kepadatan tinggi. Sebagian masyarakat di daerah tersebut merupakan masyarakat yang bekerja pada sektor informalpedagang kaki lima dan nelayan.
Segmen B. Berada pada simpang jalan Haji Bau-Penghibur Oriz Cafe sampai
dengan simpang Jalan Datumuseng-Penhibur Rumah Sakit Stella Maris. Karakter fungsi lahan perumahan, Kegiatan Pengelolaan Pusat Jajan Wisata
Laguna, dan fasilitas umum rumah sakit dengan sifat aktifitas yang relatif tenang perumahan, hotel dan rumah sakit.
Segmen C. Berada pada simpang jalan Datumuseng – Penghibur ruko sampai
dengan Jalan Bau Massepe – Penhibur Ruko. Karakter fungsi lahan perumahan didominasi oleh rukopertokoan dengan sifat aktifitas sebagai lokasi
usaha dengan intensitas aktifitas yang tidak terlalu besar. Termasuk dalam segmen ini adalah Kawasan Perbelanjaan Somba Opu.
Segmen D. Dimulai dari simpang Jalan Bau Massepe – Penhibur Ruko dan
Hotel Makassar Golden sampai dengan simpang Jl. Pattimura – Jl. Pasar Ikan. Hotel Pantai Gapura Karakter fungsi lahan komersial, yang didominasi oleh
hotel dan pusat-pusat perbelanjaan dengan sifat aktifitas sebagai lokasi usahakomersial dengan intensitas yang relatif besar.
Segmen E. Dimulai dari Simpang Jl. Pattimura – Jl. Pasar Ikan sampai dengan
Simpang Tiga Jl. Ujung Pandang – Jl. Riburane – Jl. Ahmad Yani. Karakteri fungsi lahan rekreasi dan dermaga perahuboat. Keberadaan Benteng Fort
Rotterdam memberi nuansa historis terhadap segmen kawasan ini.
3.7. Pengendalian Limbah
Letak Pantai Losari Makassar yang sangat sangat dekat dengan berbagai macam pusat aktivitas Kota Makassar seperti perkantoran, pertokoan dan
perdagangan, restauran, perhotelan dan juga pemukiman penduduk menyebabkan Pantai Losari memiliki potensi tercemar yang sangat besar.
Ditambah lagi opini publik yang umumnya menempatkan salah satu fungsi pantai adalah sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah karena lebih murah dan
instan yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas pantai dan lingkungannya. Terjadinya peningkatan konsentrasi logam berat yang signifikan pada perairan
Pantai Losari Makassar, berasal dari hasil buangan berbagai macam aktifitas kota yang disalurkan melalui tunel-tunel atau saluran utama kota yang langsung
mengarah ke pantai.
Kondisi fisik perairan yang buruk akibat dari tingginya padatan tersuspensi yang masuk ke perairan baik melalui saluran buangan utama kota
ataupun melalui sungai menyebabkan terjadinya penurunan tingkat penetrasi cahaya matahari secara signifikan ke perairan, hal ini terjadi akibat banyaknya
partikel-partikel tersuspensi tersebut yang membuat keruh perairan sehingga matahari sulit menembus perairan dan hal ini akan mengancam kelangsungan
ekosistem biologis yang ada di perairan tersebut. Selain hal tersebut padatan tersuspensi juga dapat secara langsung merusak lapisan insang organisme
perairan. Kondisi biologis air limbah kota yang disalurkan melalui saluran utama kota yang bermuara pada Pantai Losari Makassar telah tercemar berat oleh
Coli form Coli tinja sangat berpotensi dalam penyebaran penyakit di sepanjang
Pantai Losari.
3.8. Potensi dan Permasalahan Kawasan Pantai Losari Makassar
Posisi Kawasan Pantai Losari Makassar yang berada pada koridor pesisir Pantai Barat Sulawesi memiliki sejumlah potensi yang strategis dan menarik,
antara lain; sebagai lintas regional Takalar-Gowa-Makassar dan menjadi simpul transportasi
transit Coridor darat dan laut kepulauan. Sebagai koridor pengikatpenghubung antara kota lama dan pengembangan kota di bagian
selatan, sebagai salah satu edge batas tepi Kota Makassar, dan keunggulan komparatif lainnya yang sangat potensial adalah Pantai Losari Makassar sebagai
Collective Memory serta bagian sejarah perkembangann Kota Makassar. Selain potensi yang menarik tersebut, Kawasan Pantai Losari juga
memiliki sejumlah konflik yang mewarnai potensi tersebut, antara lain: kondisi sirkulasi kendaraan yang bergerak menujumelintas di koridor Penghibur pasca
pembangunan Jl. Metro Tanjung Bunga dan Jembatan Barombong, kondisi eksisting lingkungan di sekitar Pantai Losari Khususnya buangan limbah cair
domestik di pesisir, kondisi tanggul yang sudah mulai rusak ditelan usia dan proses abrasi pantai, dan sejumlah permasalahan lingkungan dan sosial lainnya.
Rencana Tapak, 2001.
3.8.1. Isu-isu Pengelolaan Sepanjang Garis Pantai Kota Makassar
1.
Adanya keinginan pemerintah untuk mereklamasi Pantai Losari Makassar, yaitu dengan memperluas daratan pada Pantai Losari Makassar dengan cara
penimbunan pantai untuk pembangunan taman dan fasilitas hiburan lainnya,
dengan alasan untuk memperindah pemandangan fisik dan panorama Pantai Losari Makassar.
2.
