KONDISI SOSIAL 1. Kependudukan KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. Kandungan Coli form Coli tinja yang ditemukan pada air buangan tersebut mencapai 2.400.000 100 ml sampel, hal ini menunjukkan telah terjadi pencemaran berat Coli form dan Coli tinja 5. Secara keseluruhan limbah cair Kota Makassar yang melalui saluran buangan kota yang bermuara Pada Pantai Losari memiliki potensi yang sangat besar dalam pencemaran Pantai Losari Makassar dan penurunan kualitas lingkungan baik secara fisik, kimiawi maupun biologis terhadap ekosistem di Pantai Losari.

3.4.3.2. Kecerahan Perairan

Intensitas matahari sangat berpengaruh terhadap kecerahan perairan, karena keberadaan intensitas matahari yang terserap kedalam perairan sangat membantu keberlangsungan hidup biota laut dalam proses assimiliasi. Keputusan Menteri KLH Kep. 02Men KLHI1998 tentang pedoman baku mutu air laut untuk biota laut membutuhkan intensitas kecerahan 5 m. Tingkat kecerahan disepanjang pantai Losari Makassar mengalami fluktuasi yang berbeda dalam setiap periode musim. Sedangkan di 11 sebelas pulau terluar masih memiliki tingkat kecerahan cukup tinggi. 3.5. KONDISI SOSIAL 3.5.1. Kependudukan Kota Makassar berpenduduk 1.497.493 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,62 per tahun BPS, 2003. Kota Makassar terdiri dari 14 Kecamatan, 142 Kelurahandesa. Dari 14 Kecamatan, terdapat 3 tiga kecamatan yang memiliki wilayah pesisir dan laut dengan panjang garis pantai 30 km yaitu Kecamatan Ujungpandang, Kecamatan Ujung Tanah dan Kecamatan Tallo. Jumlah penduduk ketiga wilayah kecamatan tersebut khusus yang berdomisili di wilayah pesisir sampai pulau-pulau kecil sebanyak 147.292 jiwa.

3.5.2. Sosial Ekonomi

Pelabuhan laut menjadi jantung perekonomian kota. Dari pelabuhan ini semua hasil komoditas hasil produksi Makassar didistribusikan baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Pelabuhan laut Soekarno-Hatta menjadi persinggahan kapal-kapal penumpang, jelas sangat menguntungkan bagi Kota Makassar. Kegiatan perekonomian di Kota Makassar lebih didominasi oleh sektor jasa. Kota ini sangat bergantung pada sektor penerimaan pajak dan retribusi. Tahun 2001 Pemda Kota Makassar telah memasukkan 45,7 milyar dari pajak dan retribusi.

3.5.3. Perdagangan

Kegiatan perdagangan di Kota Makassar tergolong maju. Pusat-pusat perrniagaan dari pasar-pasar tradisional, pasar grosir sampai mal-mal modern sangat berkembang pesat. Sektor perdagangan dalam total kegiatan ekonomi tahun 2000 bernilai Rp. 1,7 trilium. Sebagai kontributor utama, sektor ini mampu menyerap pasar tenaga kerja sebesar 34,24 dari total 904.644 penduduk usia kerja berdasarkan data survei Sosial Ekonomi Nasional Sensus 2000. Dari sektor industri, sebelum dipasarkan sebagian besar komoditas sumberdaya alam mengalami proses pengolahan di Kota Makassar. Beragam industri pengolahan telah tersediah di Kota Makassar, mulai dari industri rumah tangga sampai industri modern. Di Kecamatan Tallo menjadi sentra industri furniture dan industri logam atau pusat kerajinan tenun sutera. Hanya yang menjadi permasalahan saat ini karena kebanyakan industri dan pabrik termasuk dalam skala besar bercampur dengan permukiman dan sarana umum, sehingga Kota Makassar lebih terkesan terlalu padat. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut di atas, pemda telah mengalokasikan areal Kawasan Industri Makassar KIMA seluas 200 hektar di Kecamatan Biringkanaya.

3.6. Tata Ruang dan Karakateristik Penggunaan