Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketersediaan SOP surveilans DBD sudah sesuai. Secara rinci perbandingan antara tataran ideal
ketersediaan SOP surveilans DBD dapat diketahui pada Tabel 5.12 di bawah ini: Tabel 5.12. Matrik Perbandingan antara Tataran Ideal Ketersediaan SOP
Surveilans dengan Kenyataan di Tempat Penelitian
Tataran Ideal SOP Surveilans DBD
Kenyataan di Tempat Penelitian
Kesesuaian
Pedoman yang
bersifat teknis
di lapangan
diwujudkan dalam bentuk SOP
yang disusun
berdasarkan peraturan dan pedoman Bappenas, 2006
a. SOP yang digunakan
untuk program
surveilans DBD
di Dinas
Kesehatan Kabupaten
Tegal terdiri dari:
- Modul Pengendalian
DBD tahun 2011 dan -
SPO Program
P2DBD No. kode 440 terbitan 2014
oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Tegal.
Sudah sesuai karena sudah menggunakan
SOP sebagai
pedoman pelakasanaan
surveilans di program P2DBD
5.2. HAMBATAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN
5.2.1. Hambatan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa hambatan yang mempengaruhi kelancaran penelitian baik sebelum, setelah,
maupun saat penelitian berlangsung. Hambatan-hambatan tersebut antara lain : 1.
Ada 1 informan utama yang sulit ditemui dikarenakan informan tersebut sedang bertugas di luar kota sehingga peneliti harus menunggu sampai
informan tersebut kembali ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal.
2. Dalam menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan peneliti, sebagian
informan kurang begitu paham memahami maksud dari pertanyaan yang diajukan, sehingga peneliti perlu menjelaskan kembali maksud dari pertanyaan
tersebut. 3.
Dalam waktu satu hari, peneliti hanya bisa melakukan wawancara dengan 1 informan utama saja dikarenakan 3 informan utama tidak berada di tempat
yang sama pada hari yang sama.
5.2.2. Kelemahan Penelitian
Kelemahan dalam penelitian ini adalah peneliti merupakan peneliti kualitatif pemula dimana keterampilan bertanya dan kemampuan menganalisis
data masih kurang tajam, sehingga belum sepenuhnya menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini diatasi peneliti dengan melakukan bimbingan kepada
dosen pembimbing dan memperbaiki kesalahan, sehingga penulisan hasil penelitian maupun pembahasan menjadi lebih baik.
119
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai evaluasi input sistem surveilans Demam Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kab. Tegal, dapat disimpulkan
bahwa: 1.
Tenaga man surveilans DBD pada program P2DBD Dinas Kesehatan Kab. Tegal belum sesuai dengan tataran ideal. Hal itu didasarkan pada belum
terpenuhinya kriteria dalam evaluasi yang meliputi jumlah dan latarbelakang pendidikan tenaga surveilans DBD serta ketersediaan tenaga terlatih dalam
manajemen dan teknis pengendalian DBD. 2.
Sarana dan prasarana material-machine pelaksanaan surveilans DBD pada program P2DBD Dinas Kesehatan Kab. Tegal yang sudah sesuai dengan
pedoman adalah ketersediaan formulir surveilans DBD, ketersediaan ATK alat tulis kantor, ketersediaan alat komunikasi. Sedangkan sarana dan
prasarana yang belum sesuai dengan pedoman meliputi ketersediaan perangkat komputerlaptop, dan ketersediaan perangkat lain.
3. Sasaran market informasi dalam pelaksanaan surveilans DBD sudah sesuai
pedoman karena informasi hasil surveilans DBD sudah memiliki dan menyebarluaskannya kepada sasaranpengguna informasi hasil surveilans
DBD. Demikian pula dengan kebutuhan informasi hasil surveilans DBD yang sudah memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna informasi