Sedimentasi yang tinggi didaerah sepanjang garis pantai akibat aktivitas dari daratan yang terjadi melalui abrasi pantai dan sedimen-sedimen yang
terbawa dari daratan oleh arus sungai. Pasca bencana alam berupa longsornya Gunung Bawakaraeng dikhawatirkan sedimentasi yang berakibat
pendangkalan pada Pantai Losari akan terjadi. Tak kurang dari 1,3 milyar kubik tanah longsoran akan tiba di laut melalui Sungai Je’neberang.
3.
Pembuangan sampah-sampah dan limbah rumah tangga ari penduduk sekitar pantai serta pedagang kaki lima sehingga dapat menyebabkan
penumpukan sampah pada daerah pantai.
4.
Polusi udara seperti bau tak sedap benyak berasal dari adanya TPI yang ada didekat Pantai Losari dan TPI Potere. Dan berasal dari asap-asap pabrik,
kendaraan bermotor dan aktivitas transportasi laut.
5.
Pembuangan limbah-limbah minyak yang berasal dari kapal-kapal besar maupun kapal-kapal pengangkut lainnya yang melintasi daerah perairan
sekitar Makassar yang dapat menyebabkan pencemaran limbah.
6.
Penggusuran terhadap rumah-rumah penduduk akibat perluasan daerah rekreasi permandian seperti daerah sepanjang Tanjung Bunga.
7.
Aktivitas Industri besar di sekitar perairan Makassar membuat makin tingginya polusi udara yang terjadi. Erosi pantai akibat tingginya kegiatan
pembangunan disekitar pantai dan akibat aktivitas masyarakat atau pengunjung.
3.8.2. Pengembangan Pariwisata
Perencanaan Kawasan Pantai Losari Makassar sebagain kawasan wisata berpayung pada Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Sulawesi Selatan,
perencanaan tersebut mengintegrasikan produk perencanaan pada beberapa sektor terkait dan wilayah ruang yang bersinggungan dengan kawasan
perencanaan Tabel 6.
Tabel 6. Keadaan daerah kepulauan Kota Makassar RIPPP Kota Makassar 2000 diolah tahun 2009
No Nama Pulau
Luas Ha Jarak Dari Pantai Losari
01 Barrang Lompo
48,00 9 Mil
02 Barrang Caddi
6,00 6 Mil
03 Kodingareng Lompo
48,00 11 Mil
04 Kodingareng Caddi
0,5 7 Mil
05 Lae-Lae
5,00 1 Mil
06 Samalona
3,00 7 Mil
07 Kayangan 3,50
1 Mil 08
Bone Tambung 5,00
10 Mil 09
Lanjukang 8,00
18 Mil 10
Langkai 8,00
16 Mil 11
Lumu-Lumu 5,00
12 Mil
Jumlah 140,00 3.8.3. Arahan Pengendalian Saat ini
Beberapa point rekomendasi yang relevan dengan kondisi terkini limbah Kota Makassar yang bermuara di Pantai Losari : Nypah, 2003 dan Bapedalda Kota
Makassar adalah : Pengadaan sebuah water treatment yang berfungsi sebagai instalasi
pengolah limbah cair Kota Makassar yang bermuara pada Pantai Losari. Water treartment tersebut dilengkapi dengan kapasitas untuk mendegradasi
kadar limbah termasuk kelompok logam berat, mikrobiologi e-coli dan coli
form lainnya dan variabel pencemar lainnya, hingga dibawah ambang batas kemampuan toleransi perairan dan lingkungan Pantai Losari Makassar.
Perlunya pengetatan pelaksanaan peraturan standar baku mutu limbah terhadap berbagai aktifitas perkotaan terutama kelompok aktifitas masyarakat
yang memberikan suplai limbah yang besar dan berperan dalam menimbulkan terjadinya pencemaran.
Pengadaan danatau optimalisasi fungsi instalasi pengolahan limbah pada tiap aktifitas domestik seperti perkantoran, restoran, perhotelan, dan jenis
aktifitas lainnya terutama pada kelompok aktifitas domestik dan industri terutama pada wilayah Pantai Losari dan sekitarnya.
Adanya perbaikan saluran pembuangan limbah kota yang mencakup kualitas fisik saluran yang memenuhi standar kualitas fisik saluran pembuangan
limbah kota sehingga aliran limbah dapat berlangsung normal dan tidak terhambat serta meresap kedalam tanah. Rujukan tentang perbaikan saluran
pembuangan limbah ini didasarkan pada hasil pengamatan yang
memperlihatkan adanya beberapa kategori saluran berdasarkan tingkat optimal fungsinya mulai dari saluran yang termasuk dalam kategori minim
mengalirkan limbah ke muara pembuangan higga saluran yang tidak mengalirkan limbah sama sekali.
Perlunya peningkatan kualitas pemahaman masyarakat tentang eksistensi Pantai Losari Makassar. Motivasi kegiatan penyadaran tersebut adalah
peran strategis Pantai Losari Makassar bagi masyarakat kota sebagai wahana estetik, transportasi, akumulasi limbah kota, maupun fungsi
ekologisnya secara khusus. Membangun penyadaran tersebut dapat ditempuh dengan optimalisasi peraturan daerah yang telah ada maupun
kegiatan penyadaran yang menggunakan pendekatan persuasif yang menyentuh empati masyarakat bahwa Pantai Losari adalah aset bersama
masyarakat kota ini dan Indonesia sebagai pantai terpanjang di Indonesia. Perlunya monitoring berkelanjutan yang berlangsung pada tiap satuan waktu
tertentu yang dianggap representatif untuk memprediksi kemungkinan perubahan lingkungan Pantai Losari Makassar yang disebabkan oleh limbah
cair dan padat sisa aktifitas masyarakat Kota Makassar. Dengan demikian maka langkah antisipatif dapat dirancang sedini mungkin dan relevan dengan
konteks permasalahan di lapangan.
IV. METODE PENELITIAN