43
diklasifikasikan kedalam 4 kelas, setelah diklasifikasikan terhadap tingkat kesesuaian agroklimat masing-masing parameter baik iklim maupun non iklim,
kemudian diolah dan di overlay di perangkat lunak GIS.
Analisis tingkat kesesuaian agroklimat tanaman padi dibagi kedalam tiga periode waktu yaitu periode 1971-2000 sebagai informasi baseline atau mewakili
kondisi masakini, periode 2040-2069 untuk jangka menengah near future dan periode 2070-2099, untuk jangka panjang future. Selanjutnya untuk informasi
spasial tentang gambaran kondisi kesesuaian agroklimat tanaman padi pada masing-masing periode akan di tuangkan dalam bentuk peta kesesuaian
agroklimat.
IV.6.1 Analisis Kesesuaian Agroklimat Tanaman Padi Periode 1971-2000
Hasil analisis kesesuaian agroklimat untuk periode 1971-2000 seperti yang ditunjukkan pada Gambar IV.24 dan Gambar IV.25 memperlihatkan bahwa secara
umum tingkat kesesuaian agroklimat untuk tanaman padi pada periode tersebut, hanya spot kecil daerah yang sangat sesuai S1, secara umum tingkat kesesuaian
agroklimat yang dominan adalah S2 sesuai moderate dan sesuai marginal S3, bahkan beberapa daerah tidak sesuai N cukup luas di Lombok sekitar Gunung
Rinjani dan Sumbawa Tengah dan sekitar Gunung Tambora.
Gambar IV.24 Peta kesesuaian agroklimat tanaman padi
periode 1971-2000 model MK 3.5
44
Gambar IV.25
Peta kesesuaian agroklimat tanaman padi periode 1971-2000 model ECHAM5.MPI
Terdapat perbedaan hasil simulasi dari kedua model, dimana pada hasil model MK 3.5 terdapat daerah yang mempunyai tingkat kesesuaian S1 sangat sesuai yaitu
wilayah Sumbawa bagian Timur dan bagian Selatan. Ketidakcocokan hasil simulasi dua model tersebut lebih disebabkan karena simulasi curah hujan hasil
MK 3.5 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan hasil ECHAM.5MPI. Hasil distribusi tingkat kesesuaian agroklimat tanaman padi periode 1971-2000
dengan parameter iklim inputan dari dua model ditunjukkan pada Tabel IV.2. Tabel IV.2 Tingkat kesesuaian agroklimat tanaman padi periode 1971-2000
Tingkat Kesesuaian Agroklimat
Daerah
S1 Sangat Sesuai Sebagian Sumbawa bagian Selatan dan Timur
S2 Sesuai Moderate Lombok Timur bagian Selatan dan Timur dan Lombok
Bagian Selatan S3 Sesuai Marginal
Lombok Barat bagian Utara, Selatan dan Barat Laut, Lombok Tengah dan Timur, Sumbawa bagian Barat, Bima,
Dompu N Tidak Sesuai
Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur dan Sumbawa bagai Tengah,Barat serta Bima dan Dompu
bagian Utara
Luasnya tingkat kesesuaian agroklimat kategori N tidak sesuai untuk tanaman padi di NTB lebih disebabkan oleh faktor non iklim yang menghambat faktor
iklim. Seperti pulau Moyo di Utara Sumbawa disebabkan oleh jenis tanahnya yang tidak cocok untuk padi, di wilayah Lombok Barat, Bima bagian Utara dan
45
Dompu disebabkan karena tidak tersedia sistem irigasi. Faktor elevasi tinggi di sekitar Gunung Rinjani dan beberapa daerah pegunungan di Sumbawa
menyebabkan tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi. Sebagai perbandingan, analisis tingkat kesesuaian agroklimat tanaman padi di NTB hasil
kajian BPTP dalam Suriadi dkk. 2012, disajikan pada Gambar IV.26 dan IV.27.
Gambar IV.26 Peta kesesuaian agroklimat tanaman padi
di Pulau Lombok Sumber : Suriadi dkk. 2012
Gambar IV.27 Peta kesesuaian agroklimat padi di Pulau Sumbawa
Sumber : Suriadi dkk. 2012
Perbedaan mencolok terlihat di daerah Lombok Timur, dimana hasil BPTP menunjukan tingkat kesesuaian S1 lebih luas dibandingkan hasil kedua model,
perbedaan tersebut bisa disebabkan oleh perbedaan inputan data parameter iklim atau non iklim. Pada analisis selanjutnya diasumsikan tidak terjadi perubahan
jenis tanah dan topografi sehingga faktor yang diperhitungkan pada periode berikutnya hanya perubahan curah hujan dan temperatur.
46
IV.6.2 Proyeksi Kesesuaian Agroklimat Tanaman Padi 2040-2069