INVESTASI SYARIAH TINJAUAN PUSTAKA

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. INVESTASI SYARIAH

Islam adalah kata dari bahasa Arab yang terambil dari kata salimah yang berarti selamat, damai, tunduk, pasrah dan berserah diri. Obyek penyerahan diri ini adalah pencipta seluruh alam semesta, yakni Allah SWT. Agama islam memiliki tiga aspek utama, yakni aspek aqidah, aspek syariah dan aspek akhlak. Bila cakupan ajaran islam ini digambarkan dalam skema, maka akan tampak sebagai berikut: Gambar 1. Kandungan Ajaran Islam Karim, 2003 Akidah disebut juga iman, sedangkan syariah adalah Islam, dan akhlak disebut juga ikhsan. Aqidah menunjukan kebenaran Islam, Syariah menunjukan keadilan islam, dan akhlak menunjukan keindahan Islam Karim, 2003. Ekonomi islam dapat disebut sebagai ekonomi anti riba di mana setiap pelaku ekonomi dalam bisnis senantiasa berfikir pada usaha-usaha menyamakan harga dengan biaya yang dikeluarkan. Semangat anti riba ini sudah diteladankan oleh Nabi Muhamad SAW dalam sejarah hidupnya, sehingga beliau dapat disebut yang dipercaya Al-Amin Cahyono, 1995. ISLAM Akidah Iman Syariah Islam Akhlak Ikhsan 6 Menurut Zulkifli 2003, Ditinjau dari sisi fiqh, maka pengertian riba harus dilakukan secara hati-hati. Yusuf Qardhawi menafsirkan bahwa bunga bank sama dengan riba yang hukumnya jelas-jelas haram. Terkait dengan hal diatas, terdapat beberapa dalil islam yang melarang sistem riba. Namun demikian, Allah SWT menurunkan risalah larangan praktek riba dengan menggunakan empat tahapan, yakni: 1 Allah SWT memberikan pengertian bahwa riba tidak akan menambah kebaikan disisi Allah SWT. Allah berfirman : “ Dan sesuatu riba tambahan yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak akan menambah apapun disisi Allah. Dan apabila kamu memberikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka yang berbuat demikian itulah orang-orang yang melipatgandakan pahalanya. “ QS.Ar-Ruun : 39. 2 Allah memberikan gambaran siksaan bagi seorang yahudi dengan salah satu karakternya suka memakan riba. Allah SWT berfirman: “Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi kami haramkan atas mereka memakan makanan yang baik-baik yang dahulunya dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi manusia dari jalan Allah, dan disebabkan karena mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka telah memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka siksa yang pedih.” QS. An-nisaa’ : 160-161. 3 Allah SWT melarang memakan riba yang berlipat ganda. Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan.” QS. Ali Imran : 130. 7 4 Allah melarang dengan keras dan tegas segala jenis riba. Allah SWT berfirman: “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa-sisa dari berbagai jenis riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan maka ketahuilah bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat, maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.” QS. Al-Baqarah : 278-279. Islam mendorong praktik bagi hasil dan mengharamkan riba. Keduanya sama-sama memberikan keuntungan bagi pemilik dana, namun keduannya mempunyai perbedaan yang begitu nyata. Perbedaan antara bagi hasil dan bunga dapat dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1 Perbedaan antara bunga dan bagi hasil Bunga Bagi Hasil 1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi selalu untung. 1. Penentuan besarnya rasio atau nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. 2. Besar persentase berdasarkan pada jumlah uang modal yang dipinjamkan. 2. Rasio bagi hasil berdasarkan keuntungan yang diperoleh. 3. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangkan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. 3. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. 8 Tabel 1 Lanjutan Bunga Bagi Hasil 4. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun sekalipun jumlah keuntungan berlipat . 4. Jumlah pembagian laba akan meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan. 5. Eksistensi bunga diragukan kalau tidak dikecam oleh semua agama termasuk agama islam. 5. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. Sumber : Antonio, 2002. Di Indonesia, Bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia BMI. Walaupun perkembangannya agak terlambat dibandingkan negara-negara Muslim lainnya, perbankkan syariah di Indonesia akan terus berkembang. Bila pada tahun 1992–1998 hanya ada satu unit bank syariah , maka pada tahun 2005, jumlah bank syariah bertambah menjadi 20 unit, yaitu 3 bank umum syariah dan 17 unit usaha syariah. Sementara itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS hingga akhir tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah Karim, 2003. Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset, baik berupa harta maupun dana, pada suatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau meningkatkan nilainya dimasa yang akan datang. Atau secara sederhana, investasi berarti mengubah cashflow agar mendapatkan keuntungan atau jumlah yang lebih besar dikemudian hari Ghufron, et al, 2005. Syariah adalah kata bahasa Arab yang secara harfiah berarti jalan yang ditempuh atau garis yang mesti dilalui. Secara etimologi, definisi Syariah adalah peraturan-peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh Allah, atau telah digariskan pokok-pokoknya dan dibebankan kepada kaum muslimin supaya mematuhinya, supaya syariah ini diambil oleh 9 orang islam sebagai penghubung diantaranya dengan Allah dan diantaranya dengan manusia” 25 Karim, 2003. Menurut Ghufron, et al 2005 investasi yang diakui oleh hukum positif yang berlaku belum tentu sesuai dengan ajaran agama islam, yaitu: 1 Aspek material dan finansial. Artinya suatu investasi hendaknya menghasilkan manfaat finansial yang kompetitif dibandingkan dengan investai lainnya. 2 Aspek kehalalan. Artinya suatu bentuk investasi harus terhindar dari bidang ataupu prosedur syubhat atau haram. Suatu investasi yang tidak halal akan membawa pelakunya kepada kesesatan. 3 Aspek sosial dan lingkungan. Artinya suatu bentuk investasi hendaknya memberi kontribusi yang positif bagi masyarakat banyak dan lingkungan sekitar, baik untuk generasi masa kini dan mendatang. 4 Aspek pengharapan kepada ridha Allah. Artinya suatu bentuk investasi tertentu itu dipilih hanya untuk mendapatkan ridha Allah. Suatu perekonomiaan bebas bunga, seperti yang dianjurkan oleh islam, adalah satu-satunya pemecahan untuk mengurangi penderitaan rakyat yang merosot martabatnya dalam sistem perekonomian kapitalis. Dalam sistem perekonomian islam sebagian besar perekonomian akan berada dibawah pengawasan negara dan sebagian besar tabungan akan merupakan tabungan kolektif yang dilakukan negara untuk kesejahteraan rakyat, dan saham modal hanya akan diakui melalui laba biasa Suprayitno, 2005. Menurut Perwataatmadja 1996 menyebutkan kewajiban-kewajiban muamalah ini maka bagi mereka yang tidak pandai berusaha tersedia berbagai alternatif yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW seperti: 1 Penitipan dana kepada seorang pengusaha untuk dikelola dengan sistem bagi hasil al mudharabah atau trust financing, atau 10 2 Pembiayaan bersama suatu usaha dengan sistem bagi hasil sesuai dengan penyertaannya masing-masing al musyarakah atau join venture, atau 3 Pembiayaan usaha seperti diatas namun dengan penyertaan yang semakin berkurang al musyarakah mutanaqisab atau modal ventura. 4 Kegiatan jual beli barang dengan pembayaran tangguh seluruhnya pada waktu jatuh tempo al murabaha, atau 5 Kegiatan jual beli barang dengan pembayaran tangguh dicicil pada waktu jatuh tempo al baitu bithaman ajil, atau 6 Kegiatan sewa-menyewa barang al ijarah atau sewa guna usaha, atau 7 Kegiatan sewa-menyewa barang yang diakhiri dengan alih pemilikan al baitu takjiri atau hire purchae. Dari sudut pandang asuransi dapat ditarik kesimpulan bahwa asuransi konvensional adalah pemindahan atau pengalihan risiko dari tertanggung peserta asuransi kepada penanggung perusahan asuransi atau istilahnya transfer risk. Pada konsep asuransi syariah, menuruet DSN-MUI, risiko yang akan terjadi ditanggung bersama atas dasar ta’awun, yaitu prinsip hidup saling melindungi dan saling menolong atas dasar ukhuwah islamiyah antar sesama anggota dalam menghadapi malapetaka Amrin, 2006. Bentuk umum dari usaha bagi hasil dalah musyarakah syirkah atau syarikah. Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud Karim, 2006 Menurut Firdaus, et al 2005 akutansi dalam konsep islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber hukum islam dan 11 dipergunakan sebagai aturan oleh pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan. Juga untuk menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa, apakah sesuai dengan hukum syariat atau tidak. Mekanisme kerja bank syariah dapat dijelaskan sebagai berikut. Dana dari nasabah yang terkumpul diinvestasikan kepada dunia usaha, ketika ada hasil profit, maka bagian profit untuk bank dibagi kembali antara bank dan nasabah. Disamping itu bank syariah dapat melakukan transaksi jual-beli baik dengan pengusaha maupun dengan nasabah, menggunakan skema mudharabah, ijarah, istisna, musyarakah, dan salam Khalid, 2003.

B. MANAJEMEN RISIKO