Metode Pembelajaran LANDASAN TEORI

Seorang guru diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar mengajar. Menurut Mulyasa 2009:105 kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75. Kriteria di atas dapat menunjukan seberapa baik kualitas pembelajaran dilaksanakan. Kriteria efektivitas dalam penelitian ini mengacu pada peningkatan hasil pemahaman siswa yang ditunjukkan dengan perbedaan peningkatan pemahaman siswa antara sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan dan dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimum yang telah ditentukan oleh SMA AL-IRSYAD Tegal sebesar 73 serta peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran seluruhnya atau setidaknya 75 Mulyasa, 2009:105.

2.4 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak pernah tercapai selama komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya komponen metode Djamarah, 2002:84. Surakhmad dalam Djamarah 2002:88-92, menyatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: a. Anak Didik Anak didik manusia berpotensi yang menghayatkan pendidikan. Gurulah yang berkewajiban untuk mendidik serta yang secara langsung berhadapan. Sehingga seorang guru harus mampu merencanakan dan memilih metode pembelajaran yang tepat karena melihat kondisi siswa yang heterogen agar mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan efektif. Oleh sebab itu anak didik mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran. b. Tujuan Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari arah yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kulikuler atau tujuan kurikulum, tujuan instutisional, dan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan dalam tujuan pembelajaran yang dikenal ada dua yaitu TIU Tujuan Instruksional Umum dan TIK Tujuan Instruksional Khusus. Perumusan tujuan tersebut mempengaruhi dalam bagaimana proses pembelajaran dan pemilihan metode yang digunakan. Sehingga metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang akan diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi penggunaan metode yang harus sesuai dan tepat dengan tujuan pembelajaran dan bukan sebaliknya. Karena itu kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya. c. Situasi Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu bisa saja guru ingin menciptakan situasi belajar di alam terbuka, dalam hal ini tentunya guru harus menentukan metode yang tepat sesuai situasi yang diciptakan. Oleh sebab itu situasi yang diciptakan mempengaruhi pemilihan metode yang digunakan. d. Fasilitas Fasillitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap atau tidaknya fasilitas belajar juga akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. e. Guru Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Ada guru yang suka berbicara, tetapi guru yang lain suka berbicara. Seorang guru yang berlatar belakang sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang berlatar belakang bukan sarjana pendidikan dan keguruan. Kepribadian, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar merupakan permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan seorang guru dalam hal belajar mengajar perlu memperhatikan penerapan metode yang akan diterapkan, karena pada hakekatnya metode merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan, dan setiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan.

2.5 Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

0 13 47

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS.

3 10 76

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 33