11 dipergunakan sebagai aturan oleh pembukuan, analisis, pengukuran,
pemaparan, maupun penjelasan. Juga untuk menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa, apakah sesuai dengan hukum
syariat atau tidak. Mekanisme kerja bank syariah dapat dijelaskan sebagai berikut.
Dana dari nasabah yang terkumpul diinvestasikan kepada dunia usaha, ketika ada hasil profit, maka bagian profit untuk bank dibagi kembali
antara bank dan nasabah. Disamping itu bank syariah dapat melakukan transaksi jual-beli baik dengan pengusaha maupun dengan nasabah,
menggunakan skema mudharabah, ijarah, istisna, musyarakah, dan salam Khalid, 2003.
B. MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengolahan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komperhensif untuk tujuan
meningkatkan nilai perusahaan Hanafi, 2006. Pengertian dasar risiko terkait dengan keadaan adanya
ketidakpastian dan ketidakpastian terukur secara kuantitatif. Untuk membandingkan antara ketidakpastian dan risiko, dapat dilihat pada
Tabel 2. Tabel 2 Perbandingan risko dan ketidakpastian
Risiko Ketidakpastian
1. Subjek memiliki ukuran kuantitas
1. Subjek tidak ada ukuran kuantitas
2. Diketahui tingkat probabilitas kejadiannya.
2. Tidak diketahui tingkat probabilitas kejadiannya
3. Ada data pendukung mengenai kemungkinan kejadiannya.
3. Tidak ada data pendukung untuk mengukur
kemungkinan kejadiannya. Sumber Djohanputro, 2004
Ketidakpastian yang dihadapi perusahaan bisa berdampak merugikan atau mungkin saja menguntungkan. Bila risiko ini dianggap
menguntungkan maka ini yang dikenal dengan istilah kesempatan opportunity. Sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan
12 dikenal dengan istilah risiko Risk. Sedangkan risko sebagai suatu
keadaan yang tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan dampak yang merugikan Kountur, 2004.
Proses identifikasi risiko dimulai dari dengan mengidentifikasi keberadaan Risiko, dimana risiko berada, apa saja kejadiannya pada
barang atau orang, atau tuntutannya pada kebijakan, dan mengidentifikasi penyebabnya. Metode yang sering digunakan, yaitu:
1 Metode interaksi. 2 Metode alur bagian.
Kontur, 2004
C. BUDI DAYA AYAM RAS PEDAGING
Sejak pertama kali dilaporkan tahun 1935, penemuan suatu strain ayam sebagai cikal bakal ayam broiler dikenal sebagai ayam ras
pedaging, agaknya sudah menjadi trend yang saling mengungguli antara satu penemuan dan penemuan lainnya. Penemuan-penemuan itu
merupakan hasil penelitian bertahun-tahun dari para ahli pemuliaan ternak dalam mencari dan menggabungkan beberapa keunggulan dari beberapa
jenis ayam, seperti ayam hutan merah Galus-galus, galus bankiva, ayam hutan ceton Galus lafayetti, ayam hutan abu-abu Galus soneratti, dan
ayam hutan hijau Galus Varius, galus javanicus dengan perkawinan silang dan seleksi. Ayam hutan hijau Galus javanicus diduga merupakan
cikal bakal ayam kedu yang sekarang. Setelah melalui berbagai perkawinan silang dan seleksi, pada tahun 1945 ditemukan strain ayam
pedaging yang mencapai berat 1 kg dalam waktu 8 minggu Abidin, 2002.
Perkembangan ayam ras di Indonesia dimulai tahun 1965, yaitu ketika pemerintah mencanangkan RKI Rencana Ksejahteraan Istimewa
atau lazim disebut Plan Kasimo. Program ini diwujudkan dengan pembangunan taman-taman ternak Folkstation di setiap ibu kota propinsi
dengan biaya dari pemerintah pusat Suharno, 1995.
13 Ayam broiler baru dikenal menjelang periode 1980-an, sekalipun
galur murninnya sudah diketahui sekitar tahun 1960-an ketika peternak mulai memeliharanya. Tidak heran bila pada saat itu banyak orang yang
antipati terhadap daging ayam ras sebab ada perbedaan yang mencolok antara daging ras broiler dan ayam ras petelur, terutama pada struktur
pelemakan di dalam serat-serat dagingnya Rasyaf, 2002. Pemeliharaan ayam broiler di daerah tropis membutuhkan perhatian
yang cermat dan teliti agar diperoleh hasil yang optimal. Suhu dan kelembabpan yang cukup tinggi di daerah tropis memungkinkan ayam
mudah stress sehingga mengakibatkan ayam mudah terserang penyakit, ganguan pertumbuhan, konversi pakan meningkat, dan kematian ayam
meningkat Arifien, 2002. Ayam ras pedaging broiler adalah istilah yang dipakai untuk
menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai
penghasil daging dengan konversi makanan irit, dan siap potong pada usia yang relatif muda. Pada umumnya ayam broiler siap dipanen pada usia
35 - 45 hari dengan bobot badan antara 1,2-1,9 kgekor Priyatno, 2000. Pada saat berusia tiga minggu, ayam broiler tubuhnya sudah gempal
dan padat. Ayam broiler yang berusia enam minggu sama besarnya dengan ayam kampung dewasa dan bila dipelihara hingga berusia delapan
bulan, bobotnya dapat mencapai 2 kg. Berat sebesar itu sulit dicapai oleh ayam kampung dewasa maupun ayam ras petelur apkir pada usia 1,5
tahun. Kelebihan ini yang mengakibatkan ayam broiler sebagai ayam ras pedaging Rasyaf, 2002.
Menurut Rasyaf 2002, beberapa persyaratan penentuan lokasi peternakan adalah sebagai berikut :
1 jauh dari keramaian, jauh dari lokasi perumahan, atau dipilih tempat yang sunyi,
2 tidak jauh dari pusat pasokan bahan baku ayam ras pedaging dan lokasi pemasaran,
14 3 lokasi yang dipilih sebaiknya termasuk areal agribisnis agar
terhindar dari penggusuran. Temperatur secara tidak langsung berpengaruh terhadap kemampuan
ayam broiler. Ayam broiler akan tumbuh optimal pada temperatur 19
-21 C. Udara panas akan menyebabkan ayam mengurangi beban panas
yang dihadapinya dengan banyak minum dan tidak makan. Bila sudah demikian, sejumlah unsur nutrisi dan keperluan nutrisi utama bagi ayam
tidak masuk sehingga kehebatan ayam tidak tampak Rasyaf, 2002. Bibit ayam atau Day Old Chicken DOC, obat-obatan dan pakan
merupakan tiga komponen usaha yang sangat menentukan suksesnya agribisnis ayam ras. Ketiganya sering disebut sarana produksi peternakan
sapronak. Produksi peternakan ayam ras dapat berjalan baik jika ketiga komponen sapronak tersebut memiliki kualitas yang baik pula Suharno,
2002. Beberapa pedoman dalam pemilihan DOC adalah sebagai berikut :
1 anak ayam berasal dari induk yang sehat agar tidak membawa penyakit bawaan,
2 ukuran dan bobot ayam itu, 3 anak ayam itu memperhatikan mata yang cerah dan
bercahaya, 4 anak ayam tidak memperlihatkan cacat fisik, kaki bengkok,
mata buta atau kelainan fisik lainnya, bulunya halus dan kering,
5 tidak ada lekatan tinja di duburnya. Rasyaf, 2002.
Menurut Rasyaf 2002, pertumbuhan yang sangat cepat pada ayam broiler tidak akan tampak bila tidak didukung dengan ransum yang
mengandung asam amino dan protein yang seimbang sesuai kebutuhan ayam. Ransum juga harus memenuhi syarat kuantitas karena jumlah
ransum yang dimakan bertalian dengan jumlah jumlah unsur nutrisi yang masuk kedalam tubuh ayam. Formulasi pakan ayam broiler dapat dilihat
melalui Tabel 3.
