5
BAB II Tinjauan Pustaka
II.1 Perubahan Iklim Global
The Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC, 2007 dalam laporanya menyimpulkan bahwa akibat efek rumah kaca di atmosfer mengakibatkan
pemanasan global, temperatur rata-rata permukaan bumi mengalami peningkatan 0,7 °Celcius sejak 1900 dan terus meningkat dalam kurun waktu lima puluh tahun
terakhir. Hal tersebut diilustrasikan pada Gambar II.1
Gambar II.1 : Trend temperatur rata-rata global, sumber : IPCC 2007
Perubahan iklim menurut IPCC 2001 adalah a change in the state of the climate that can be identified eg, using statistical test by change in the mean andor the
variability or as a result of human activity. Perubahan iklim diindikasikan dengan berubahnya variabel iklim, khususnya temperatur dan curah hujan yang terjadi secara
berangsur angsur dalam jangka waktu yang panjang antara multi decadal sampai 100 tahun KLH 2004 dalam GTZ 2010.
Panel perubahan iklim antar pemerintahan IPCC telah membuat beberapa skenario iklim terkait proyeksi iklim global dimasa depan. SRES Special Report
on Emission Scenario dikembangkan oleh Nakicenovic dan Swart 2000 dalam laporan IPCC ke-3 tahun 2001 merupakan skenario iklim berdasarkan skenario
emisi Gas Rumah Kaca GRK yang dikaitkan dengan perkembangan ilmu, tekonologi, ekonomi dan ketidakpastian sumber energi dimasa depan. Laporan ini
masih dirujuk sebagai laporan IPCC ke-4 IPCC. AR4.WG1. 2007.
6
Adapun untuk skema SRES diilustrasikan pada Gambar II.2
Gambar II.2 Diagram SRES, WG.1 AR4.IPCC, sumber : IPCC, 2007
Berdasarkan skema SRES dinyatakan bahwa skenario iklim masa depan dibentuk dari empat story line yaitu A1, A2, B1 dan B2. Kemudian skenario famili A1,
dikembangkan menjadi A1F1, A1T dan A1B. Penjelasan selanjutnya untuk masing-masing skenario terdapat pada lampiran 1.
Skenario A2 merupakan skenario yang lebih tinggi dari SRES emissions scenarios lainya, meskipun bukan yang paling tinggi, skenario lebih tinggi dipilih karena,
alasan analisis dampak dan adaptasi, jika bisa beradaptasi terhadap skenario iklim yang lebih tinggi maka untuk skenario yang lebih rendah bisa juga beradaptasi
www.narccap.ucar.edu . Kondisi level emisi masa kini pada skenario A2
posisinya berada sedikit diatas skenario spesifik, sehingga skenario A2 dianggap lebih realistis untuk analisis regional
www.fas.orgsgpcrsmisc dalam Katzfey
dkk. 2010. Beberapa skenario model global dimana hasil simulasi pola curah hujannya mendekati pola curah hujan historis di Indonesia, disimulasikan dengan
baik oleh skenario A2 dan B2, Kurniawan dkk. 2008. Hal ini juga dinyatakan dalam penelitian lainya oleh Susandi 2009; Katzfey dkk. 2010; Kirono dkk.
2012 dalam penelitianya menggunakan skenario A2, A1B dan B2 mampu mensimulasikan pola curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia dengan baik.
7
II.2 Conformal Cubic Atmospheric Model CCAM Downscaling