Sistem Manajemen Basis Model

59 Agroindustri. Data Struktur Biaya Agroindustri ditampilkan dalam Microsoft Exel, yang selanjutnya dihubungkan dengan Visual Basic untuk mengetahui kelayakan agroindustri tersebut.

2. Sistem Manajemen Basis Model

a. Sub Model Tambahan Unit Satuan Terkecil Budidaya Sub Model ini bertujuan untuk menentukan jumlah unit tambahan unit satuan terkecil yang dibutuhkan pada peternakan untuk memenuhi tingkat permintaan ayam ras pedaging di Tempat Pemotongan Ayam Pondok Rumput, Bogor. Nilai tingkat permintaan ini didapatkan dari data aktual selama 8 tahun di TPA Pondok Rumput, Bogor. Data aktual ini digunakan sebagai masukan dalam perhitungan prakiraan tingkat permintaan selama 10 tahun kedepan menggunakan metode matematis regresi linier, metode persamaan kuadrat, linier eksponensial Brown’s, rata-rata bergerak tunggal dan metode fourier analisis. b. Sub Model Tambahan Unit Satuan Terkecil Usaha Agroindustri Sub Model ini bertujuan untuk menentukan jumlah unit tambahan unit satuan terkecil yang dibutuhkan pada usaha pasca panen dan agroindustri bakso ayam untuk memenuhi tingkat permintaan daging ayam segar di Tempat Pemotongan Ayam Pondok Rumput, Bogor dan bakso ayam di Toserba Yogya, Bogor. Nilai tingkat permintaan ini didapatkan dari data aktual selama 8 tahun di TPA Pondok Rumput, Bogor dan Toserba Yogya, Bogor. Data aktual ini digunakan sebagai masukan dalam perhitungan prakiraan tingkat permintaan selama 10 tahun kedepan menggunakan metode matematis regresi linier, metode persamaan kuadrat, linier eksponensial Brown’s, rata-rata bergerak tunggal dan metode fourier analisis. 60 c. Sub Model Lokasi Unggulan Usaha Pasca Panen Sub model analisis lokasi merupakan model yang digunakan untuk menentukan daerah dalam hal ini Kabupaten Bogor yang paling sesuai untuk dijadikan lokasi unggulan dalam pendirian usaha pasca panen. Model matematik yang digunakan untuk menentukan lokasi unggulan ini adalah MPE Metode Perbandingan Eksponensial. Kriteria yang digunakan dalam penentuan lokasi agroindustri unggulan usaha pasca panen adalah ketersediaan lahan, kemudahan akses dengan bahan baku, ketersediaan sarana transportasi, Ketersediaan sarana utulitas sarana komunikasi, air, listrik, ketersediaan tenaga kerja, kemudahan akses dengan pemasaran, dan kondisi sosial budaya. Setiap parameter mempunyai nilai yang berbeda untuk kriteria yang berbeda. Nilai alternatif yang diperoleh ini yang kemudian dimasukan ke dalam rumus MPE. Hasil penjumlahan nilai alternatif dari setiap daerah kemudian akan dijadikan nilai akhir dari alternatif tersebut. Nilai alternatif dari setiap daerah ini akan diurutkan untuk melihat nilai yang tertinggi dan daerah yang memiliki nilai tertinggi ini yang dijadikan lokasi unggulan usaha pasca panen ini. Selanjutnya model ini akan memberikan hasil perhitungan berupa lokasi unggulan. Tabel 9 Nilai kriteria ketersediaan lahan Nilai Keterangan 9 Sangat tersedia 7 Tersedia 5 Kurang tersedia 3 Tidak tersedia 61 Tabel 10 Nilai kriteria kemudahan akses dengan bahan baku Nilai Keterangan 9 Sangat baik 7 Tersedia 5 Kurang tersedia 3 Tidak tersedia Tabel 11 Nilai kriteria ketersediaan sarana utilitas transportasi, sarana komunikasi, ketersediaan air, ketersediaan listrik Nilai Keterangan 9 Sangat tersedia 7 Tersedia 5 Kurang tersedia 3 Tidak tersedia Tabel 12 Nilai kriteria ketersediaan tenaga kerja Nilai Keterangan 9 Sangat tersedia 7 Tersedia 5 Kurang tersedia 3 Tidak tersedia Tabel 13 Nilai kemudahan akses dengan pemasaran Nilai Keterangan 9 Sangat baik 7 Mudah 5 Sulit 3 Sangat sulit 62 Tabel 14 Nilai kriteria kondisi sosial budaya Nilai Keterangan 9 Sangat baik 7 Baik 5 Kurang baik 3 Tidak baik e. Sub Model Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Sub model ini digunakan untuk