Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan Perbankan
maka nilai Kinerja Keuangan Perbankan menjadi sebesar 0,013. Nilai koefisien regresi sebesar 0,049 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1
poin CAR akan menaikan Kinerja Keuangan Perbankan sebesar 0,049. Hal inilah yang menunjukkan hubungan positif antara CAR dengan Kinerja
Keuangan Perbankan. Selain itu, nilai koefisien determinasi sebesar 0,030 menunjukkan bahwa Kinerja Keuangan Perbankan dipengaruhi oleh 3
variabel CAR dan 97 oleh variabel lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel pada signifikansi 5
1,668 1,662. Nilai signifikansi sebesar 0,099 lebih besar dari nilai α =5, hal ini menunjukkan pengaruh CAR adalah tidak signifikan.
Penelitian ini kurang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pandu Mahardian 2008 yang menyatakan bahwa variabel CAR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Hasil penelitian Pandu Mahardian 2008 menunjukkan hasil koefisien
regresi sebesar 0,243 dan sig 0,002. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena perbedaan periode dan sampel yang
digunakan. Penelitian Pandu Mahardian 2008 menggunakan laporan triwulanan 24 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ periode juni
2002 hingga juni 2007 sedangkan penelitian ini menggunakan laporan tahunan perbankan yang telah diaudit yang terdaftar di BEI periode 2010-
2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap semakin besar CAR
akan menaikan Kinerja Keuangan Perbankan namun tidak signifikan. Hal
ini berarti dengan semakin besar kemampuan bank dalam menanggung risiko kerugian. Semakin tinggi risiko yang dapat ditanggung oleh bank
maka akan mengurangi risiko kegagalan bank. Tercukupinya modal yang dimiliki bank juga akan memberikan kesempatan lebih besar bagi bank
untuk menyalurkan dana ke masyarakat sehingga peluang bank untuk meningkatkan pendapatan semakin tinggi. Semakin besar CAR yang
berarti kecukupan modal bank untuk menanggung risiko semakin tinggi dapat meningkatkan peluang untuk menyalurkan dana, namun belum tentu
secara nyata berpengaruh signifikan terhadap peningkatan Kinerja Keuangan Perbankan.
Menurut Mawardi 2005 dalam Pandu Mahardian 2008, CAR tidak berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Perbankan disebabkan
karena pemilik bank menambah modal bank yang berupa fresh money supaya CAR dapat memenuhi syarat yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia yakni 8. Selain itu, CAR tidak berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Perbankan diduga karena turunnya atau lemahnya kepercayaan
masyarakat. Jika kepercayaan masyarakat rendah maka tinggi rendahnya modal bank tidak tidak akan berpengaruh karena bank tidak dapat
menjalankan fungsi intermediasi.