68
tingkat bunga melainkan menggunakan tingkat risiko. Setelah peternak mendapatkan pendapatan bersih maka selanjutnya
ditentukan jumlah bagi hasil yang disepakati. Bila peternak rugi maka tidak ada bagi hasil dan peternak hanya membayarkan
pembayaran cicilan.
C. IMPLEMENTASI
Tahap implementasi adalah kegiatan transformasi model yang dibuat kedalam komputer. Model yang dibuat terlebih dahulu diuji dengan data
aktual untuk mengetahui apakah model yang dibuat valid dan cukup layak untuk digunakan. Diagram alir deskriptif sub model kelayakan finansial, sub
model prakiraan pasar, dan tahapan penentuan bagi hasil dapat dilihat pada gambar berikut:
69
Gambar 11. Diagram alir deskriptif Model Kelayakan Finansial Mulai
Data struktur biaya budidaya
Perhitungan kelayakan finansial Keuntungan bersih,
BC Rasio, IRR,BEP, PBP, dan NPV
Hasil : Kelayakan finansial budidaya
Kuntungan bersih, BC Rasio, IRR,PBP, NPV, dan BEP
Layak
Selesai Tidak
ya
Asumsi-asumsi
70
Gambar 12. Diagram alir deskriptif Sub Model Penentuan Lokasi Unggulan Usaha pasca panen
Pembobotan kriteria Kriteria 3 -9
Database Mulai
Metode Perbandingan Eksponensial
Hasil : Lokasi Unggulan Agroindustri
Daging Ayam Segar Nilai Alternatif Lokasi
Ketersediaan lahan Kemudahan akses dengan sumber bahan
baku Ketersediaan sarana utilitas
Ketersediaan tenaga kerja Kemudahan akses dengan pemasaran
Kondisi sosial budaya Database
71
------------------------------------
Gambar 13. Diagram alir deskriptif penentuan bagi hasil dan asuransi kegagalan usaha berdasarkan tingkat risiko
Mulai
Perhitungan Nilai Risiko
Hasil : Bagi hasil untuk bank
berdasarkan nilai risiko Jenis Risiko
Kebakaran Bencana alam
Kecelakaan kerja Produk tidak laku dipasaran
Kesulitan akses perbaikan mesin Pencurian
Pemadaman listrik Kelangkaan BBM
Kasus flu burung Database
Pembobotan risiko Kriteria 0 -1
Database
Database Pembobotan asuransi
Kriteria 0 -10
72
Mulai
Data aktual permintaan, BEP
Perhitungan prakiraan tingkat pemintaan berdasarkan regresi linier, persamaan kuadrat, rata-rata bergerak, liner
eksponensial Brown’s dan fourier analisis Hasil : Rata-rata tingkat permintaan
selama 10 tahun ke depan berdasarkan metode yang terbaik
Gambar 14. Diagram alir deskriptif Model Tambahan Unit Satuan Terkecil
Selesai Perhitungan tambahan unit satuan terkecil yang
dibutuhkan berdasarkan nilai rata-rata tingkat permintaan yang didapatkan
Hasil : tambahan unit satuan terkecil yang dibutuhkan beserta kapasitas
per satuan unit terkecil
73
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENANGANAN BAHAN BAKU
Pada pembuatan bakso ayam pertama kali yang harus diperhatikan adalah keadaan daging ayam yang digunakan harus dalam keadaan segar.
Daging ayam yang baru dipotong, masih lemas, liat, bau hampir netral, dan berwarna cerah merupakan daging yang yang bermutu tinggi untuk dibuat
bakso ayam. Fase kekakuan daging ayam fase rigor ini dicapai setelah ayam disembelih sampai 2 jam setelah proses penyembelihan. Bila lewat
dari 2 jam maka akan memasuki tahap kerusakan fase post rigor dimana semakin lama teksturnya mulai lembek, mulai berair, berwarna coklat
gelap atau kebiruan. Pada dasarnya cara pembuatan bakso daging seluruhnya sama
tetapi bahan yang digunakan disesuaikan dengan jenis bakso yang diinginkan. Dalam pembuatan bakso ayam sebaiknya digunakan daging
dari hewan yang baru disembelih dan bila terpaksa harus disimpan maka daging harus disimpan pada suhu 15
o
C sampai 20
o
C maksimal daging ayam disimpan 24 jam atau dibekukan sampai -5
o
C maksimal daging ayam disimpan 4 hari.
B. PROSES PRODUKSI
Pembuatan bakso ayam memerlukan bahan dasar daging ayam segar, bahan penunjang tepung tapioka, garam, es batu, bawang putih,
dan merica, dan air. Komposisi bahan penunjang dapat disesuaikan tergantung dari permintaan konsumen. Semakin banyak komposisi daging
ayam segarnya maka semakin baik bakso ayam yang dihasilkan. Ukuran dari bakso ayam bervariasi dimulai dari ukuran besar 40 butirkg daging
ayam, ukuran sedang 50 butirkg daging ayam, dan berukuran kecil 60 butirkg daging ayam. Diagram alir proses produksi bakso ayam
dapat dilihat pada Gambar 15.