1 Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok yang
melaksanakan tugas pokok organisasi, dan kelompok staf yang melaksanakan kegiatan penunjang.
2 Asas spesialisasi dapat dijalankan menurut bakat bawaan
yang berbeda-beda. 3
Prinsip the right man in the right place dapat diterapkan dengan mudah.
4 Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap unit kegiatan
5 Dapat dipergunakan o1eh organisasi-organisasi yang lebih
besarkompleks.
c. Kekurangan-kekurangannya:
1 Pemimpin lini sering mengabaikan advis staf.
2 Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan.
3 Ada kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan
stafnya. 4
Perintah-perintah lini, nasihat-nasihat dan perintah-perintah staf sering agak membingungkan anggota. Hal ini dapat
terjadi, karena kedua jenis hierarki ini tidak selalu seirama dalam memandang sesuatu. Meskipun terdapat kelemahan-
kelemahan organisasi tipe lini dan staf ini, namun untuk organisasi yang semakin kompleks seperti dewasa ini lebih
cenderung menggunakan bentuk lini dan staf.
3. Bentuk Fungsional
Organisasi fungsional adalah suatu organisasi di mana kekuasaan dari pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang
memimpin satuan-satuan di bawahnya dalam suatu bidang pekerjaan
2
tertentu. Tiap-tiap kepala dari satuan ini mempunyai kekuasaan untuk memerintah semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya
The Liang Gie, 1981. Ciri lain dari organisasi demikian tidak terlalu menekankan pada hierarki struktural, akan tetap lebih banyak
didasarkan pada sifat dan macarn fungsi yang harus dijalankan. Sebenamya bentuk ini tidak populer, dan kebanyakan hanya
dipergunakan dalam lingkungan usaha swasta seperti toko serba ada, dan yang sejenisnya.
a. Kelebihan bentuk fungsional:
1 Ada pembagian yang tegas antara kerja pikir dan fisik
2 Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
3 Solidaritas antar anggota yang menjalankan fungsi yang
sama umumnya tinggi. 4
Moral serta disiplin kerja tinggi. 5
Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah dijalankan.
b. Kelemahan bentuk fungsional:
1 Rotasi tugas sulit dilakukan, karena harus disesuaikan
dengan ketersediaan tenaga dalam bidang keahlian tertentu. 2
Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar diadakan, karena para karyawan cenderung mementingkan posisinya dalam
unit fungsional tertentu. 3
Inisiatif perorangan sulit disalurkan karena sudah dibatasi pada suatu fungsi.
2
4. Organisasi Tipe Panitia
Bentuk organisasi ini adalah suatu tipe di mana pimpinan dan para pelaksana diorganisasikan dalarn kelompok-kelompok yang
bersifat kepanitiaan. Maksudnya, pada tingkat pimpinan, keseluruhan unsur pimpinan menjadi panitia dan para pelaksana dibagi ke dalam
kelompok-kelompok yang disebut dengan task force atau satuan tugas.
a. Ciri-cirinya:
1 Struktur organisasinya tidak begitu kompleks. Biasanya hanya
terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, ketua seksi dan para petugas
2 Struktur organisasinya relatif tidak permanen. Organisasi tipe
panitia hanya dipakai sewaktu-waktu ada kegiatan khusus proyek-proyek tertentu, dan setelah kegiatan-kegiatan itu
selesai, maka panitia dibubarkan. 3
Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif 4
Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang sama.
5 Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu
dalam bentuk satuan tugas task force.
b. Kelebihan-kelebihannya:
1 Keputusan yang diambil selalu berhasil dengan baik dan
tepat, karena sudah dibicarakan secara kolektif. 2
Kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan oleh pimpinan kecil sekali.
3 Usaha kerja sama bawahan mudah dilaksanakan.
2
c. Kelemahan-kelemahannya:
1 Proses pengambilan keputusan agak lambat karena segala
sesuatunya harus dibicarakan lebih dulu dengan para anggota organisasi.
2 Apabila ada kemacetan kerja, tak seorang pun yang mau
diminta pertanggungjawabannya melebihi dari yang lain. 3
Para pelaksana sering dibingungkan dengan adanya berbagai perintah yang datang beberapa pimpinan.
