merupakan  metode  analisis  yang  powerfull,  karena  tidak  didasarkan  pada banyak  asumsi.  Data  juga  tidak  harus  berdistribusi  normalmultivariate
indikator  dengan  skala  kategori,  ordinal,  interval  sampai  ratio  dapat digunakan  pada  model  yang  sama,  sampel  tidak  harus  besar.  PLS  selain
dapat  mengkonfirmasi  teori,  juga  untuk  menjelaskan  ada  atau  tidaknya hubungan  antar  variabel  laten  sehingga  dalam  rangka  penelitian  berbasis
prediksi PLS lebih cocok untuk menganalisis data. PLS  dapat  sekaligus  menganalisis  konstruk  yang  dibentuk  dengan
indikator refleksif dan formatif. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh SEM yang berbasis  kovarian  karena  akan  menjadi  unidentified  model.  Penelitian  ini
menggunakan  PLS    karena  ,  karena  tidak  didasarkan  pada  banyak  asumsi. Data  juga  tidak  harus  berdistribusi  normal  multivariate  indikator  dengan
skala  kategori,  ordinal,  interval  sampai  ratio  dapat  digunakan  pada  model yang  sama,  sampel  tidak  harus  besar,  dan  dapat  menganalisis  variabel
formatif.
3.4.4 Menilai outer model atau measurement model
Tahap  pertama  dalam  smartPLS  adalah  menilai  outer  model  yaitu proses  iterasi  indikator  dan  variabel  laten  diperlakukan  sebagai  deviasi
penyimpangan  dari  nilai  mean  rata-rata  dengan  tujuan  melihat  hubungan antara indikator dengan konstruknya.
3.4.5 Uji Composite Reability
Reliabilitas  reliability  merupakan  suatu  alat  pengukur  yang menunjukkan  akurasi,  konsistensi  dan  ketepatan  dari  pengukurnya
Jogiyanto,  2004.  Konsistensi  menunjukkan  seberapa  baik  item –item
pernyataan yang mengukur sebuah konsep bersatu menjadi sebuah kumpulan Sekaran, 2007.
Reliabilitas  konstruk  dalam  penelitian  ini  akan  diukur  dengan menggunakan  composite  reliability  dan  cronbach  alpha.  Konstruk  dikatakan
reliabel  jika  nilai  composite  reliability  maupun  cronbach  alpha  di  atas  0,70 Ghozali, 2011:43.
3.4.6 Uji Discriminant Validity
Discriminant  Validity  dari  model  pengukuran  dengan  refleksif indikator  dinilai  berdasarkan  Cross  Loading  pengukuran  dengan  konstruk.
Metode  lain  untuk  menilai  Discriminant  Validity  adalah  membandingkan nilai  Root  Of  Average  Variance  Extracted  AVE  setiap  konstruk  dengan
korelasi  antara  konstruk  dengan  konstruk  lainnya  dalam  model.  Jika  nilai AVE  setiap  konstruk  lebih  besar  daripada  nilai  korelasi  antara  konstruk
dengan  konstruk  lainnya  dalam  model,  maka  dikatakan  memiliki  nilai Discriminant  Validity  yang  baik  Fornell  Larcker,  1981  dalam  Ghozali
2008:25.
3.4.7 Menilai Inner Model atau Struktural Model
Pengujian  inner  model  atau  model  struktural  dilaukan  untuk  melihat hubungan  antara  konstruk,  nilai  signifikansi  dan  R-square  dari  model
penelitian. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk kostruk dependen, stone-geisser Q-square test untuk predictive relevance dan
uji-t  serta  signifikansi  dari  koefisien  parameter  jalur  struktural  Ghozali, 2008:26. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh
variabel  laten  independen  tertentu  terhadap  variabel  laten  dependen  apakah mempunyai pengaruh substantif.
3.4.8 Uji Hipotesis