23
IV.3 Validasi Model Iklim CCAM
Untuk memvalidasi data suatu model bisa dilakukan dengan melakukan uji statistik. Root Mean Square Error RMSE dan korelasi r dari rata rata jangka
panjang antara model iklim regional dan data observasi digunakan untuk mengevaluasi perfoma model. Metode statistik ini digunakan untuk memilih
model iklim yang mempunyai korelasi tinggi r 0,5 dan nilai RMSE yang kecil. Berdasarkan uji statistik curah hujan tahunan terhadap 6 model iklim hasil
downscaling CCAM untuk periode 1971-2000, didapatkan hasil seperti terlihat pada Tabel IV.1.
Tabel IV.1 Hasil uji statistik, data downscaling CCAM
No Model
RMSE Korelasi
1 ECHAM.5MPI
136,4 0,59
2 GFDL 2.1
143,5 0,57
3 GFDL 2.0
144,57 0,52
4 HADCM
146,3 0,57
5 MIROC 3
148,3 0,58
6 MK 3.5
141,0 0,6
Nilai RMSE terkecil adalah model ECHAM.5MPI sekitar 136,4 dengan nilai korelasi r = 0,59 dan yang terbaik kedua adalah model iklim MK 3.5 dengan
nilai RMSE = 141 dan nilai korelasi r = 0,6. Berdasarkan hasil uji statistik diatas dipilih 2 model iklim yaitu ECHAM.5 MPI dan MK 3.5. Kemudian uji statistik
terhadap data model iklim dipilih 4 stasiun yang mewakili provinsi NTB, keempat stasiun ini dipilih selain dari segi keterwakilan geografis juga berdasarkan
kelengkapan data. Sementara itu untuk koreksi data model terhadap data observasi curah hujan digunakan metode yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Berikut ini adalah hasil perbandingan antara beberapa model iklim global dengan 4 stasiun terpilih yang mewakili provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu daerah
Ampenan dan Sengkol yang mewakili Pulau Lombok dan Sumbawa dan Bima yang mewakili Pulau Sumbawa, seperti terlihat pada Gambar IV.3.
24
Keterangan :
Gambar IV.2 Grafik perbandingan pola hujan, data model dan observasi 1971-2000
Berdasarkan grafik diatas, hasil ploting dari beberapa model terhadap curah hujan secara umum memiliki pola yang sama dengan pola hujan observasi, meskipun
ada beberapa model yang nilainya diatas nilai observasi, sehingga perlu dilakukan koreksi data baik untuk data curah maupun data temperatur. Kelebihan nilai hasil
simulasi model over estimate disebabkan ketidak akurasian dari gradient sigma permukaan, hal ini sering terjadi di daerah topografi tinggi McGregor dan Dix
2005. Data CCAM 1971-2000 hasil koreksi digunakan untuk koreksi bias pada proyeksi curah hujan periode berikutnya, ilustrasi koreksi data model terhadap
data observasi ditunjukkan pada Gambar IV.3 berikut.
Gambar IV.3
Perbandingan curah hujan bulanan di NTB 1971-2000 data model garis biru, observasi garis hijau dan hasil koreksi garis merah
100 200
300 400
500
Stasiun Ampenan
100 200
300 400
500 600
Stasiun Sengkol
cu ra
h h
u ja
n mm
100 200
300 400
500
Stasiun Sumbawa
cu ra
h h
u ja
n m
m 100
200 300
400 500
600
cu ra
h h
u ja
n m
m
Stasiun Bima
cu ra
h h
u ja
n m
m
Cu ra
h H
u ja
n m
m
Tahun
25
IV.4 Analisis Curah Hujan Di NTB