4 Kreativitas nampaknya sukar dikembangkan, karena
pelaksanaan didasarkan pada kolektivitas.
Dari berbagai bentuk organisasi itu, setelah menganalisis kebaikan dan kekurangan masing-masing, kita tentu sependapat
bahwa tipe Lini dan Staf” sebenamya lebih cocok diterapkan bagi organisasi-organisasi yang berkembang pesat dewasa ini. Semakin
kompleks organisasi itu, semakin besar pula sebenarnya tingkat spesialisasi yang dibutuhkan. Namun demikian, bukan berarti dengan
adanya spesialisasi itu justru mengabaikan kreativitas dan usaha kerja sama anggota kelompok. Melainkan, bahwa kedua aspek ini
tetap dipertahankan dengan mengadakan koordinasi secara efektif. Bagaimana wujud konkret bentuk-bentuk organisasi itu, dapat
dipelajari melalui contoh-contoh berikut ini:
2
Keterangan :
Garis komando terbentang lurus dari pimpinan direktur melalui Ketua Divisi dan Kasubag
Gambar 3.4. Organisasi Lini pada Struktur Lembaga Pendidikan
Sesuai dengan ciri-cirinya, bentuk organisasi ini hanya tepat kalau diterapkan pada organisasi yang berskala kecil atau belum begitu
kompleks. Seperti digambarkan di atas, adalah wujud penggunaannya pada sebuah lembaga pendidikan yang kecil baik dari segi jumlah
tenaga maupun hasil yang akan dicapai.
2
Gambar 3.5. Organisasi tipe Lini dan Staf di Depdiknas KotaKabupaten
Gambar 3.6. Contoh Struktur Organisasi Berbentuk Lini dan Staf di SMTA:
Keterangan:
Pada gambar 4 dan 5 terlihat bahwa kekuasaan pimpinan dilimpahkan langsung ke para pembantu pimpinan yang memimpin
satuan tugas di bawahnya, dan dibantu oleh staf seperti Kabag, Sekretaris atau yang setingkat dan berada langsung di bawah garis
pimpinan, tetapi tidak memiliki garis komando pada unit di bawahnya, melainkan hanya memberikan bantuan berupa layanan admisitratif
dan teknis.
2
2
Gambar 3.7. Contoh Organisasi bentuk fungsional
Gambar 3.8. Contoh Organisasi bentuk fungsional
Keterangan: Nampak di sini, bahwa kekuasaan dari pimpinan dilimpahkan
kepada para pejabat yang memimpin satuan-satuan di bawahnya menurut contoh seperti: para manajer dan proyek A sampai dengan
D. Sepintas terlihat pada organisasi fungsional ini tidak mementingkan hirarkhi struktural, tetapi lebih banyak didasarkan pada
sifat dan macam fungsi yang harus dijalankan. Hal ini dapat dilihat pada bagan yang menunjukkan garis kekuasaan setiap pejabat
atasan untuk memerintah para pejabatnya di bawahnya tanpa memperhatikan pada seksi mana mereka berada. Tiap-tiap kepala
dari satuan organisasi berhak memerintah semua pejabat di bawahnya sepanjang mengenai bidangnnya mempunyai kesamaan
fungsi.
2
Gambar 3.9. Contoh Organisasi bentuk panitia.
Keterangan: a. Pada bagan di atas nampak bahwa pimpinan organisasi adalah
personil A, B, C dan D secara kolektif sesuai dengan ciri pokoknya.
b. Sedangkan ketua panitianya adalah A.
Selain tipe organisasi-organisasi yang telah dikemukakan itu, masih ada jenis yang terbentuk dari berbagai tipe organisasi
gabungan. Bentuk organisasi gabungan ini dapat terjadi, misalnya antara lini dan fungsi, atau dapat pula perpaduan antara ketiga bentuk
seperti lini, fungsional dan staf. Di samping itu apabila fungsi staf penasihat dihilangkan, menjadi lini dan fungsional. Secara visual
dapat dipelajari pada gambar berikut ini Gambar 9. Contoh Organisasi bentuk Lini dan Fungsional
5. Bentuk Organisasi Proyek dan Matrik