itu, para pegawai telah mencapai integrasi atau kesatuan pandangan sehingga mewujudkan budaya organisasi yang etis. Selain integritas budaya organisasi
intansi pemerintahan Kabupaten Kudus juga dipengaruhi oleh komitmen yang tinggi dari para anggotanya.
6. Komitmen Organisasi
Pada Tabel 4.7 nilai rata-rata jawaban terendah ditunjukkan oleh indikator KOR3 dengan pertanyaan
“Saya bersedia menerima semua macam penugasan agar tetap bekerja dengan organi
sasi”. Hal tersebut berarti di instansi tempat mereka bekerja, para pegawai belum bisa menerima semua tugas dan
belum bisa menjalankannya secara maksimal. Komitmen Organisasi KOR di sektor pemerintahan Kabupaten Kudus
termasuk ke dalam kategori berkomitmen. Hal tersebut berarti para pegawai instansi pemerintah Kabupaten Kudus merasa senang bekerja dalam organisasi
pada instansi tersebut dibandingkan dengan organisasi instansi yang lain. Hal itu dibuktikan dengan mereka menerima semua tugas yang diberikan organisasi
kepada para pegawai dan mereka dapat bekerja sesuai target tanpa ada tekanan.
7. Penegakan Hukum
Pada Tabel 4.8 nilai rata-rata jawaban terendah ditunjukkan oleh indikator PH2 dengan pertanyaan
“Saya merasa proses penanganan pelanggaran peraturan dalam instansi ini selesai tepat waktu.”. Hal tersebut berarti di instansi
tempat mereka bekerja masih kurang dalam penanganan pelanggaran
peraturanyang sesuai dengan peraturan di instansi tersebut demi menegakkan hukum yang berlaku.
Penegakan Hukum PH di sektor pemerintahan Kabupaten Kudus termasuk ke dalam kategori efektif. Hal tersebut berarti para pegawai instansi
pemerintah Kabupaten Kudus merasa para pejabat cepat tanggap dalam menangani pelanggaran peraturan instansi sehingga penanganan pelanggaran
peraturan instansi selesai tepat pada waktunya. Keputusan kepala instansi juga memutuskan hukuman pelanggaran sesuai dengan aturan yang berlaku.
8. Fraud di Sektor Pemerintahan
Pada Tabel 4.9 nilai rata-rata jawaban tertinggi ditunjukkan oleh indikator FR3 dan FR10
dengan pertanyaan “Merupakan sesuatu yang wajar di instansi saya, apabila pengguna anggaran memasukkan kebutuhan lain yang tidak sesuai
k edalam belanja peralatan gedung kantor” dan “Bukan suatu masalah di instansi
saya menggunakan anggaran untuk keperluan pribadi”. Hal tersebut mengartikan bahwa menggunakan anggaran untuk keperluan pribadi di instansi tersebut sudah
wajar terjadi. Sehingga para pegawai masih kurang akan kesadaran untuk tidak menggunakan anggaran untuk kebutuhan pribadi.
Fraud yang terjadi di sektor pemerintahanKabupaten Kudus tergolong ke dalam kategori jarang terjadi.Hal tersebut dikarenakan instansi pemerintahan
Kabupaten Kudustidak terdapat kecurangan laporan keuangan karena setiap pencatatan bukti transaksi dilakukan dengan otorisasi pihak yang berwenang dan
dilakukan penilaian kembali terhadap asset kantor, di instansi Kabupaten Kudus
tidak terdapat penyalahgunaan asset berupa para pengguna anggaran yang meminta kuitansi kosong, di instansi Kabupaten Kudus tidak terdapat korupsi
karena setiap transaksi memiliki bukti pendukung dan tidak ditemukan adanya pengeluaran tanpa dokumen pendukung.
Instansi pemerintahan Kabupaten Kudus memiliki SPIP yang baik dan efektif sesuai dengan Pasal 47 ayat 1 PP 60 tahun 2008. Selain itu, sesuai
dengan analisis dekriptif yang diperoleh bahwa instansi pemerintahan Kabupaten Kudus memiliki budaya organisasi yang etis, dan gaya kepemimpinan yang
efektif sehingga memiliki tingkat kecurangan fraud yang rendah.
4.7.2 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis