1. Sistem Pengendalian Internal
Pada Tabel 4.2 nilai rata – rata jawaban terendah ditunjukkan oleh SPI5
pada pernyataan “Di instansi tempat saya bekerja diterapkan peraturan untuk dilakukannya pemantauan dan evaluasi atas aktivitas operasional untuk menilai
pelaksanaan pengendalian internal ”. Hal tersebut memiliki arti bahwa persepsi
para pegawai pemerintahan tentang pemantauan dan evaluasi aktivitas operasional kurang optimal. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya komunikasi sesama
pegawai di instansi tersebut. Sistem Pengendalian Internal SPI di sektor pemerintahan Kabupaten
Kudus termasuk ke dalam kategori efektif. Hal tersebut dikarenakan instansi Kabupaten Kudus memiliki lingkungan pengendalian yang baik, memiliki sistem
informasi dan komunikasi yang baik, dan memiliki aktivitas pengendalian yang efektif. Selain itu, instansi Kabupaten Kudus memiliki sumber daya manusia yang
memiliki integritas dan mentaati nilai etika, pimpinan dan pegawai yang memiliki komitmen, keteladanan seorang pemimpin, dan ketersediaan infrastruktur berupa
pedoman, kebijakan, dan prosedur yang terintegrasi dengan unsur – unsur SPIP
lainnya. Pasal 47 ayat 1 PP 60 tahun 2008 menyatakan bahwa Menteri
Pimpinan lembaga, gubernur dan bupati walikota bertanggungjawab atas efektivitas penyelenggaran sistem pengendalian intern di lingkungan masing-
masing. Berdasarkan pasal ini, tanggung jawab penyelenggaran SPIP dan keberhasilan penerapan SPIP di daerah sangat tergantung pada komitmen dari
kepala daerah masing-masing.
2. Gaya Kepemimpinan
Pada Tabel 4.3 nilai rata-rata jawaban terendah ditunjukkan oleh indikator GK3 dengan
pertanyaan “Di instansi tempat saya bekerja, pemimpin menyampaikan dengan jelas arah dan tujuan yang diinginkan kepada
bawahannya ”. Hal tersebut berarti bahwa pemimpin di instansi pemerintahan
tersebut masih kurang jelas saat menyampaikan arah dan tujuan yang diinginkan. Sehingga tidak semua pegawai dapat memahami apa yang menjadi tujuan
pemimpin untuk instansi tersebut. Gaya Kepemimpinan GK di sektor pemerintahan Kabupaten Kudus
termasuk ke dalam kategori efektif. Keberhasilan penerapan gaya kepemimpinan di instansi pemerintah dikarenakan oleh hubungan yang baik antara atasan dengan
bawahan, dimana pemimpin telah menyampaikan pembagian tugas dengan baik sehingga proses komunikasi yang baik dalam suatu instansi mengakibatkan proses
penyampaian informasi baik dari atasan kepada bawahan. Seperti yang telah dikemukakan oleh Robbin 2003 yaitu, komunikasi memelihara motivasi dengan
memberi penjelasan kepada bawahan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja. Sehingga terjalin kerjasama untuk mencapai tujuan instansi
yang telah ditetapkan.
3. Kesesuaian Kompensasi