3. System Aproach
Pendekatan ketiga dalam menganalisis organisasi adalah dengan menerapkan   konsep   sistem.   Teori   sistem   sudah   populer   sejak
beberapa   dasawarsa   yang   lalu   karena   kemampuannya   dalam menyuguhkan suatu model sistem universal yang mencakup berbagai
bidang kehidupan: fisik, biologis, sosial. Dan fenomena tingkah laku manusia.   Para   teoritisi   mencoba   menemukan   generalisasi-
generalisasi   yang   membantu   dalam   menjelaskan   bagaimana berfungsinya segenap kesatuan dan proses.
Seperti   telah   disinggung   sebelumnya,   para   teoritisi   organisasi sebenamya   memperlakukan   organisasi   itu   sebagai   suatu   sistem.
Sistem   adalah   suatu   keseluruhan   yang   terorganisir,   terdiri   dari bagian-bagian   yang   saling   berhubungan   dan   bergantungan   satu
sarna lain. Ada beberapa konsep penting mengenai penerapan sistem terhadap organisasi, yaitu:
a Organisasi   manusia   lebih   bercirikan   sistem   terbuka,   yang- berarti   berinteraksi   dengan   berbagai   unsur   yang   ada   di
lingkungan. b Organisasi cenderung mengarah kepada suatu dinamika atau
keseimbangan yang bergerak moving equilibrium. Anggota-- anggota   organisasi   berusaha   mempertahankan   dan
memelihara   organisasi   agar   tetap   hidup.   Mereka   mereaksi segenap perubahan dan kekuatan-kekuatan baik yang ada di
luar   maupun   dalam   organisasi   itu   sendiri   guna   menemukan keadaan baru agar tetap seimbang.
c Untuk   menjaga   keseimbangan   sistem   organisasi,   maka dikelola   segenap   informasi   dari   rangkaian   kegiatan   yang
maupun   lingkungan,   yang   dapat   memberikan   umpan   balik penyempurnaan setiap penyimpangan.
d Organisasi sebenarnya bagian dari hirarkhi sistem yang terdiri dari   devisi,   departemen,   seksi-seksi   dan   kelompok   individu.
Atau   tegasnya,   organisasi   tertentu   bisa   merupakan   bagian atau sub dari sistem yang lebih besar.
e Ketergantungan   adalah   merupakan   konsep   kunci   bagi   teori sistem. Diterapkan dalam organisasi, berarti didalamnya terdiri
dari   komponen-komponen   yang   saling   bergantungan   dan saling mempengaruhi satu sama lain.
f Konsep  wholism  dalam   memahami   organisasi   menunjukkan bahwa keseluruhan suatu struktur atau kesatuan adalah lebih
dari sekedar kumpulan bagian-bagian. Konsep ini melandasi perlunya   tindakan   terpadu   atau   kompak   sinergy,   yang
berkaitan   dengan   kemampuan   komponen-komponen organisasi   untuk   mencapai   sasaran   bersama.   Dan   tindakan
bersama melebihi hasil yang di secara perorangan.
Konsep   sistem   menolong   kita   dalam   mendiagnosa   hubungan yang   saling   berinteraksi   di   antara   tugaskegiatan,   teknologi,
lingkungan dan anggota organisasi. Para praktisi menerapkan konsep sistem dalam merancang, membangun, mengoperasikan sistem info
manajemen   dan   proses   automasi.   Lebih   jauh   lagi   penggunaannya dilihat pada rancangan-rancangan organisasi matriks dan proyek.
Berbeda   dengan   model-model   organisasi   klasik,   pendekatan sistem menunjukkan bahwa para manajer sesungguhnya beroperasi
dalam   situasi   yang   mudah   berubah,   dinamis,   dan   sering   tidak menentu.   Mereka   pada   umumnya   tidak   berada   dalam   kontrol
sepenuhnya   terkendali   terhadap   situasi-situasi   itu.   Dan   harus berusaha   menyesuaikan   kegiatantindakan,   mencapai   kemajuan   ke
arah tujuan yang ditetapkan, di samping menyadari bahwa hasil-hasil yang   akan   diperoleh   itu   juga   dipengaruhi   oleh   banyak   faktor   dan
kekuatan. Walaupun   begitu,   teori   sistem   yang   diterapkan   dalam   analisis
organisasi ini juga mempunyai keterbatasannya. Hal ini disebabkan oleh   tahap-tahap   perkembangannya   yang   masih   muda.   Untuk
mengatasi hal itu, para penyokongnya harus turun ke lapangan dalam rangka memperluas penggunaannya secara konkret dan operasional.
4. Contingency