menentukan kelayakan finansial budidaya ayam ras pedaging berdasarkan ekonomi syariah dan berdasarkan ekonomi konvensional. Penentuan kelayakan finansial berdasarkan investasi syariah terdiri dari keuntungan bersih, BenefitCost Ratio BC Rasio, BEP Break Event Point, dan Pay Back Period PBP. Kelayakan berdasarkan ekonomi konvensional terdiri dari keuntungan bersih, BenefitCost Ratio BC Rasio, Net Present Value NPV, Internal Rate Of Return IRR, BEP Break Event Point, dan Pay Back Period PBP. Pada ekonomi syariah tingkat suku bunga digantikan oleh tingkat risiko sedangkan pada ekonomi konvensional menggunakan tingkat suku bunga. Perumusan tingkat risiko dapat dilihat dibawah ini: Dimana : Rf = Tingkat risiko IR = Tingkat inflasi MOG = Margin perusahaan LA = Asuransi kegagalan usaha AP = Biaya Administrasi Rf = IR + MOG +AP + LA 63 Sistem yang digunakan dalam budidaya ayam ras pedaging ini menggunakan sistem plasma inti, dimana para peternak hanya menyediakan biaya investasi berupa tanah dan bangunan. Kriteria kelayakan investasi dihitung berdasarkan parameter-parameter yang menyusun biaya budidaya. Parameter tersebut disajikan pada tabel 16. Parameter masukan untuk kelayakan berdasarkan ekonomi syariah pada model ini berasal dari keluaran model sebelumnya berupa jumlah cicilan yang harus dibayarkan ke bank dan kemampuan bayar nasabah tahun. Tabel 15 Parameter masukan Model Kelayakan Finansial Usaha Budidaya No. Uraian Satuan 1 Produktifitas Target Produksi ekortahun Tingkat keberhasilan produksi FCR Feed Cost Ratio - FCR Standar - Harga Ayam Rp.ekor Harga Jual Produk Rp.kg Harga Jual By Product Rp.kg Tahun Produksi bulantahun Insentif Pasar Rp. 2 Pendanaan Apakah proyek didanai dari bank syariah? yatidak Bunga Pinjaman jika bank konvensional Bagi Hasil jika bank syariah Modal Sendiri Jangka Waktu Pengembalian Modal tahun Risk Rate 3 Lain-Lain Biaya Perawatan Nilai Sisa Modal Pajak Lahan Sewa? yatidak Sewa Lahan jika sewa Rp.m2th Dari parameter diatas terlihat ada pilihan antara proyek didanai syariah atau tidak. Pengguna bisa melihat kelayakan proyek berdasarkan ekonomi syariah dengan memilih jenis pendanaannya dan bila pengguna memilih pendanaan syariah maka tidak ada tingkat bunga melainkan menggunakan tingkat risiko. Setelah peternak mendapatkan pendapatan bersih maka selanjutnya 64 ditentukan jumlah bagi hasil yang disepakati. Bila peternak rugi maka tidak ada bagi hasil dan peternak hanya membayarkan pembayaran cicilan. f. Sub Model Kelayakan Finansial Usaha Pasca Panen Sub model ini digunakan untuk menentukan kelayakan finansial usaha pasca panen berdasarkan ekonomi syariah dan berdasarkan ekonomi konvensional. Penentuan kelayakan finansial berdasarkan investasi syariah terdiri dari keuntungan bersih, BenefitCost Ratio BC Rasio, BEP Break Event Point, dan Pay Back Period PBP. Kelayakan berdasarkan ekonomi konvensional terdiri dari keuntungan bersih, BenefitCost Ratio BC Rasio, Net Present Value NPV, Internal Rate Of Return IRR, BEP Break Event Point, dan Pay Back Period PBP. Perumusan tingkat risiko dapat dilihat dibawah ini: Dimana : Rf = Tingkat risiko IR = Tingkat inflasi MOG = Margin perusahaan LA = Asuransi kegagalan usaha AP = Biaya Administrasi Parameter-parameter yang menyusun biaya usaha pasca panen disajikan pada Tabel 16. Masukan pada sub model ini berasal dari keluaran sub model sebelumnya yaitu Sub Model Struktur Biaya Usaha Pasca Panen. Rf = IR + MOG +AP + LA 65 Kriteria kelayakan investasi usaha pasca panen dihitung berdasarkan parameter-parameter yang berpengaruh usaha pasca panen. Parameter masukan untuk kelayakan berdasarkan ekonomi syariah pada model ini berasal dari keluaran model sebelumnya berupa jumlah cicilan yang harus dibayarkan ke bank dan kemampuan bayar nasabah tahun. Parameter tersebut disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Parameter masukan Model Kelayakan Finansial Usaha Pasca Panen No. Uraian Satuan 1 Produktifitas Target Produksi kgtahun Konversi Daging Bersih kgekor Tingkat keberhasilan produksi Persentase produk terjual Harga Bahan Baku Rp.ekor Harga Jual Produk Rp.butir Tahun Produksi bulantahun 2 By Product a. Hati dan Ampela b. Harga Hati dan Ampela Rp.kg c. Usus d. Harga Usus Rp.kg e. Kepala f. Harga Kepala Rp.kg g. Kaki f. Harga Kaki 3 Pendanaan Apakah proyek didanai dari bank syariah? yatidak Bunga Pinjaman jika bank konvensional Bagi Hasil jika bank syariah Modal Sendiri Jangka Waktu Pengembalian Modal tahun Risk Rate 4 Lain-Lain Biaya Perawatan Nilai Sisa Modal Pajak Lahan Sewa? yatidak Sewa Lahan jika sewa Rp.m2th Dari parameter diatas terlihat ada pilihan antara proyek didanai syariah atau tidak. Pengguna bisa melihat kelayakan proyek berdasarkan ekonomi syariah dengan memilih jenis pendanaannya 66 dan bila pengguna memilih pendanaan syariah maka tidak ada tingkat bunga melainkan menggunakan tingkat risiko. Setelah peternak mendapatkan pendapatan bersih maka selanjutnya ditentukan jumlah bagi hasil yang disepakati. Bila pelaku usaha pasca panen rugi maka tidak ada bagi hasil dan hanya membayarkan pembayaran cicilan. g. Model Kelayakan Finansial Agroindustri Bakso ayam Sub model ini digunakan untuk menentukan agroindustri bakso ayam berdasarkan ekonomi syariah dan berdasarkan ekonomi konvensional. Penentuan kelayakan finansial berdasarkan investasi syariah terdiri dari keuntungan bersih, BenefitCost Ratio BC Rasio, BEP Break Event Point, dan Pay Back Period PBP. Kelayakan berdasarkan ekonomi konvensional terdiri dari keuntungan bersih, BenefitCost Ratio BC Rasio, Net Present Value NPV, Internal Rate Of Return IRR, BEP Break Event Point, dan Pay Back Period PBP. Pada ekonomi syariah tingkat suku bunga digantikan oleh tingkat risiko sedangkan pada ekonomi konvensional menggunakan tingkat suku bunga. Perumusan tingkat risiko dapat dilihat dibawah ini: Dimana : Rf = Tingkat risiko IR = Tingkat inflasi MOG = Margin perusahaan LA = Asuransi kegagalan usaha Rf = IR + MOG +AP + LA 67 Sub model ini dapat digunakan untuk berbagai kapasitas produksi dan parameter-parameter yang menyusun biaya agroindustri bakso ayam dapat dilihat pada Tabel 17. Parameter masukan untuk kelayakan berdasarkan ekonomi syariah pada model ini berasal dari keluaran model sebelumnya berupa jumlah cicilan yang harus dibayarkan ke bank dan kemampuan bayar nasabah tahun. Tabel 17 Parameter masukan Model Kelayakan Finansial Agroindustri Bakso Ayam No. Uraian Satuan 1 Produktifitas Target Produksi butirtahun Rendemen Daging Giling Konversi Daging Giling butirkg Tingkat keberhasilan produksi Persentase produk terjual Harga Bahan Baku Rp.kg Harga Jual Produk Rp.butir Tahun Produksi bulantahun 2 Kebutuhan Bahan Penunjang a. Tepung tapioka b. Garam dapur c. Merica d. Bawang putih e. es batu f. Plastik pengemas 3 Pendanaan Apakah proyek didanai dari bank syariah? yatidak Bunga Pinjaman jika bank konvensional Bagi Hasil jika bank syariah Modal Sendiri Jangka Waktu Pengembalian Modal tahun Risk Rate 4 Lain-Lain Biaya Perawatan Nilai Sisa Modal Pajak Lahan Sewa? yatidak Sewa Lahan jika sewa Rp.m2th Dari parameter diatas terlihat ada pilihan antara proyek didanai syariah atau tidak. Pengguna bisa melihat kelayakan proyek berdasarkan ekonomi syariah dengan memilih jenis pendanaannya dan bila pengguna memilih pendanaan syariah maka tidak ada 68 tingkat bunga melainkan menggunakan tingkat risiko. Setelah peternak mendapatkan pendapatan bersih maka selanjutnya ditentukan jumlah bagi hasil yang disepakati. Bila peternak rugi maka tidak ada bagi hasil dan peternak hanya membayarkan pembayaran cicilan.

C. IMPLEMENTASI