Gambar 4.1. Puncuated equlibrium model
Ketika kelompok-kelompok terbentuk, fokus perhatian mereka yang pertama adalah pada tugas atau tujuan yang telah ditetapkan.
Pada tahap ini kelompok memasuki tahapan suasana yang disebut inertia, dan hal ini harus diatasi agar para anggota mampu bekerja
secara penuh untuk mencapai tujuan. Selanjutnya kelompok akan melakukan semua usaha all-out manakala deadline waktu
penyelesaian tugas sudah dekat. Gambar tersebut mengisyaratkan parameter waktu penyelesaian tugas sebagai faktor sensitif dan
pengaruh deadline waktu pada kelompok.
E. Strategi Peningkatan Efektivitas Kelompok
Sebagai pemimpin organisasi, kepala sekolah perlu menguasai strategi peningkatan efektivitas kelompok. Kohn 2002
memperkenalkan 4 empat strategi untuk meningkatkan interaksi dan diskusi di dalam kelompok. Strategi itu meliputi brainstorming, dot
voting, round robin, dan six points of view. Brainstorming melibatkan para anggota kelompok dalam mengkaji sejumlah pendapat atau
solusi sebanyak mungkin dikaitkan dengan suatu topik permasalahan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan berbagai masukan sebagai
bahan pertimbangan, bukan menentukan kualitas suatu pendapat. Dot voting merupakan strategi yang dapat digunakan untuk
mengakses pemikiran-pemikiran kelompok secara cepat, untuk menemukan kesamaan pendapat dan prioritas pemecahan masalah
begitu alternatif solusi disepakati. Secara teknis hal ini dapat diupayakan dengan meminta masing-masing anggota kelompok
memegang 2-3 potong stiker warna dan menempelkannya pada jenis-
84
jenois alternatif solusi yang merekan anggap paling tepat. Variasi lain dot voting adalah dengan memerintahkan masing-masing anggota
untuk memberi tanda merah pada jenis pendapat dan solusi yang yang tidak disepakati. Model ini akan menjadi alat yang efektif untuk
memudahkan pimpinan kelompok membuat peta mapping daerah solusi yang disetujui dan tidak disetujui.
Di dalam strategi round robin, para anggota kelompok diminta memberikan jawaban singkat terhadap sebuahj pertanyaan terbuka,
seperti: “dari bahan-bahan yang telah didiskusikan itu, apakah yang dipandang mampu mengembangkan prestasi belajar siswa di dalam
kemampuan menulis?” atau “Pesan apakah yang dperoleh dari diskusi itu yang Anda anggap dapat di terapkan di dalam kelas untuk
masa akan datang?” Begitu anggota kelompok memberikan responnya, sejumlah informasi yang muncul perlu digenerasikan
ketika masing-masing guru misal,nya saling bertukar pikiran. Dalam strategi terakhir, six point of view para anggota diminta mendiskusikan
suatu masalah atau issu dari 6 sudut pandang: siswa, orang tua, guru, standard nasional, pelaksana ujian nasional, dan administrator atau
pemimpin. Proses kelompok membantu para anggota untuk memngkaji suatu issu dari berbagai sudut pandang, sehingga dapat
dihasilkan suatu keputusan solusi yang terbaik.
F. Proses Pengambilan Keputusan yang Efektif di dalam Organisasi Sekolah