PENDAHULUAN A. Sistem penunjang keputusan investasi agroindustri berbasis daging ayam dengan pola syariah

1

I. PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Produk olahan daging ayam merupakan produk agroindustri yang dikonsumsi oleh masyarakat luas. Kondisi seperti ini yang menyebabkan banyak pengguna dana yang ingin menanamkan dana untuk mendirikan usaha agroindustri berbasis daging ayam. Investasi bebas bunga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan antar pemilik dana dan pelaku agroindustri. Investasi bebas bunga atau disebut investasi syariah merupakan solusi terbaik dalam pendirian argoindustri berbasis daging ayam. Suatu perekonomian bebas bunga, seperti yang dianjurkan oleh islam, adalah satu-satunya pemecahan untuk mengurangi penderitaan manusia yang merosot martabatnya dalam sistem perekonomian kapitalis. Dalam sistem perekonomian islam sebagian besar perekonomian akan dibawah pengawasan negara dan sebagian besar tabungan akan merupakan tabungan kolektif yang dilakukan negara untuk kesejahteraan rakyat, dan saham modal hanya akan diakui melalui laba biasa Suprayitno, 2004. Ide dasar sistem perbankkan islam sebenarnya dapat dikemukakan dengan sederhana. Operasi institusi keuangan islam terutama berdasarkan prinsip PLS Profit-and-loss-sharing atau bagi untung dan rugi. Pada sistem perbankkan islam tidak menetapkan bunga, melainkan mengajak berpartisipasi dalam bidang usaha yang didanai. Dalam sistem perekonomian islam segala macam bentuk yang berkaitan dengan penambahan pembayaran atau yang biasa kita sebut riba adalah haram. Riba adalah tambahan jumlah pokok pinjaman dengan jangka waktu peminjaman dan jumlah pinjamannya Lewis dan Algaoud, 2003. Investasi syariah merupakan investasi yang mempunyai prinsip dasar yang berbeda dengan investasi konvensional. Pada dasarnya perhitungan bagi hasil pada investasi syariah dilakukan berdasarkan akad diawal dan 2 diestimasi pada saat mendapatkan pendapatan bersih dilakukan di akhir sedangkan pada investasi berbasis konvensional perhitungan keuntungan diestimasikan di awal kepemilikan modal dengan menetapkan tingkat suku bunga interest yang berlaku. Sesuai dengan skema Zarqa, syariah terdiri atas bidang muamalah sosial dan ibadah ritual. Konsep dari sistem ekonomi islam ini dapat diuji dengan konsistensi internalnya, kesesuaiannya dengan berbagai sistem yang mengatur aspek-aspek kehidupan lainnya, dan kemungkinannya untuk berkembang dan tumbuh Suprayitno, 2005. Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi baik langsung maupun tidak langsung yang kuat dengan komoditas pertanian. Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai bahan baku input bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri. Sedangkan keterkaitan tidak langsung berupa kegiatan ekonomi lain yang menyediakan bahan baku input lain di luar komoditas pertanian, seperti bahan kimia, bahan kemasan dan lain-lain. Beserta kegiatan ekonomi yang memasarkan dan memperdagangkannya Saragih, 2001. Sektor agroindustri menurut Gumbira-Said dan Dewi 2003, mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PDB nasional dibandingkan terhadap sektor-sektor lainnya di Indonesia. Antara tahun 2000 hingga tahun 2002, sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mampu memberikan kontribusi antara Rp 66.208,85 miliar hingga Rp 68.018,42 miliar, atau sekitar 16,18 dari total PDB Nasional. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan sektor industri pengolahan, yang juga banyak memanfaatkan bahan baku berupa produk-produk pertanian, nilai PDB sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan masih lebih rendah daripada nilai PDB sektor industri pengolahan. Antara tahun 2000 hingga 2002, nilai PDB sektor industri pengolahan berkembang dari 104.986,93 miliar menjadi Rp 113.671,74 miliar, atau sekitar 26,51 dari total PDB. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa proses pengolahan produk-produk pertanian telah memberikan nilai 3 tambah yang jauh lebih besar, sehingga mampu memberikan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Komoditas peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Pasaribu 2004 menyatakan pada tahun 1992, subsektor peternakan dalam pembangunan ekonomi Indonesia memberikan kontribusi sebesar 2.5 persen gross domestic products GDP secara nasional atau 10,5 persen dari GDP bidang pertanian dengan laju pertumbuhan tahunan 6,1 persen, sedangkan data 1998 menunjukkan kenaikan produksi peternakan sebesar 1,4 persen. Salah satu komoditas unggulan peternakan adalah ayam ras pedaging. Menurut Departemen Pertanian 2000, produksi ayam ras pedaging menunjukkan peningkatan rata-rata 12,80 per tahun selama periode 1994-1996 dan produksi ayam ras pedaging memiliki kontribusi 34,6 per tahun dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi daging dalam negeri. Produk ayam ras pedaging yang biasa dikonsumsi masyarakat adalah daging ayam segar. Pada dasarnya daging ayam segar paling diminati oleh konsumen di Indonesia karena digunakan sebagai bahan masakan sehari-hari. Permintaan terhadap daging ayam olahan seperti bakso ayam, nugget, sosis ayam, dan abon ayam semakin meningkat seiring dengan berkembangnya potensi agroindustri daging ayam segar.

B. TUJUAN

Tujuan pengkajian masalah khusus ini adalah : 1 Mempelajari berbagai faktor dan parameter yang berpengaruh terhadap perencanaan agroindustri daging ayam dan merancang model sistem penunjang keputusan investasi agroindustri berbasis daging ayam dengan pola syariah. 2 Merekomendasikan strategi perencanaan pengembangan usaha agroindustri berbasis daging ayam berdasarkan syariah sebagai upaya 4 dalam mendukung pembangunan daerah dan pengembangan potensi masyarakat. 3 Merancang sistem penunjang keputusan untuk mengetahui kelayakan investasi agroindustri berbasis daging ayam dari mulai peternakan, usaha pasca panen, dan agroindustri bakso ayam dengan pola syariah.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari masalah khusus ini adalah pembuatan sistem penunjang keputusan untuk melakukan suatu investasi berdasarkan ekonomi syariah atau disebut investasi syariah yang berbasis daging ayam. Perencanaan investasi ini meliputi budi daya ayam ras pedaging, usaha pasca panen, dan agroindustri bakso ayam. Produk daging ayam olahan yang dipelajari disini adalah bakso ayam. Proses perhitungan yang dilakukan di dalam Sistem Penunjang Keputusan Investasi Agroindustri Berbasis Daging Ayam Dengan Pola Syariah ini berdasarkan proses pembiayaan Musyarakah. Pada dasarnya proses perhitungan kelayakan berdasarkan ekonomi syariah masih menggunakan parameter kelayakan ekonomi konvensional tetapi tingkat suku bunga yang digunakan digantikan dengan tingkat risiko. Verifikasi model dilakukan di wilayah Bogor secara umum, khususnya di Kabupaten Bogor. Pengguna Sistem Penunjang Keputusan Investasi Agroindustri Berbasis Daging Ayam Dengan Pola Syariah ini adalah pelaku agribisnis peternakan, pelaku usaha pasca panen, pelaku agroindustri bakso ayam, calon investor, lembaga penelitian, akademisi, lembaga keuangan syariah dan pemerintah. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA