Definisi Surveilans Epidemiologi Manajemen Surveilans Epidemiologi

9. Sistem kewaspadaan dini SKD dan penanggulangan KLB Kegiatan SKD DBD merupakan kegiatan untuk mencegah terjadinya KLB dan apabila telah terjadi KLB, dapat dilakukan penanganan dengan segera.

2.1.3. Surveilans Epidemiologi

2.1.3.4. Definisi Surveilans Epidemiologi

Menurut WHO, Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi kepada penyelenggara program, instansi pihak terkait secara sistematis dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Berdasarkan KEPMENKES No 1116 tahun 2003 tentang pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan, Surveilans adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efisien dan efektif melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan Dirjen PP dan PL, 2011: 26. Surveilans Epidemiologi Amiruddin, 2012: 19 adalah suatu proses terus-menerus dan sistematis yang terdiri dari empat kegiatan utama, yaitu pengumpulan data yang relevan; pengolahan data; analisis data; dan penyebarluasan data serta interpretasinya kepada mereka yang menangani program pemberantasan penyakit.

2.1.3.5. Kegiatan Surveilans Epidemiologi

Surveilans epidemiologi merupakan salah satu kegiatan pokok dalam pengendalian suatu penyakit. Surveilans epidemiologi mempunyai kegiatan antara lain sebagai berikut: Dirjen PP dan PL, 2011:

2.1.3.5.1. Pengumpulan Data

Dalam surveilans, kegiatan pengumpulan data merupakan satu kegiatan yang utama. Data yang dikumpulkan adalah data epidemiologi yang jelas, tepat dan ada hubunganya dengan penyakit yang bersangkutan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara surveilans aktif dan surveilans pasif. Surveilans aktif dilakukan petugas surveilans dengan cara melakukan kunjungan ke unit sumber data di puskesmas, rumah sakit, laboratorium danatau langsung di masyarakat serta sumber data lain seperti riset dan penelitian yang berkaitan secara teratur terhadap satu atau lebih penyakit pada waktu tertentu. Surveilans aktif biasanya digunakan bila ada penyakit baru yang ditemukan. Sedangkan surveilans pasif dilakukan pengumpulan data oleh petugas surveilans di tingkat puskesmas sampai nasional tentang kejadian penyakit dalam masyarakat yang dilaporkan secara teratur baik melalui rumah sakit, pusksemas atau instansi kesehatan lainnya Dirjen PP dan PL, 2003: 15; Amirudin, 2013: 51. Alat pengumpul data yang sering digunakan dalam kegiatan surveilans epidemiologi adalah kuesioner. Menurut Languir dalam Amirudin 2012: 52 dan Dirjen PP dan PL 2003: 15 sumber data yang digunakan dalam kegiatan surveilans epidemiologi adalah sebagai berikut: 1. Pencatatan Kematian Pencatatan kematian yang dilakukan di tingkat desakelurahan dilaporkan kepada kantor kelurahan kemudian ke kantor kecamatan dan puskesmas. 2. Laporan Penyakit Laporan penyakit digunakan untuk mengetahui distribusi penyakit. Informasi yang ada di laporan penyakit meliputi nama penderita, nama orang tua penderita jika penderita masih anak-anak, umur, jenis kelamin, alamat lengkap, diagnosis dan tanggal mulai sakit jika diketahui. 3. Laporan Wabah Laporan wabah digunakan apabila suatu penyakit terjadi dalam bentuk wabah, misalnya keracunan makanan, influenza, demam berdarah dan lain sebagainya. 4. Pemeriksaan Laboratorium Laboratorium merupakan sarana yang digunakan untuk mengetahui kumanvirus penyebab penyakit dan pemeriksaan lainya seperti: gula darah, urine dan lain sebagainya. Hasil dari pemeriksaan laboratorium dapat digunakan sebagai penunjang sumber data lain. 5. Penyelidikan kasus Penyelidikan kasus dilakukan untuk memastikan diagnosis penyakit penderita yang dilaporkan dan mengetahui banyak hal lainnya yang perlu dilakukan penyelidikan lengkap. 6. Penyelidikan wabah Penyelidikan wabah dilakukan apabila terjadi peningkatan frekuensi penyakit yang melebihi frekuensi biasanya. Kegiatan penyelidikan wabah meliputi semua bidang, baik klinis, laboratoris maupun epidemiologis. 7. Survei Survei adalah suatu cara penelitian epidemiologi untuk mengetahui prevalensi penyakit. 8. Laporan penyelidikan vektor penyakit Laporan penyelidikan vektor penyakit digunakan untuk surveilans penyakit yang bersumber pada binatang. 9. Penggunaan obat dan vaksin Keterangan obat yang meliputi jenis, jumlah dan waktu digunakan serta efek samping dari obat tersebut dapat memberi petunjuk mengenai penyakit yang diderita. 10. Keterangan penduduk atau kondisi lingkungannya Keterangan tentang penduduk penting untuk menetapkan resiko penyakit pada populasi dan untuk melengkapi gambaran epidemiologi dari penyakit.

2.1.3.5.2. Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Data

Menurut Amirudin 2012: 53 data yang telah terkumpul harus segera diolah, dianalisis dan diinterpretasikan. Tujuan pengolahan data adalah untuk menyiapkan data agar dapat ditangani dengan mudah pada saat analisis. Di samping itu, data yang dianalisis harus bebas dari kesalahan saat pengumpulan data. Tujuan dari analisis data ialah untuk melihat variabel- variabel yang dapat menggambarkan permasalahan, faktor yang mempengaruhinya dan bagaimana data yang ada dapat menjelaskan tujuan sistem surveilans. Data surveilans secara rutin dimasukkan ke dalam program komputer. Penggunaan komputer dapat memudahkan dalam menganalisis data surveilans. Terdapat aspek kualitatif yang perlu dipertimbangkan dalam pengolahan dan analisis data surveilans yaitu ketepatan waktu dan sensitifitas data. Dalam pengolahan data terdapat kriteria-kriteria yang baik antara lain: tidak membuat kesalahan selama proses pengolahan data, dapat mengidentifikasi adanya perbedaan frekuensi dan distribusi kasus, teknik pengolahan data tidak menimbulkan persepsi yang berbeda dan metode yang digunakan harus sesuai dengan metode-metode yang wajar Dirjen PP dan PL, 2003: 16. Menurut Amirudin 2012: 55 hasil analisis data surveilans epidemiologi disajikan dalam bentuk: 1. Teks Gambaran dari variabel-variabel yang disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat. 2. Tabel Tabel dapat menggambarkan satu variabel atau lebih. Apabila menggambarkan dua variabel atau lebih disebut tabulasi silang. Tabulasi silang dapat bersifat analitik maupun deskriptif. 3. Grafik Terdapat beberapa bentuk grafik yaitu grafik batang, histogram, poligon frekuensi, grafik lingkaran, grafik garis dan spot map. Analisis data surveilans epidemiologi dapat dimulai dengan membuat pola penyakit menurut variabel orang umur, jenis kelamin, ras, dll, waktu hari, minggu, bulan, tahun, dll dan tempat kelurahan, kecamatan, kabupatenkota, provinsi dan negara serta di dunia.

2.1.3.5.3. Diseminasi Informasi

Hasil surveilans akan lebih bermanfaat bila disebarluaskan pada orang laininstansi dalam bentuk yang mudah dimengerti. Diseminasi informasi bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat dipahami orang lain dan digunakan dalam menentukan kebijakan kegiatan, upaya pengendalian, dan evaluasi baik berupa data maupun kesimpulan analisis Amirudin, 2013: 61. Cara diseminasi informasi adalah sebagai berikut: 1. Membuat laporan yang disampaikan kepada unit kesehatan yang lebih tinggi 2. Menyampaikan laporan dalam seminar atau pertemuan lainnya 3. Membuat tulisan di majalah atau jurnal secara rutin.

2.1.3.5.4. Umpan balik

Menurut Dirjen PP dan PL 2003: 61 surveilans yang baik adalah dapat memberikan umpan balik kepada sumber-sumber data surveilans agar mudah memberikan kesadaran kepada sumber data tentang pentingnya proses pengumpulan data. Bentuk umpan balik adalah ringkasan informasi laporan yang dikirimkan. “Apabila umpan balik berupa buletin, perlu diperhatikan agar selalu terbit tepat waktu dan selalu dicantumkan tanggal penerimaan laporan Amirudin, 2013: 64”

2.1.3.6. Manajemen Surveilans Epidemiologi

Menurut Dirjen PP dan PL 2003: 7 agar kegiatan surveilans epidemiologi berjalan sesuai yang diharapkan maka diperlukan manajemen kegiatan yang baik. Komponen manajemen yang perlu diperhatikan antara lain yaitu: 1. Input Kegiatan surveilans epidemiologi membutuhkan input untuk dapat berjalan optimal seperti: dokumen perencanaan tahunan, sarana komputer, ATK, perlengkapan surveilans, dan lain-lain, dana dana program dan bantuan, Sumber daya manusia, metode dan marketing. 2. Process Kegiatan surveilans epidemiologi dilaksanakan sesuai dengan yang telah diusulkan melalui perencanaan tahunan. Jenis kegiatan terdiri dari: pengumpulan, pengolahan dan analisis data, diseminasi informasi, penyelidikan KLB, Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa SKDKLB, seminar dan surveilans AFP, campak, TN, PTM, IN, HVB dan pariwisata. Terdapat perbedaan proses pelaksanaan kegiatan surveilans yang dilakukan di setiap tempatinstansi. 3. Output Keluaran yang dihasilkan pada kegiatan surveilans adalah laporan khusus, data dan informasi yang disebarluaskan dalam bentuk buletin epidemiologi, media elektronik, seminar, jurnal serta surat edaran.

2.1.3.4. Monitoring dan Evaluasi Surveilans Epidemiologi