15 Tabel 3 Formulasi pakan ayam broiler
Bahan Pakan
Jagung Kuning 50,0
Dedak Halus 12,5
Bungkil Kedelai 17,0
Bungkil Kelapa 5,0
Tepung Ikan 12,5
Minyak Kelapa 2,0
Pelengkap 0,5 Sumber : Rasyaf, 2002.
Menurut Rasyaf 2002, suatu usaha peternakan ayam pedaging, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1 Daging ayam Peternak biasanya menjual ayam hidup atau dalam bentuk daging
ayam siap masak. Banyaknya daging yang dihasilkan tergantung pada jumlah ayam yang dipelihara.
2 Tinja ayam Tinja ayam bukan merupakan limbah atau buangan yang tidak berarti.
Tinja yang merupakan hasil peternakan dapat mendatangkan uang karena dapat dijual sebagai pupuk, untuk biogas, dan untuk pakan
ternak. Misalnya dapat sebagai bahan pencampur ransum ayam pedaging, kerbau, sapi, domba, kambing dan sebagainya.
3 Bulu ayam Bulu ayam dapat dipergunakan untuk bahan lukisan bulu, isi bantal
dan banyak kerajinan tangan yang memanfaatkan bulu ayam. Menurut Rasyaf 2002 keunggulan ayam broiler akan terbentuk
bila didukung oleh lingkungan karena sifat genetis saja tidak menjamin keunggulan itu akan terlihat. Hal yang mendukung keunggulan ayam
broiler adalah seperti berikut:
1 Makanan
Makanan menyangkut kualitas dan kuantitasnya. Pertumbuhan yang sangat cepat tidak tampak bila tidak didukung dengan ransum yang
16 mengandung protein dan asam amino yang seimbang sesuai dengan
kebutuhan ayam. Ransum juga harus memenuhi syarat kuantitas karena jumlah ransum yang dimakan bertalian dengan jumlah unsur
nutrisi yang harus masuk sempurna kedalam tubuh ayam.
2 Tempratur Lingkungan
Ayam broiler akan tumbuh optimal pada temperatur lingkungan 19
o
-21
o
C. Temperatur lingkungan di Indonesia lebih panas, apalagi di daerah pantai sehingga ayam akan mengurangi beban panas dengan
banyak minum dan tidak makan. Bila sudah demikian, sejumlah unsur nutrisi dan keperluan nutrisi bagi ayam tidak masuk sehingga
kehebatan ayam tidak terlihat. 3 Pemeliharaan
Bibit yang baik memerlukan pemeliharaan yang baik pula. Apabila ayam broiler dipelihara secara “swalayan” bagaikan ayam kampung di
desa-desa maka kehebatan tidak akan tampak karena kehebatan ayam memerlukan perawatan dan makanan yang baik. Perawatan ini
termasuk vaksinasi yang baik dan benar. Sering kali peternak melakukan vaksinasi yang tidak benar atau vaksinnya telah mati
akibatnya ayam terserang ND dan ini semua disebabkan oleh kesalahan manajemen di dalam peternakan tersebut.
Pada dasarnya ada dua pilihan bagi para peternak dalam usaha budi daya ayam pedaging yaitu dengan cara peternak mandiri atau dengan cara
program kemitraan. Jika ingin memulai usaha sendiri, biasanya peternak plasma sudah fanatik terhadap produk intinya. Walaupun sudah tidak
terikat untuk menggunakan produk perusahaan inti, biasanya peternak sudah familiar dan tetap menggunakan produk dari perusahaan intinya
dahulu. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara mengikuti program kemitraan dan menjadi peternak mandiri yang bisa dijadikan acuan atau
pertimbangan bagi para peternak pemula.
17 Tabel 4 Perbedaan program kemitraan dan menjadi peternak mandiri
Faktor Pembanding Program Kemitraan Peternak
Mandiri
Modal Relatif lebih sedikit
karena peternak hanya menyediakan kandang,
peralatan, dan tenaga kerja, sedangkan saran
produksi peternakan Sapronak ditanggung
perusahaan inti. Relatif lebih besar
karena kandang, peralatan, tenaga
kerja, dan Sapronak harus disediakan
sendiri.
Bantuan Teknis Diberikan
perusahaan inti secara terencana.
