Beban Limbah Cair Langsung dari Hotel
BL_P_Hl_1 BL_N_Hl_1
BLBOD_Hl_1 Fk_COD_Hl_1
BLCOD_Hl_1 JPgj_1
Fk_P_Hl_1 Fk_BOD_Hl_1
Fk_N_Hl_1 kont_2
kont_2 kont_2
kont_2
Beban limbah septi Tank dari Hotel
BLPsH_1 BLNsH_1
BLBODsH_1
BLCODsH_1 FkNsH_1
FkPsH_1 FkCODsH_1
Fk_BODsH_1 JPgj_1
kont_3 Beban Limbah Cair langsung di Pemukiman DAS Jeneberang
BL_PLp_1 BL_NLp_1
BLCODlP_1
Fk_PLp_1 Fk_BODLp_1
BLBODLp_1 Fk_NLp_1
kont_3 LPddkDT_1
LBTp kont_3
kont_3 kont_3
JPddkDT_1 Fk_CODLp_1
FkPddkDT_1
Terusan Gambar 70
Gambar 71. Model dinamik Beban limbah DAS Jeneberang
b. Sub Model Kualitas Air Wilayah Pesisir
Model kualitas air Wilayah pesisir terdiri atas beberapa sub – sub model kualitas air wilayah pesisir, yaitu : BOD, dan COD Gambar 72. Kedua sub-sub model
tersebut dibuat secara parsial berdasarkan persamaan yang sesuai dengan masing-masing sub-model, kemudian diintegrasikan menjadi satu model Kualitas
air Wilayah pesisir.
1 t
C dt
BOD d
+ =
................................................................................16
∫
= =
+ =
n t
t
dt t
C BOD
2002
1
..............................................................................17
Total Beban Limbah Pemukiman Total Beban Limbah Hotel
Tot_N_BLH_1
Tot_BLP_1 Tot_BLN_1
BL_PLp_1 BLP_sP_1
BLNsP_1 BL_NLp_1
BLCODsP_1 BLCODlP_1
BLBODsP_1 Tot_BLBOD_1
Tot_BLCOD_1 BLBODLp_1
Tot_BL_P_1 Fk_COD_Hl_1
BLBOD_Hl_1 Tot_BOD_BLH_1
BLCODsH_1 Tot_COD_BLH_1
BLNsH_1 BL_N_Hl_1
BLPsH_1
BL_P_Hl_1 Tot_P_BLH_1
Tot_BL_H_1 BLBODsH_1
Tot_BL_1
Dalam model dinamik sederhana persamaan 17 ditulis menjadi : KA BOD
= KA BODfk1 .........................................................................18 Untuk parameter yang lain analog dengan persamaan tersebut.
Keterangan : KA BOD = Kualitas air BOD
Model Kualitas Air BOD
Tot_BOD_BLH
Tot_BLBOD_1
Tot_BOD_BLH_1 Constant_a
Constant_b Tot_BL_BOD
Tot_BLBOD KAs_BOD
KA_BOD
Model Kualitas air COD
Constant_a1 Constant_c1
KA_COD KAs_COD
Tot_BL_COD Tot_BLCOD
Tot_COD_BLH
Tot_BLCOD_1
Tot_COD_BLH_1
Gambar 72. Model dinamik Kualitas air di Pesisir Kota Makassar
5.5.2. Analisis Kecenderungan Sistem
Analisis kecenderungan sistem ditunjukan untuk mengeksplorasi perilaku sistem dalam jangka panjang ke depan, melalui simulasi model Gambar 73 dan
74. Perilaku simulasi ditetapkan selama 26 tahun, yakni dimulai tahun 2002 sampai dengan 2028. Dalam kurun waktu simulasi tersebut, diungkapkan
perkembangan yang mungkin terjadi pada peubah-peubah yang dikaji. Hasil simulasi model menunjukkan bahwa jumlah penduduk di sekitar perairan wilayah
pesisir terus meningkat dari 1.191.456 jiwa pada awal simulasi dan menjadi 2.249.338 jiwa pada akhir tahun simulasi. Pola peningkatan jumlah penduduk
diikuti pula oleh beban limbah yang dihasilkan. Pada awal simulasi jumlah beban limbah Tallo 14.415,00 tontahun meningkat menjadi 23.546,31 tontahun. Pada
awal simulasi jumlah beban limbah Jeneberang 51.554,55 tontahun meningkat menjadi 97.898,11 tontahun.
Gambar 73. Kecenderungan populasi penduduk total
Gambar 74. Kecenderungan jumlah masing – masing beban limbah yang masuk ke perairan
Time
Tot_BL_T 1
Tot_BL_J 2
2.002 2.008
2.014 2.020
2.028 30.000
60.000 90.000
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
Time Pop_Pddk
2.002 2.008
2.014 2.020
2.028 1.191.500
1.192.000 1.192.500
1.193.000 1.193.500
5.5.3. Uji Validitas
Secara garis besar uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dikembangkan dapat diterima dan dibenarkan secara akademik atau tidak.
Dalam penelitian ini dilakukan dua pengujian validasi yaitu uji validitas struktur dan validitas kinerja.
a. Uji Validitas Struktur
Uji ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana keserupaan struktur model mendekati struktur nyata Muhamadi 2001. Secara empirik
pertambahan total sumber pencemar dipengaruhi oleh sumber pencemar dari : penduduk timbulan sampah dan tinja, erosi pertanian dan erosi pemukiman,
Peningkatan jumlah sumber pencemar akan meningkatkan beban pencemaran dan menurunkan daya dukung Wilayah pesisir Kota Makassar.
Hasil simulasi terhadap sub model dinamik sumber pencemar pada Gambar 75. Memperlihatkan bahwa peningkatan jumlah penduduk diikuti oleh
peningkatan total beban sumber pencemar secara eksponensial Tabel 46. Penelitian ini memperkuat simpulan Mustafa
et al. 2008 dan Dahuri 2003 bahwa Faktor sumber pencemar perairan adalah limbah domestik perkotaan
domestic –urban wastes, limbah cair perkotaan urban stormwater, limbah cair pemukiman
sewage, pertambangan, limbah industri industrial wastes, limbah pertanian
agriculture wastes , limbah perikanan budidaya dan air limbah pelayaran
shipping waste water.
Tabel 46. Populasi penduduk dan jumlah sumber pencemar 2002-2028