Ruang Lingkup Sanitasi Peranan Sanitasi
53 Frekuensi pencucian dari alat dapur tergantung pada jenis alat yang
digunakan. Alat saji dan alat masak harus dicuci, dibilas, dan disanitasi segera setelah digunakan. Permukaan peralatan yang secara langsung
kontak dengan makanan, seperti pemanggang atau ovenoven listrik, gas, kompor, dibersihkan paling sedikit satu kali sehari.
Untuk membantu proses pembersihan peralatan diperlukan bantuan kain lapserbet. Serbet makan yang digunakan bersamaan dengan penyajian
makanan harus bersih, kering, dan tidak digunakan untuk keperluan lain. Serbet atau spon yang digunakan untuk membersihkan peralatan dapur yang
secara langsung bersentuhan dengan makanan, harus bersih dan kering dicuci. Meskipun proses pembersihan telah dilakukan, belum ada jaminan
bahwa cemaran mikrobiologis, terutama bakteri patogen telah dapat dihilangkan. Oleh karena itu proses pembersihan pada umumnya harus
diikuti dengan desinfeksi menggunakan bahan sanitaiser yang sesuai. Tujuan utama desinfeksi adalah untuk mereduksi jumlah mikroorganisme
patogen dan perusak dalam pengolahan makanan, serta pada fasilitas dan perlengkapan persiapan dan pengolahan.
Pemilihan bahan sanitaiser yang akan digunakan biasanya ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1 Metode sanitasi yang dipilih manual atau mekanis. 2 Sifat atau tipe bahan yang akan disanitasi.
3 Karakter spesifik bahan sanitaiser yang diinginkan.
54 Kain basah atau spon yang digunakan untuk membersihkan
permukaan benda-benda yang tidak kontak langsung dengan makanan, seperti meja kerja, meja saiji, rak-rak penyimpan harus selalu bersih dan
segera dibilas setelah digunakan. Kain basah atau spon harus direndam dalam larutan bahan sanitaiser apabila tidak sedang digunakan.
Pencucian dan sanitasi peralatan dapur dapat dilakukan secara manual maupun secara mekanis dengan menggunakan mesin. Pencucian
manual diperlukan pada peralatan besar seperti oven, pemanggang dan panci rebus. Pencucian manual juga diterapkan pada panci, pan, kom
adonan, pengaduk, serta pisau. Pencucian secara mekanis pada umumnya dimanfaatkan oleh institusi jasa boga untuk membersihkan peralatan gelas,
piring dan peralatan saji lainnya. 2 Sanitasi Ruang Pengolahan Makanan
Ruang pengolahan makanan atau dapur juga berperan penting dalam menentukan berhasil tidaknya upaya sanitasi makanan secara keseluruhan.
Dapur yang bersih dan dipelihara dengan baik akan merupakan tempat yang higienis dan menyenangkan sebagai tempat kerja. Dua hal yang
menentukan dalam menciptakan dapur yang sanitaiser adalah kontruksi dapur dan tata letak layout.
a Kontruksi Dapur Kontruksi bangunan dapur meliputi dinding, lantai, langit-langit,
ventilasi, dan pencahayaan. Salah satu hal utama yang perlu diperhatikan
55 dalam merencanakan dapur yang baik adalah kontruksi bangunan yang anti
tikus. Tikus merupakan pembawa mikrobia patogen, serta merusak bahan makanan selama penyimpanan.
Langit-langit dan dinding dapur sebaiknya dibuat dari bahan-bahan yang tidak menyerap partikel dan mudah dicuci. Apabila digunakan pelapis
dinding, bahannya harus tidak beracun. Lantai dapur dan daerah penyajian sebaiknya dari keramik atau bahan-bahan lain yang tidak licin. Lantai juga
harus dibuat miring kearah area pembuangan air untuk mencegah adanya genangan air dalam dapur.
Ventilasi yang baik didisain untuk dapat mengeluarkan asap, uap, kondensasi, kelebihan panas, dan bau dari ruangan. Asap yang dihasilkan
dari berbagai proses pemasakan seperti pembakaran, harus dapat segera dikeluarkan dari ruangan dapur agar tidak mengganggu pekerja. Dengan
demikian dapur memerlukan alat penghisap atau paling tidak dilengkapi dengan cerobong dengan sungkup asap.
Pencahayaan yang memadai sangat penting untuk menjamin bahwa semua peralatan yang digunakan di dapur dan di ruang penyajian dalam
keadaan bersih. Selain itu pencahayaan yang memadai juga sangat penting untuk menjamin keberhasilan pekerjaan preparasi, pengolahan, penyajian
dan penyimpanan makanan. Kontruksi dapur sebaiknya menghindari terbentuknya sudut-sudut dan
celah mati yang sulit dibersihkan. Bagian ruangan seperti ini kemungkinan
56 besar akan menjadi tempat akumulasi kotoran atau tempat bersarangnya
serangga dan hewan pengerat. b Tata Letak Dapur
Tata letak peralatan dapur yang baik pada dasarnya harus memenuhi dua tuntutanyaitu :
1Memungkinkan dilakukannya pekerjaan pengolahan makanan secara runtut dan efisien.
2Terhindarnya kontaminasi silang produk makanan dari bahan mentah, peralatan kotor, dan limbah pengolahan.
Penataan alat pengolah dan fasilitas penunjang mengikuti urutan pekerjaan yang harus dilalui, dari bahan mentah sampai makanan siap
disajikan, yaitu mulai preparasi, pengolahan, dan penyajian. Kontaminasi silang produk makanan dari bahan mentah dapat
dihindari apabila jalur yang ditempuh produk makanan terpisah dari jalur bahan mentah. Penangan peralatan kotor harus menggunakan fasilitas
penampung air yang berbeda dengan yang akan digunakan untuk pengolahan. Fasilitas penyimpanan untuk makanan matang dipisahkan dari
makanan mentah. Letak container limbah atau sampah dijauhkan dari produk makanan, dan dalam keadaan tertutup rapat.
Sanitasi dapur dapat diupayakan dengan pembersihan secara rutin, diikuti aplikasi sanitaiser apabila diperlukan. Makanan yang tercecer di lantai
harus segera dibersihkan. Lantai juga harus disapu dan dipel setiap hari
57 dengan cairan sanitaiser. Dinding dan langit-langit dibersihkan sekurang-
kurangnya satu bulan sekali dengan metode pembersihan yang sesuai. Untuk menjaga kebersihan peralatan dapur dengan baik, maka
peralatan dapur yang akan dipergunakan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
1 Keras dan kuat, sehingga tidak menyerap bahan makanan dan tidak mudah pecah.
2 Rata dan halus pada bagian permukaan luar dan dalam sehingga mudah dibersihkan.
3 Tahan karat, walaupun sering kena air tidak mudah berkarat, karena karat membahayakan kesehatan manusia.
4 Tahan pecah dan mengeping