Tidak ada keterikatan untuk
pemberian bantuan teknis, kecuali
bertanya kepada technical service
dari tempat produk yang dibeli
peternak.
Aturankontrak tertentu Peternak terikat kontrak pada usaha inti untuk
menggunakan produk tertentu.
Bebas untuk menggunakan
produk perusahaan mana pun.
Munculnya inovasi
Tidak diizinkan bila tidak sesuai dengan
kontrak. Peternak bebas
menerapkan dan mencoba inovasi
sendiri.
Harga Sapronak Sudah
diperhitungkan berdasarkan kontrak.
Sepenuhnya berdasarkan
mekanisme pasar.
Harga produk Sudah
diperhitungkan berdasarkan kontrak.
Sepenuhnya berdasarkan
mekanisme pasar.
Bonus Ada perusahaan
inti yang memberikan
bonus dengan nilai tertentu jika tercapai
koversi pakan dan berat akhir yang baik.
Tidak ada bonus.
18 Tabel 4 Lanjutan
Faktor Pembanding Program Kemitraan Peternak
Mandiri
Risiko kerugian Ditanggung
bersama antara perusahaan inti
dan plasma. Ditanggung sendiri.
Penjualan produk Tanggung
jawab perusahaan.
Diusahakan sendiri. Margin usaha
Kecil tetapi pasti karena seluruhnya sudah
berdasarkan kontrak. Keuntungan dan
kerugian tidak dapat diprediksi.
Sumber: Ayam Ras Pedaging, Abidin 2002 D. PROSPEK BISNIS DAGING AYAM
Pada saat berusia tiga minggu, ayam broiler tubuhnya sudah gempal dan padat. Ayam broiler yang berusia enam minggu sama
besarnya dengan ayam kampung dewasa dan bila dipelihara hingga berusia delapan bulan, bobotnya dapat mencapai 2 kg. Berat sebesar itu
sulit dicapai oleh ayam kampung dewasa maupun ayam ras petelur pada usia 1,5 tahun. Kelebihan ini yang mengakibatkan ayam broiler sebagai
ayam ras pedaging Rasyaf, 2002. Menurut Priyatno 2000, konsumsi daging ayam meningkat paling
pesat dibandingkan dengan daging sapi, kambing, ataupun babi. Beberapa alasan yang menyebabkan kebutuhan daging ayam mengalami
peningkatan yang cukup pesat adalah sebagai berikut : 1 daging ayam relatif murah dibandingkan daging lainnya,
2 daging ayam lebih baik dari segi kesehatan karena mengandung sedikit lemak dan kaya protein bila dibandingkan daging sapi,
kambing, dan babi, 3 tidak ada agama apapun yang melarang umatnya untuk
mengkonsumsi daging ayam, 4 daging ayam mempunyai rasa yang dapat diterima semua golongan
masyarakat dan semua umur.
19 Daging ayam dapat digolongkan berdasarkan cara pengolahannya,
yaitu 1 daging segar yang dilayukan atau tanpa pelayuan, 2 daging segar yang dilayukan kemudian didinginkan daging dingin, 3 daging
yang dilayukan, didinginkan kemudian dilayukan kemudian dibekukan daging beku, 4 daging masak, 5 daging asap dan 6 daging olahan
Soeparno, 1992. Daging ayam merupakan produk yang cepat rusak, oleh karena itu diperlukan teknologi penyimpanan untuk mencegah terjadi
kerusakan apabila produk tersebut tidak terkonsumsiterjual dalam bentuk fresh salah satu cara penanganannya adalah dengan penyimpanan pada
suhu dingin -18
o
C. Menurut Departemen Pertanian 2000, konsumsi daging ayam ras
di dalam negeri menunjukkan peningkatan pesat selama periode 1990- 1996, yaitu sekitar 36,73 per tahun. Pada tahun 1990, rata-rata
konsumsi daging ayam baru mencapai 1,93 kgkapitatahun. Pada tahun 1993, konsumsi daging ayam meningkat menjadi 2,29 kgkapitatahun dan
pada tahun 1996 meningkat lagi menjadi 3,55 kgkapitatahun.
E. USAHA AGROINDUSTRI