggaraan pendidikan telah disusun pembagian
urusan antara pemerintah, pemerintah provinsi, dan kabupatenkota di bidang pendidikan sebagai tindak lanjut dari Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Selain itu juga sedang disipakan konsep pedoman pembentukan unit organisasi pengelola
pendidikan yang mencakup kriteria dan model-model organisasi. Adapun penerapan struktur organisasi di satuan pendidikan
menengah dapat dirinci kembali tugas dan tanggung jawab masing- masing komponen struktur organisasi sekolah yang digunakan.
Pelaksanaan lingkup kegiatan sekolah yang jumlah siswanya besar, dapat menggunakan struktur organisasi secara operasional, seperti
70
terlihat pada gambar 4. Namun bagi sekolah yang sedang dan kecil dapat dilakukan perangkapan dua macam urusan atau lebih oleh
wakil kepala sekolah, dengan kata lain disesuaikan dengan kondisi sekolah.
2. Pembagian tugas dan tanggung jawab dalam sebuah strukturorganisasi sekolah di SMTA.