didistribusikan ke sasaran informasi surveilans DBD minimal meliputi: data endemisitas dan distribusi kasus DBD per kecamatan tabel, grafik dan mapping
dan data kecenderungan penyakit DBD. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi hasil
surveilans yang didistribusikan oleh pemegang program P2DBD seksi Pemberantasan sudah sesuai dengan tataran ideal. Berikut ini adalah Tabel 5.8
yang menunjukan perbandingan antara tataran ideal kebutuhan informasi surveilans DBD dengan kenyataan di Dinas Kesehatan Kab. Tegal.
Tabel 5.9. Matrik Perbandingan antara Tataran Ideal Kebutuhan Informasi Surveilans dengan Kenyataan di Tempat Penelitian
Tataran Ideal Kebutuhan Informasi Surveilans
Kenyataan di Tempat Penelitian
Kesesuaian
Informasi yang
didistribusikan ke sasaran informasi surveilans DBD
minimal meliputi: -
Data endemisitas dan distribusi kasus DBD per
kecamatan tabel, grafik dan mapping
- Data
kecenderungan penyakit DBD
Datainformasi yang
dibutuhkan oleh pengguna informasi surveilans DBD
baik di Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal maupun
lembagainstansi di luar Dinas
Kesehatan Kabupaten Tegal meliputi:
- data jumlah kasus DBD
- data wilayah terkena
DBD Sudah sesuai tetapi
dalam penyajian data distribusi kasus DBD
masih
belum menggunakan
data mapping
5.1.1.4. Evaluasi Input Pendanaan Money dalam Pelaksanaan Surveilans
DBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal
Pendanaan atau biaya merupakan komponen penting dari sebuah organisasi. Tanpa adanya pendanaan, organisasi tidak bisa menjalankan program-
program yang sudah direncanakan. Evaluasi pendanaan dalam pelaksanaan
surveilans DBD di Dinas Kesehatan Kab. Tegal meliputi: evaluasi terhadap jumlah alokasi dana dan evaluasi terhadap sumber dana.
Berdasarkan hasil penelitian yang dievaluasi dengan tataran ideal dapat disimpulkan bahwa di Dinas Kesehatan Kab. Tegal pendanaan surveilans DBD
sudah sesuai karena jumlah dana sudah mencukupi dan sumber dana program surveilans berasal dari APBD Kabupaten walaupun tidak ada dana alokasi khusus
untuk program surveilans DBD. Biaya tersebut merupakan biaya yang diperuntukan bagi program P2DBD dengan nama kegiatan penyemprotan sarang
nyamuk. Tetapi pada kenyataannya biaya tersebut juga digunakan untuk kegiatan lain selain penyemprotan, salah satunya untuk kegiatan surveilans DBD. Hal itu
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Frans 2010 bahwa dana APBD kabupaten yang dialokasikan dari tahun ke tahun fluktuatif, dana
tersebut juga lebih banyak diprioritaskan kepada hal-hal teknis berupa alat operasional tetapi kurang kepada pengembangan kemampuan petugas berupa
pelatihan-pelatihan. Hal senada juga disampaikan oleh Rahayu 2012 bahwa Belum tersedianya dana yang cukup dapat menyebabkan tidak maksimalnya
pelaksanaan kegiatan. Menurut KMK RI Nomor 1116MENKESSKVIII2003 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan sumber biaya penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan terdiri sumber
dana APBN, APBD KabupatenKota, APBD Propinsi, Bantuan Luar Negeri, Bantuan Nasional dan Daerah, dan swadaya masyarakat. Pembiayaan program
pengendalian DBD meliputi biaya pemberantasan vektor secara kimiawi dan
pengelolaan lingkungan melalui pemberantasan sarang nyamuk PSN, biaya surveilans, biaya penyuluhan kesehatan dan knowledge, information and
education KIE dan biaya koordinasi dengan pihak luar Dinas Kesehatan Depkes RI, 2003.
Tabel 5.10. Matrik Perbandingan antara Tataran Ideal Alokasi Dana Program Surveilans dengan Kenyataan di Tempat Penelitian
Tataran Ideal Alokasi Dana Program Surveilans
Kenyataan di Tempat Penelitian
Kesesuaian
1. Menurut KMK RI Nomor
1116MENKESSKVIII2 003
Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi
Kesehatan, sumber dana penyelenggaraan
sistem surveilans
epidemiologi kesehatan berasal dari:
- APBN,
- APBD KabupatenKota,
- APBD Propinsi,
- Bantuan Luar Negeri,
- Bantuan Nasional dan
Daerah, dan -
Swadaya masyarakat. a.
Jumlah dana untuk program
DBD tiap
tahun sebesar Rp 200.000.000,00
untuk program P2DBD yang
meliputi penyemprotan sarang nyamuk, dan
surveilans DBD dan biaya
pengendalian DBD lainnya.
b. Sumber dana untuk
kegiatan program DBD bersumber dari Dana
Alokasi Umum APBD Kabupaten Tegal
c. Tidak
ada alokasi
khusus untuk program surveilans DBD
Sudah sesuai
karena jumlah dana
sudah mencukupi dan
sumber dana
program surveilans
berasal dari
APBD Kabupaten
walaupun tidak ada
dana alokasi khusus
untuk program surveilans
DBD.
5.1.1.5. Evaluasi Input Metode Method dalam Pelaksanaan Surveilans DBD