4.3. Rancangan dan Pemodelan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui studi kasus drengan menggunakan
soft system methodology dan hard system methodology. pendekatan sistem probabilistik akan digunakan untuk
merumuskan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan beberapa metode, analisis, sintetis
dan alat bantu sebagaimana dijelaskan berikut ini.
4.3.1. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh dengan cara observasi langsung di
lapanganlokasi penelitian, diskusi, wawancara langsung dengan pakar dan stakeholder dan pengisian kuisioner oleh
stakeholder di lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dengan cara menulusuri berbagai sumber seperti hasil
penelitian dan dokumen ilmiah dari instansi terkait.
4.3.2. Jenis dan Sumber data
Jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari responden oleh
para pihak yang terkait dengan pengelolaan wilayah pesisir, sedang data sekunder bersumber dari penelusuran dokumen. jenis data yang akan
dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain; a. Aspek ekonomi ; yang meliputi PDRB, jumlah penghasilan, serapan tenaga
kerja, jumlah usaha, struktur upah tenaga kerja b. Aspek sosial; kependudukan,yang meliputi tingkat kemiskinan, jenis lapangan
kerja, jumlah dan struktur penduduk,perubahan penduduk, kepadatan penduduk, jumlah tenaga kerja, jumlah pengangguran
c. Aspek biofisik; kesesuaian lahan, luas lahan tambak, mangrove, luas wilayah pemukiman, luas wilayah perkebunan, hutan, pertanian, persen penutupan
terumbu karang, persen penutupan padang lamun, kondisi ekowisata bahari, pencemaran perairan
d. Aspek teknologi; penyebaran tempat pendaratan ikan, metode budidaya perikanan yang tidak ramah lingkungan, penggunaan alat tangkap yang
destruktif, pemanfaatan teknologi penanganan limbah, ekoteknologi pada wisata bahari
e. Aspek hukum dan kelembagaaan; ketersediaan peraturan pengelolaan wilayah pesisir secara formal, ketersediaan aturan adat dan kepercayaan
agama,penyuluhan hukum pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan wilayah pesisir, transparansi dalam kebijakan, zonasi peruntukan lahan.
4.3.3. Teknik Sampling Kualitas Air 4.3.3.1. Penentuan stasiun pengamatan
Di Wilayah pesisir Kota Makassar dan sungai, dilakukan pengambilan sampel pada masing – masing sungai dan dilakukan 10 kali ulangan. Di Wilayah
pesisir, penelitian diawali dengan penentuan lokasi pengambilan sampel yang dilakukan dengan pertimbangan dapat mewakili aktivitas di daratan, dan aktivitas di
perairan. Pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan botol sampel di lima wilayah pesisir yaitu muara Sungai Tello, Pelabuhan Paotere, muara Sungai
Jeneberang, Tanjung Merdeka, dan Pantai Losari. dengan tehnik sampel campuran composite sample. Lokasi sampling dipilihditentukan secara sengaja purposive
sampling. Penentuan lima lokasi sampling ini didasarkan pada 1 tujuan pengambilan sampel, 2 jenis sumber air yang akan disampel, 3 pola aliran air
yang akan disampel dan 4 pola aliran air badan air yang akan disampel, khusus air permukaan Hardjojo dan Djokosetiyanto 2005.
4.3.3.2. Pengambilan Sampel Air
Contoh air diambil secara komposit dengan menggunakan alat pengambil sampel. Selanjutnya contoh air dimasukkan dalam botol dan diberi label nama.
Kemudian sampel air dimasukkan ke dalam cool box untuk dibawa ke laboratorium
guna keperluan analisis. Waktu pengambilan contoh air bersamaan dengan waktu pengambilan beberapa parameter pendukung seperti suhu, pH, dan kecerahan
secara in situ. Contoh sampel ini kemudian diawetkan dengan H
2
SO
4
Pekat sebelum dilakukan analisis di laboratotium. Tabel 4.
Posisi lintang – bujur Lokasi sampling atau masing – masing stasiun pengamatan ditentukan dengan menggunakan GPS
global posisioning system Hutagalung
et al. 1997. Pengumpulan data kualitas air dilakukan selama enam bulan. Analisis dan pengukuran parameter sampel air dilakukan di Laboratorium
Kualitas air UNHAS
4.3.4. Teknik Analisis dan Pemodelan a. Analisis
Kebijakan
Analisis kebijakan dilakukan dengan melalui review kebijakan dalam pemanfaatan dan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu baik di tingkat
nasional, regional maupun kebijakan yang bersifat sektoral Dunn 1994 dan Saaty 1998. Berdasarkan analisa ini ditentukan tingkat keterpaduan dari
masing-masing kebijakan yang sudah dikembangkan dalam keterpaduan pengelolaan wilayah pesisir.
b. Analisis Spatial Keruangan